Ini sudah ketiga harinya suamiku terbaring didalam sana, Aryo berkata bila dalam tiga hari Arka tidak melewati masa kritisnya maka kemungkinan terburuk akan terjadi.
"Kamu masih main-main sama aku ya mas!!! Kamu pikir aku akan menunggu kamu lagi, gak aku muak!!!" Ucapanku manandakan keadaanku yang begitu frustasi, betapa menggilanya aku berharap Arka bangun dengan ancamanku.
"Aku minta maaf ya mas!!! Aku cinta kamu mas, aku akan menunggu kamu selama apapun itu, karena Arkana hanya milik Komandan kaku" kalimatku ini ternyata seperti mantra dasyat yang seketika menyadarikan Arka, alarm berbunyi menandakan ada aktifitas pada bagian vital Arka. Aku tersenyum senang karena aku tahu Arka tidak akan meninggakkan ku dan bayinya yang ada dirahimku begitu saja.
"Arka sudah melewati masa kritisnya namun kondisinya masih begitu lemah" ujar Aryo yang baru saja keluar dari ruangan ICU tempat Arka di rawat, pandanganku seketika kabur jelas aku mendengar Aryo berteriak memanggil namaku lalu semua hitam dan gelap.
Ruang VVIP Rumah sakit Bhayangkara...
Aku membuka mataku yang terasa berat dan kepalaku rasanya seperti akan pecah, kulihat semua orang berdiri khawatir menatap ke arahku dan ku lihat punggung tanganku sudah dipasang alat infus.
"Kamu mau apa nak?" Tanya mamaku menghampiriku
"Arka gimana mah? Udah berapa lama aku disini?" Ya aku menyadari yang pasti lebih dari sehari aku sudah berada disini karena aku tahu jelas saat melihat Tia berada disini karena Aku menugaskan Tia ke sumba pastinya Tia pulang setelah pekerjaannya selesai.
"Sudah dua hari kamu seperti pingsan namun sebenarnya kamu tidur, karena kamu sudah tiga hari menjaga Arka dan tidak tidur nak.... Arka sudah baik-baik saja kamu gak perlu khawatir, ruangan Arka disebelah" memang selama menjaga Arka aku tidak tidur sama sekali, aku takut bila aku tidur Arka bangun lalu mencariku tapi aku lupa bahwa aku memiliki kehidupan lain didalam tubuhku. Aku mengelus perutku lalu hendak bangkit untuk bertemu suamiku pasti dia khawatir keadaanku, namun semua orang melarangku.
"Aryo aku mau ketemu Arka dan aku gak mau di infus nanti Arka khawatir" aku tahu hanya Aryo yang akan memenuhi keinginanku terbukti kini Aryo sudah memanggil suster untuk membuka infusku, aku bergegas berganti pakaian dibantu oleh Tia. Semua keluarga ku menatapku seperti kasihan namun jelas aku tidak mengerti apapun yang mereka pikirkan karena aku hanya ingin bertemu suamiku.
Aku dibantu oleh Tia berjalan menuju ruangan sebelah tempat Arka dirawat namun ternyata aku disuguhkan oleh pemandangan Arka sedang disuapi minum oleh Sheila, oh Tuhan cobaan apa lagi ini.
"Arka!!!" panggilku kemudian Arka mengalihkan pandangannya ke arahku dengan tatapan yang berbeda, aku berjalan mendekati ranjang Arka.
"Ma siapa perempuan hamil ini ma?" Ucapan Arka membuatku seperti tersambar petir di siang bolong lalu aku menatap mama yang menahan air matanya kemudian pergi, aku kemudian menatap Aryo yang baru saja masuk ke ruangan ini. Kini aku mengerti mengapa seluruh keluargaku memandangku kasihan dan melarangku bertemu Arka, aku mengerti lalu memutuskan untuk keluar mengikuti Aryo.
"Benturan keras pada kepalanya membuat Arka kehilangan sebagian ingatannya, tepatnya Arka amnesia sebagian. Itu kemungkinan paling baik dan paling buruk untuk kamu dek, kita juga tidak bisa memaksanya mengingat kamu kerena semalam dia sempat pingsan karena mama ika memaksanya mengingat kamu" inikah harga yang harus ku bayar untuk melihat Arka kembali sehat, aku menelan salivaku lalu memejamkan mataku sejenak mengingat Arka menyuruhku bersabar sedikit lagi. Ironisnya takdir mempermainkan aku dan bayi tak berdosa yang ada dalam perutku.
"Nak jangan marah sama papa ya, papa gak akan lupain kita kok percaya sama mama!!" Ujarku sambil mengelus perut buncitku yang kurang dari 5 minggu lagi pasti aku akan melahirkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/135468561-288-k17005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Enemy
RomansOrang bilang bila menemukan cinta sejati itu seperti mencari bunga yang indah di dalam hutan namun kalian harus ingat ketika sudah menemukannya jangan menganggap kalian akan menemukannya yang lebih indah lagi di tempat lain, Karena cinta tidak sesim...