Chapter 34 | Let Be Us

189 14 0
                                    

~Heavenly~

Cigarettes After Sex

.

.

.

'Pulang kemana? Rumah lamaku sudah tak terasa seperti rumah.'
___________________


Carla hendak turun dari atas motor klasik saat sudah berada di halaman apartemen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Carla hendak turun dari atas motor klasik saat sudah berada di halaman apartemen. Tetapi tubuhnya itu terpaksa berhenti bergerak kala Theo langsung menahannya agar tetap berada di atas motor klasik itu. Kedua bola mata coklat milik Carla menatap kosong wajah Theo yang tak ada ekspresi. Ia sendiri tidak tahu harus bagaimana. Theo seakan-akan menariknya kembali.

"Kau tunggu di sini sebentar. Aku akan mengambilkan mantel, lalu setelah itu mengantarmu pulang," kata Theo.

"Pulang kemana? Rumah lamaku sudah tak terasa seperti rumah. Rasanya hampa saat memasuki rumah itu. Rumah itu memang memiliki banyak kenangan, namun aku tidak lagi nyaman," balas Carla pelan, namun ada getaran pada nada suaranya.

Hening untuk beberapa saat. Hanya ada sura angin dan suara bising orang-orang yang berlalu lalang. Kedua mata biru milik Theo menatap datar Carla yang sedang menundukkan kepala. Kakinya melangkah mendekati dan berucap, "Ayo naik ke atas. Udaranya dingin di luar sini."

Carla mengangkat kepalanya sembari menatap heran Theo yang sudah melangkah lebih dulu menuju tangga yang mengarah ke apartemen milik pria itu. Walau hatinya merasa ragu, namun Carla segera berlari kecil menyusul Theo yang sudah mulai naik ke atas anak tangga yang curam hingga masuk ke dalam apartemen sederhana milik pria itu.

"Aku tidak tahu harus apa," ujar Carla memecahkan keheningan. Kepalanya kembali tertunduk untuk menyesali segalanya. Semuanya terasa kacau. Lebih kacau sebelum Cassie tiada. Kepergiaan Ibunya itu seperti membuat alur hidupnya lebih berantakan dari sebelumnya.

"Aku kecewa dan juga kehilangan," ucap Carla, lalu menegakan kepalanya. Kedua bola matanya menatap tubuh Theo yang membelakanginya.

"Semua yang kau kira tidak semuanya benar," ujar Theo, lalu memutarkan tubuhnya untuk menghadap Carla.

"Aku memang memanfaatkanmu. Menggunakanmu untuk kepentinganku. Tadinya tujuanku memang seperti itu kala aku tahu kau cukup lihai dalam bidang internet atau sejenisnya," ucap Theo mengakui perbuatan buruknya kepada Carla.

"Tentu saja. Kau mencari tahu tentangku," ucap Carla pelan sembari tersenyum getir.

"Tapi saat kau diculik, aku sadar ada perubahan pada diriku. Pada tujuan utamaku. Seharusnya aku tidak peduli saat kau diculik. Seharusnya aku membiarkanmu jika memang aku tetap pada tujuanku. Tetapi saat itu sudah berbeda," jelas Theo dan melangkahkan kakinya mendekat.

Dancing With The Devil | END (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang