CHAPTER 25 : Sebuah Rahasia Terungkap

28 5 2
                                    

"Barrack adalah adikku yang selama ini bersamamu. Dari informasi yang kami peroleh, dia mengalami kehilangan hampir seluruh ingatannya. Namun, aneh sekali dia bertemu denganmu," Cronisiant melirik Jenna yang merasa semakin kepayahan setelah mendengar penjelasan bahwa sebenarnya lelaki bernama 'Sam' yang selama ini bersamanya iti bukanlah manusia biasa. Sekarang semua semakin masuk akal, dimulai dari kedatangannya yang tiba-tiba penuh luka, kemudian dia kehilangan seluruh ingatannya, dan ditambah lagi sikapnya yang selama ini Jenna 'wajarkan' ternyata bukan karena Sam (Barrack) kehilangan ingatan, akan tetapi itu karena dia tidak berasal dari dunia yang sama seperti Jenna

"Kakakku mengamuk, karena tingkah bodoh Barrack yang nyaris membuat kaum kami berperang lagi. Alhasil, Allegian membuangnya ke tempat ini. Rumah kalian para makhluk fana." Cronisiant menghembuskan napasnya perlahan sembari terpejam, "seharusnya, jika Barrack tidak dibuang kemari dia tak akan bertemu denganmu dan kami tidak perlu repot-repot melakukan hal ini." Cronisiant merogoh kantung celana nya dan mengeluarkan sebuah lipatan kertas. Dia menjepit kertas tersebut di sela antara jari telunjuk dan jari tengahnya seraya memperlihatkannya pada Jenna.

"Kau tahu ini apa?" Cronisiant melangkah mendekat dan membuka lipatan kertas tersebut sehingga membentuk sebuah kertas yang jauh lebih besar meski sedikit kusut. Dan ternyata itu bukanlah sekedar kertas, tetapi itu merupakan sebuah foto. Foto berwarna hitam putih yang hampir memudar dan sedikit berbintik menunjukan gambar seorang bayi kecil.

Bayi perempuan.

"Lihat, kau mengenalnya?" Cronisiant mendekatkan foto tersebut saat Jenna dengan susah payah menengadahkan wajahnya untuk memandang ke arah foto yang ditunjukkan.

Jenna mengernyit, dia tidak mampu berucap apapun, tapi dia tahu siapa itu. Dia tahu jelas siapa bayi perempuan yang  tersenyum ke arah kamera seolah tahu bahwa dia sedang difoto.

Bayi itu adalah Jenna.

Hati Jenna berkecamuk, lagi-lagi banyak pertanyaan yang bermunculan di dalam pikirannya dan yang paling utama adalah, bagaimana bisa iblis ini memiliki foto dirinya yang masih bayi?

Cronisiant tersenyum miring dan licik seolah merasa puas dengan ekspresi Jenna. Ia tergelak pelan dan menurunkan foto tersebut, "jadi, ini benar kau, ya?" Cronisiant menyampirkan helaian rambut Jenna ke belakang telinga gadis itu dengan tatapan penuh arti. "Aku mendapatkan ini terjatuh dari saku baju zirah milik Barrack sudah lama sekali dan dia beruntung, karena aku tidak memberitahukan segalanya langsung kepada Allegian. Bahwa sebenarnya bayi perempuan yang harus ia bunuh ternyata masih hidup dan tumbuh dewasa hingga detik ini." Cronisiant berbisik di akhir kalimat dan membuat sekujur tubuh Jenna merasa gamang.

Cronisiant mengangguk-anggukan kepalanya sambil mengusap pipi Jenna dengan lembut. "Ya, benar, Cantik. Seharusnya kau tidak hidup selama ini. Seharusnya kau mati sejak kau dilahirkan dan orang yang membunuhmu semestinya adalah..." Cronisiant mendekatkan bibirnya ke arah telinga Jenna.

Jenna refleks menitikan air mata dan dalam hati ia berkata, kumohon, jangan Sam. Hati Jenna terasa sakit.

"...Barrack. Sam-mu lah yang seharusnya membunuhmu saat kau masih bayi."

Cronisiant menjauhkan bibirnya dari telinga Jenna dan kembali memandangi wajah datar Jenna, namun menyimpan sejuta kesedihan.

Cronisiant tersenyum tipis, namun satu detik kemudian dia memasang wajah iba yang dibuat-buat sembari mengusap air mata Jenna. "Ah, jangan menangis... itulah kenyataan yang harus kau ketahui, Manusia. Aku tahu, Barrack pasti sangat mencintaimu, jika dia bisa mendapatkan ingatannya kembali. Dia akan melakukan segala cara untuk menyelamatkanmu dan dengan begitu secara tidak langsung kau adalah kelemahan terbesarnya. Tentu saja aku akan memanfaatkan momen ini dengan sangat baik untuk menghancurkan dia dan juga dirimu. Sekarang Allegian tahu bahwa kau masih hidup dan Barrack lah yang telah membiarkanmu hidup sampai detik ini. Dia tidak akan tinggal diam setelah mengetahui hal itu. Kenyataan bahwa Barrack sangat mencintaimu benar-benar membuat Allegian berada di puncak kemarahannya."

Pure DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang