Chapter 8 | Waktu Terus Berjalan

313 15 0
                                    

~Nothing's Gonna Hurt You Baby~

Cigarettes After Sex

.

.

.

'Luka akan sembuh dengan sendirinya jika tidak ada sesorang yang merecok.'
_________________

Napas Queenie masih bergemuruh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Napas Queenie masih bergemuruh. Air mata yang ada di wajahnya hampir mengering terkena angin. Langkah kakinya tiba-tiba berhenti. Melihat Queenie tidak lagi melangkah membuat pria yang ada di sampingnya ikut berhenti. Pria yang Queenie kenal tanpa mengetahui namanya itu tidak berbicara sama sekali dan juga tidak melangkah meninggalkannya.

"Kau bisa pergi. Terima kasih sudah membantu," ucapnya. Queenie tidak mendengar sepatah kata pun dari pria itu. Tetapi matanya melihat gerakan bayangan yang mulai pergi menjauh darinya. Queenie tahu bayangan milik siapa itu. Setelah tidak lagi melihat bayangan pria itu, Queenie menundukan kepalanya begitu rendah. Tubuhnya bergetar dan kembali menangis. Tidak ada isakan yang terdengar karena Queenie menggigit bibirnya kuat-kuat agar tidak mengeluarkan suara.

"Butuh tumpangan?"

Queenie mengehentikan tangisannya. Posisi kepala yang menunduk membuat matanya dapat melihat sepasang kaki. Itu berarti ada seseorang yang berdiri di hapadannya. Queenie tahu milik siapa sepasang kaki itu.

Tidak ingin terlihat menyedihkan, Queenie segera menghapus air matanya dan kembali menegakan kepalanya untuk menatap wajah pria itu. Queenie tipe orang yang tetap bisa menatap mata seseorang tidak peduli dalam kondisi apa pun. Itu sebuah kelebihan untuk membuat lawan bicaranya yakin.

"Nah, tahank you," tolak Queenie sembari menggelengkan kepalanya pelan.

"Kau ingin pergi ke Rumah Sakit bukan?" tanya Theo.

"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku ingin pergi ke Rumah Sakit?" heran Queenie, melontarkan kembali sebuah pertanyaan kepada Theo.

"Kebetulan saja. Tujuan kita sama," jawab Theo seperlunya.

"Lalu?" heran Queenie.

"Aku menawarimu berbagi taksi," ucap Theo.

"Tidak, terima kasih. Aku bisa naik bus saja," balas Queenie.

"Aku yang akan membayar taksi-nya," ralat Theo. Ucapa Theo membuat Queenie menatap pria itu untuk beberapa saat. Queenie menimbang-nimbang tawaran dari pria yang pernah ia curi uangnya itu. Kenapa pria itu masih tetap baik kepadanya? Tapi mengingat ia bisa menghemat ongkos perjalanan, membuat Queenie melupakan tindakan buruknya. Persetanan! Pria ini mungkin tidak mengetahui tindakannya!

"Okay. Aku ikut denganmu," ucap Queenie.

Theo mempersilahkan Queenie untuk masuk ke dalam taksi lebih dulu saat ada mobil berwana kuning berhenti di hadapan mereka. Mata biru tajamnya terus memperhatikan gerakan tangan kanan Queenie yang berusaha menutupi luka pada pergelangan tangan kirinya. Luka itu adalah luka memar yang Rean berikan.

Dancing With The Devil | END (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang