Pagi ini di kediaman keluarga Ramiro tidak seperti biasanya karena tidak pernah di rumah ini terjadi sarapan pagi bersama seperti yang terjadi pagi ini. Hangat itu yang ada dihati Arkana karena suasana seperti ini yang ia rindukan setiap harinya ditambah kehadiran suami yang ia cintai.
"Bagaimana tidurmu Aryo?" Tanya Arsa dengan kaku dan tidak seperti biasanya sehingga kedua adiknya memasang wajah heran.
"Ahh tidur ya ... aku tidak bisa tidur karena ada suara-suara aneh yang mengganguku, bagaimana dengan tidurmu kak ? Atau kau juga merasakan hal yang sama?" Aryo tahu bila Arsa berniat menjahili adiknya Arkana. Ya jelas sekali mereka berdua tadi malam terganggu mendengar suara kedua insan yang sedang berlayar itu, namun mereka tidak menyangka adik kecilnya sudah dewasa sekarang.
"Uhukkk ... uhukkk" Arkana terbatuk mendengar pembicaraan kedua kakaknya yang ia yakin kedua kakaknya itu mendengar erangan dari kegiatan panasnya dengan Arka, wajah Arkana memerah malu lalu meminum air untuk menetralkan keterkejutannya. Arkana melirik suaminya yang dengan santai masih memakan sarapannya seperti tidak mendengar apa-apa.
"Kenapa Arkana ? Kamu denger juga suara itu?" Tanya Arsa yang semakin membuat wajah Arkana memerah malu, Arkana menginjak kaki suaminya lalu menatap suaminya dengan tajam karena ini ulah Arka.
"Kak Arsa dan Aryo nanti juga mengerti sayang kalo udah nikah, gak usah malu!!! Ya kan pa ma? Makanya kak Arsa nikah dan kamu juga Aryo!!" Arka buka suara namun bukan membela Arkana malah mengucapkan kalimat yang membuat Arkana tambah malu, semua yang ada di meja makan tertawa mendengar kata-kata yang keluar dari mulut komandan brengsek ini.
"Cepat kasih papa cucu ya" Arkana hanya menunduk pasrah lalu melihat Arka lagi, bukan ia tidak mau hamil namun Arka masih melarangnya hamil menunggu Arka pulang dari sudan.
"Pa ma ... Arka melarang Arkana hamil karena Arka gak mau saat Arka jauh Arkana hamil lalu kesusahan sendiri, Arka harap mama dan papa sabar menunggu Arka pulang untuk punya cucu ... lagian kami lagi menikmati pacaran halal" jelas Arka
"Papa sama mama akan selalu menunggu ... Arkana kamu dengar itu ? Jadi jangan pasang wajah seperti itu" tegas sang papa yang memperhatikan wajah lesuh dan sedih Arkana, karena apa yang di katakan Arka itu masuk akal.
"Arka papa punya sesuatu buat kamu ... nanti setelah makan keruang kerja papa ya" pinta sang papa mertua pada Arka yang dibalas anggukan oleh Arka namun ketiga saudara sedarah itu saling melemparkan tatapan heran karena biasanya kalo di panggil ke ruang kerja berarti sesuatu penting.
****
Arka masih setia menyetir tanpa menghiraukan rengekan Arkana yang ingin tahu apa yang terjadi di ruang kerja papanya, Arka tersenyum sesekali melihat tingkah istrinya.
"Kenapa senyum? Apa yang lucu?" Arkana memasang wajah galak pada suaminya hingga membuat Arka menepikan mobil mereka lalu tertawa puas sambil mencubit pipi Arkana yang sedari tadi ingin ia lakukan karena gemas melihat tingkah Arkana.
"Papa kasih aku ini"Arka menunjukkan sebuah map berisi surat notaris yang menyatakan bahwa 15% saham perusahaan Ramiro grup milik Arka, ya papa Arkana memberikan sedikit hadiah untuk menantu kesayangannya namun itu bukan nilai yang sedikit bahkan gaji Arka seumur hidup di kepolisianpun tidak mampu membeli saham itu.
"Aku ga mau terima tapi papa maksa, katanya papa udah anggap aku kayak anaknya" jelas Arka lagi
"Ya terima aja mas ... malah kurang banyak lagi" Arkana tertawa melihat reaksi suaminya yang terbebani menerima hadiah dari papanya, Arkana tahu kalau harta keluarga Arka pun banyak walaupun tak sebanyak harta keluarga Arkana namun papanya memberikan itu pasti sudah berpikir matang baik atau buruknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/135468561-288-k17005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Enemy
Storie d'amoreOrang bilang bila menemukan cinta sejati itu seperti mencari bunga yang indah di dalam hutan namun kalian harus ingat ketika sudah menemukannya jangan menganggap kalian akan menemukannya yang lebih indah lagi di tempat lain, Karena cinta tidak sesim...