The Sweet Enemy

1.2K 68 20
                                    

*Maaf ya lama gak nongol karena aku nikah,hamil dan sekarang lagi sibuk ngurusin bayi ....

Arkana sedang menyusun rencana untuk mejahili Arka yang mesum, Arkana merasa komandan kaku itu kini otaknya sedikit rusak hingga menjadi komandan mesum. Mengingat kejadiam semalam membuat Arkana mengupat pada dirinya sendiri karena dengan suka rela menyerahkan diri pada Arka yang disambut dengan baik bahkan sangat baik hingga berjam-jam lamanya, kadang Arkana heran kenapa Arka begitu tahan dan kuat.

"Loe lagi ngapain na ... Kok senyum-senyum sendiri, jangan bilang loe udah kepincut Ama komandan kaku lor itu ya ???" Tia menggoda Arkana yang sedang senyum-senyum sendiri melihat hpnya.

"Idih dia mah bukan tipe gue kali ... Tipe gue itu romantis dan lemah lembut kayak " Arkana kembali senyum-senyum dan menjawab dalam hati "kayak kak Sean"  namun segera ia tepis karena Arkana sekarang sudah menjadi istri orang.

"Kayak siapa?" Suara bariton yang tiba-tiba muncul membuat dua orang yang sedang duduk di meja kasir langsung menoleh ke arah si pemilik suara itu, pria itu Arka dengan kemeja putih yang sudah kusut yang beberapa kancingnya atasnya dibuka dan tangan yang digulung setengah namun semakin membuat keseksian Arka bertambah berkali-kali lipat. Padahal tadi pagi Arka yang rapih dengan kemeja putih itu dan dasi merah yang setia dilehernya tidak setampan ini.

"Istri ku nakal ya ... Bayangin pria lain padahal suaminya lagi banting tulang untuk cari rezeki, jangan bilang pria itu si Dean Dean itu ya?" Arka bertanya dengan nada mengintimidasi dan tatapan yang tajam seperti suami yang sedang cemburu.

"Namanya Sean bukan Dean" tegas Arkana sambil membesarkan bola matanya saat Arka seenak jidatnya mengganti nama orang.

"Terserah namanya siapa aku gak peduli, yang pasti aku sama dia jauh lebih baik aku.. Kalo memang dia beneran ada rasa Ama kamu seharusnya dia pulang untuk dapetin kamu bukan malah sibuk di Jerman. Itu artinya kamu bukan prioritas dia" jelas Arka sambil tersenyum mengejek, apa yang dikatakannya memang ada benarnya.

"Bener tuh kata suami loe" Tia pun mulai tak bersahabat membela si komandan kaku ini.

"Ti loe itu sahabat siapa sih ??? Kok loe nusuk gue dari belakang" Arkana menatap Tia dengan intens "jangan-jangan loe udah di bayar buat belain si sempak baru ini"

"Na gue cuman ngerasa yang dibilang suami loe ini ada benarnya lagian kan kalian udah nikah lebih baik kalian coba buka hati untuk kalian masing-masing, masa udah nikah yang cowok ngigauin nama perempuan lain pas tidur trus yang cewek dambain laki-laki lain ... coba deh kalian terima keadaan ini anggap ini Takdir terbaik karena pernikahan itu terlalu suci untuk dipermainkan" omel Tia sambil berjalan menjauhi sepasang suami istri yang sama-sama larut dalam pemikiran masing-masing.

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Arkana memikirkan apa yang dikatakan Arka benar begitu pula apa yang dikatakan oleh Tia. Arkana memang harus berusaha menerima kenyataan dia sudah menikah dan mulai membuka hati untuk Arka tapi apa Arka juga akan membuka hati untuk Arkana.

"Aku mau ngomong" mereka berdua serentak.

"Oke ... Ladies first" Arka mempersilahkan Arkana berbicara lebih dulu.

"Arka mungkin apa yang di bilang Tia ada benarnya ... Aku rasa aku mau memulai yang baru sama kamu, dan mungkin memang kita harus beneran jalani peran kita soalnya aku takut dosa, kita jalani Takdir kita ini, mungkin kamu memang jodoh yang dikirim Tuhan untukku" Arkana berbicara dengan perlahan karena takut Arka akan menertawakan nya.

"...."

"Arka jawab dong kok diam aja!!" Rengekan Arkana yang menuntut jawaban dari pria kaku itu. Arka menepikan mobilnya lalu menatap lekat istrinya.

My Sexy EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang