Chapter 5 | For Mommy

418 15 0
                                    

~Old Town Road~

Lil Nax X

.

.

.

'Sensitive bukanlah hal negative. Itu sebuah berkah.'
______________________

Sadar kalau sedari tadi ada yang memperhatikannya, Leo segera menyelesaikan interaksinya bersama seorang wanita yang membeli sabu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sadar kalau sedari tadi ada yang memperhatikannya, Leo segera menyelesaikan interaksinya bersama seorang wanita yang membeli sabu. Leo menatap Queenie menyelidik. Bukannya mengalihkan pandangan matanya, mata coklat gelap Queenie malah balik menatap Leo tanpa rasa takut. Hal itu membuat Leo takut jika Queenie adalah seseorang yang berbahaya. Untuk memastikan, Leo segera menghampiri Queenie.

"You want this?" tawar Leo kepada Queenie. Queenie tidak menjawab, namun mata coklat gelapnya menatap barang haram yang Leo tawarkan kepadanya. Queenie memutuskan pandangan matanya dari barang terlarang itu dan beralih menatap sosok pria yang tadi menawarinya.

"Tidak, terima kasih," balas Queenie. Mendengar itu, Leo mengangkat sebelah alisnya dan mengangguk paham.

"Kau bisa mencobanya dulu," tawar Leo.

"Bukan itu yang aku inginkan untuk saat ini," balas Queenie acuh.

"Tapi kau membutuhkannya sekarang," ujar Leo.

"Bukan. Aku juga tidak sedang membutuhkan itu," balas Queenie yang memang nyatanya tidak tertarik dengan benda yang ada di tangan Leo. "Tanpa benda itu pun otakku sudah hilang arah. Kau tidak perlu menawarkannya padaku. Aku tidak butuh," lanjut Queenie pelan.

Leo memasukan benda berwarna putih yang ada di genggaman tangannya ke dalam saku jaket. Tubuhnya mengambil tempat duduk di samping Queenie. "Benda itu bisa mengatasi kesedihanmu. Dia bisa memberikan ketenangan," rayu Leo terus-terusan berusaha agar Queenie mau mencobanya. "Bagaimana jika benda itu hal yang tepat untuk masalahmu?" sambung Leo.

"I don't need that, dude. Kau bisa menjualnya pada orang lain," kata Queenie.

"Bagaimana jika aku jual padamu saja? Aku rasa kau orang yang tepat untuk benda ini," kata Leo sembari tersenyum kecil. "Memangnya apa lagi yang kau butuhkan jika bukan benda ini, huh?" tanya Leo pantang menyerah.

"Uang," jawab Queenie singkat.

"Damn! Everybody needs that, girl!" ujar Leo.

"Aku butuh pekerjaan dengan upah yang banyak dan cepat. Aku sangat membutuhkannya," ucap Queenie dan mengalihkan pandangannya menatap lelah wajah Leo. "Aku tidak akan melaporkanmu atau semacamnya. Itu urusanmu. Aku tidak ingin terlibat masalah hanya karena melaporkan seseorang yang menjual sabu," lanjut Queenie seperti tahu ketakutan yang ada di dalam diri Leo.

Queenie mengalihkan pandangannya dari Leo. Mata coklat gelap itu menatap lurus ke depan. Kosong. Tatapan mata itu terasa kosong "Tapi bagaimana bisa kau menjual benda itu di area Rumah Sakit? Itu hal yang aneh, kau tahu?" sambung Queenie. Rumah Sakit seharusnya bukan tempat yang tepat untuk menjual dan menggunakan benda terlarang itu.

Dancing With The Devil | END (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang