Chapter 42 | Jealous

206 14 0
                                    

~Terrence Loves You~

Lana Del Rey

.

.

.


Akan ada selalu wanita lain dalam hubungannya.'
______________________

Cleo merasa panik saat melihat kamar Edison kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cleo merasa panik saat melihat kamar Edison kosong. Awalnya ia berusaha tetap tenang, namun kala memeriksa tiap sudut halaman, Cleo tetap tidak menemukan keberadaan bocah laki-laki itu. Karena tidak bisa menemukan sang putra, Cleo memilih untuk bertanya kepada Theo. Siapa tahu pria itu membawa Edison untuk bermain.

Cleo mengetuk pelan pintu kamar yang ditempati oleh Carla dan Theo. Ketukannya tidak mendapatkan respon apa pun. Cleo kembali mengetuk, namun kali ini ia mengetuknya lebih kencang agar baik Theo atau Carla dapat mendengarnya. Tapi hasilnya sama seperti sebelumnya. Cleo memilh untuk mendrong knop pintu, dan ternyata pintunya tidak dikunci.

Cleo membuka pelan pintu kamar. Baru selangkah ia melangkah, kakinya sudah terhenti. Matanya melihat Edison yang tengah tertidur pulas dalam pelukan Carla yang juga sedang dipeluk hangat oleh Theo. Cleo terus memandanginya. Bagi Cleo, matanya seperti sedang melihat keluarga yang bahagia. Andai dirinya yang berada di posisi Carla....

Tanpa disadari, mata Cleo terasa buram karena matanya yang berkaca-kaca. Cleo berkedip, membuat matanya mengeluarkan butiran air mata, namun sesegera mungkin langsung ia usap. Ia senang jika Edison dapat menganal sosok Ayah dan berbahagia. Tapi yang ia harapkan bukan seperti ini. Dari dulu Cleo berharap Theo datang dan kembali bersamanya dan juga Edison, tanpa orang lain.

Tapi kenyataannya tidak seperti apa yang ia harapkan. Cleo harus belajar melupakan apa yang dulu terjadi, dan mulai menghargai kehadiran Carla sebagai sosok yang berharga bagi Theo. Ia harus merelakan apa yang dari dulu ia harapkan. Cleo harus dewasa. Kehadiran Theo hanya untuk menjadi sosok Ayah bagi Edison, bukan untuk membangun kelurga bersamanya.

"Cleo?" panggil Theo yang sudah membuka matanya. Mendengar suara itu, Cleo langsung tersadar dari lamunannya. Matanya yang tadi menatap kosong, kali ini sudah kembali terisi. Bibirnya tersenyum manis untuk menghiangkan rasa canggung.

"Maaf jika kehadiranku mengganggu. Tadi aku sudah mengetuk pintunya, namun tidak ada jawaban. Dan ternyata pintunya tidak terkunci, jadi aku langsung masuk saja. Awalnya aku ingin menanyakan keberadaan Edison yang tidak ada di kamarnya atau di lain sisi rumah ini. Namun saat aku masuk ke kamarmu, ternyata dia ada di sini," jelas Cleo tidak ingin dianggap lancang oleh Theo.

"Ya, dia di sini," kata Theo.

"Sejak kapan?" tanya Cleo.

"Semalam. Kenapa memangnya?"

Dancing With The Devil | END (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang