Chapter 33 | Terikat

183 14 0
                                    

~Sign Of The Time~

Harry Styles

.

.

.

'Aku kehilangan semua orang dan aku harap aku tidak kehilangan diriku.'

_________________

Carla melangkahkan kakinya mundur menjauh dari hadapan Theo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Carla melangkahkan kakinya mundur menjauh dari hadapan Theo. Kedua matanya tidak henti-henti mengeluarkan air mata. Mengeluarkan rasa kecewa dan lelahnya. Napasnya terseguk-seguk karena tangisan yang tidak berhenti. Kekecewaannya terhadap Theo cukup memukul keras dirinya.

"Sudah aku katakan. Aku bukan orang baik," ujar Theo tenang. Wajahnya sama sekali tidak menunjukan rasa bersalah atau penyesalan. Dari awal, ia sudah memberi peringatan kepada Carla. Bukankah wanita itu sendiri yang yakin kalau ia tidak akan menyakiti.

Carla tersenyum getir mendengar ucapan Theo. Matanya yang penuh air mata itu menatap wajah tampan milik pria itu, lalu berkata, "Kau benar. Jangan pernah memuji dan menganggap seseorang berlebihan karena nanti akhirnya akan kecewa."

"Rean targetku. Saat kau mencuri dompetku, saat itu Rean sudah menjadi targetku dan nyatanya kau adalah kekasihnya," ujar Theo memberi tahu Carla.

"Itu bukan hal yang penting lagi," kata Carla.

"Itu pilihanmu Carla. Plihanmu untuk menganggap semua orang pantas mendapatkan simpati dan pertolongan," ujar Theo, namun Carla tidak terima akan hal itu.

"Kau memanipulasi diriku!" bentak Carla tidak terima.

"Kau, Rean, dan mungkin hampir dari semua pria yang ada di bumi ini tidak akan pernah bisa mencintai seseorang dengan tulus. Kalian hanya menggunakan kami. Menggunakan wanita untuk mencapai apa yang kalian inginkan. Kalian tidak akan tulus. Akan ada suatu hal tersembunyi. Kebaikan yang kalian tunjukan itu karena ada alasannya!" Carla menarik napasnya untuk mengontrol dirinya.

"Kau hanya membutuhkan diriku, bukan menginginkan...." kata Carla mencoba menerima kenyataan.

"Terima kasih Theo, dan mungkin ini saat yang tepat untuk mengatakan selamat tinggal," ucap Carla dan menghapus air matanya. Perpisahan harus berakhir baik dan berkesan bukan? Maka ia tidak ingin ada air mata yang mengalir untuk saat ini.

"Senang mengenalmu. Aku pamit," kata Carla, lalu membalikkan tubuhnya. Kedua telapak tangannya menutup wajahnya untuk beberapa detik sebelum melangkah pergi. Bukan. Yang membuatnya kecewa dan menangis bukan karena Theo yang tidak mencintainya atau karena pria itu tidak percaya cinta, namun yang membuatnya seperti ini adalah karena semua orang tidak bisa menghargainya. Karena semua orang hanya memanfaatkannya, menggunakan dirinya tanpa memikirkan dampaknya. Carla kecewa karena dirinya tidak pernah cukup. Dirinya selalu ditinggalkan dan tidak ada seseorang yang menetap bersamanya.

Dancing With The Devil | END (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang