Chapter 9 | Is This Love?

342 13 0
                                    

~Water Fountain~

Alec Benjamin

.

.

.

'Tidak usah berkorban lebih untuk seseorang yang bahkan tidak sama sekali menghargai. Itu tidak akan berhasil. Akhirnya akan sia-sia.'
______________________

'______________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08:00 PM

Queenie melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung Rumah Sakit. Ia mengurungkan niatnya untuk bertemu Feliks. Selain memikirkan ucapan Leo sebelumnya, Queenie juga merasa sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk meminjam uang kepada Feliks. Queenie akan meminjam uang kepada Feliks jika memang dirinya benar-benar sangat membutuhkan. Untuk saat ini, Queenie cukup memanfaatkan upahnya.

Delapan ratus dollar. Leo memberinya uang sebesar delapan ratus dollar untuk dua hari membantu mengedarkan barang haram. Kata Leo sebenarnya Queenie bisa mendapatkan lebih, namun Feliks memerintahkan Leo cukup memberinya delapan ratus dollar. Alasannya karena Queenie masih pemula. Jika sudah berlangsung agak lama dan tetap setia, maka Feliks akan memberi lebih.

Hal itu juga menjadi pertimbangan bagi Queenie ketika ingin meminjam uang kepada Feliks. Jika Feliks sudah yakin dengan kesetiaannya, mungkin Queenie bisa meminjam uang kepada pria itu dengan syarat dirinya benar-benar dalam keadaan sulit. Untuk saat ini Queenie lebih baik memanfaatkan hasil yang ada.

"Agnes? Kapan kau datang?" tanya Queenie saat tiba di kamar inap Cassie.

Untuk sekarang Queenie ingin melupakan bebannya sejenak. Terlebih saat ini dirinya tengah bersama Cassie dan juga Agnes. Queenie tidak ingin memperlihatkan beban yang dipikulnya. Queenie berusaha bertingkah biasa saja dan menyembunyikan luka lebam yang ada di pergelangan tangannya.

"Tiga puluh menit yang lalu mungkin. Aku ingin menjenguk Bibi," balas Agnes.

"Dan ya, tadi ada seorang suster memintaku untuk menebus obat. Aku tidak terlalu paham, jadi aku menunggumu. Kau bisa pergi ke ruang administrasi rawat inap," lanjut Agnes. Queenie mengangguk paham dan bergegas turun untuk menebus obat. Cassie memanggil putrinya saat Queenie ingin melangkah. Queenie berhenti dan menoleh dengan raut bertanya.

"Are you okay, honey?" tanya Cassie lembut. Nada suaranya terdengar lemah dan bergetar. Walau sudah berusaha keras menutupi rasa tertekan dan lelahnya, tapi sayangnya Queenie tidak akan pernah bisa berbohong di hadapan Ibunya. Cassie akan selalu tahu. Cassie bisa merasakan tekanan yang tengah dialami putrinya.

"Sure! Aku hanya sedikit lelah," jawab Queenie memberi senyum hangatnya dan melanjutkan langkahnya menuju ruang adminisatrasi rawat inap. Cassie memandangi kepergian Queenie dengan tatapan khawatir. Mata coklatnya beralih menatap Agnes untuk menanyakan kondisi putri satu-satunya itu.

Dancing With The Devil | END (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang