"Cepat sekali." Jenna berkata pelan sembari memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana seraya mengantarkan Mia yang sedang bersiap-siap pergi kembali ke kota untuk bekerja, karena masa liburnya telah habis. "Rasanya dua hari tidak pernah cukup." Jenna mengedikan kedua bahunya dan memasang wajah datar.
Mia tersenyum, lantas mengusap kepala Jenna dan mengecup kening adiknya itu. "Jangan khawatir, setidaknya aku akan pulang, jika pekerjaanku sudah tidak padat," Mia memasukan tas berisi pakaiannya ke dalam mobil. "Ah ya, jangan lupakan libur natal." Mia terkekeh pelan.
Jenna mendengus geli, mengerlingkan kedua bola mata nya. "Libur natal hanya satu minggu. Sedangkan aku membutuhkanmu setiap hari."
Mia tertawa pelan. "Jangan terlalu berlebihan. Aku tahu kau membutuhkanku, itu sebabnya aku harus bekerja."
"Mia, kotak camilanmu."
Mia menolehkan kepala bersama dengan Jenna ke asal suara bariton milik seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Sam. Jenna menatap wajah datar Sam dengan pandangan tak percaya, karena Sam baru saja tiba di antara mereka, lalu memberikan kotak camilan yang biasa Mia bawa untuk disantap selagi perjalanan.
Mia pun terheran-heran dan berkali-kali menatap Sam dengan Jenna secara bergantian untuk melemparkan kebingungan itu kepada Jenna juga.
"Ng... Sam, kau yang membuat ini?" Tanya Mia.
Sam mengangguk tanpa menjawab dengan kata-kata.
"Sam," Jenna menyentuh lengan Sam--membuat lelaki itu menoleh menatapnya. "Apa isinya?"
"Camilan, mungkin?" Jawab Sam lancar, namun membuat Mia dan Jenna semakin kebingungan.
"Baiklah, boleh aku lihat?" Mia menengadahkan tangan kanan dan tanpa ragu Sam menyerahkan kotak camilan tersebut ke tangan Mia.
Mia membuka kotak camilan itu, lalu di detik selanjutnya kedua matanya langsung terbelalak lebar. Bibir Mia sampai terbuka, karena merasakan keterkejutan yang luar biasa. "Kau yang membuat ini? Darimana kau tahu camilanku di perjalanan adalah roti lapis gandum berisi daging asap?!" Mia mengucapkan deretan kalimat itu dengan nada antusias dan gembira.
Membuat Jenna ternganga lebar dan menatap Sam dengan tatapan tak percaya. "Sam, kau..." Jenna menggaruk kepalanya yang tak gatal, "...kau yang membuatnya? Dari mana kau tahu caranya?" Lanjutnya lagi, memastikan.
Sam mengangkat kedua bahunya sekilas. "Entahlah. Berasal dari tv." Jawab Sam datar dan singkat.
Jenna mengangguk-anggukan kepalanya dan mulai berpikir bahwa Sam terlalu sering menonton acara masak-masak di televisi beberapa hari ini.
"Terima kasih banyak, Sam." Mia menepuk lengan atas Sam sembari tersenyum lebar.
Sam mengangguk tanpa mengubah raut wajahnya.
Mia menatap Jenna, "kalau begitu aku pergi sebelum matahari benar-benar tenggelam." Mia menghembuskan napas pendek dan cepat, kemudian memeluk Jenna dengan sangat erat, lalu beralih menarik Sam ke dalam dekapannya juga layaknya adik sendiri.
"Terima kasih dan tolong jaga Jenna untukku." Bisik Mia sesaat sebelum melepas Sam dari dekapannya. Mia tersenyum sejenak kepada Sam, kemudian berbalik pergi memasuki mobilnya.
Mia mengucapkan sampai jumpa disertai lambaian tangan sementara kendaraannya mulai berlalu dan pergi jauh dari pekarangan depan rumah.
"Hei," Jenna menyenggol tubuh Sam dengan sengaja. "Aku rasa kau bisa menjadi koki yang hebat." Jenna terkekeh pelan dan menarik lengan Sam untuk membawanya masuk.
~¤~
"Jadi, ini yang mereka sebut bumi?" Allegian. Yang baru tiba di bumi. Dan dia baru tiba lima menit yang lalu bersama Cronisiant. Tetapi, rasanya heran mengapa bisa seorang raja Iblis turun ke bumi tempat para manusia berada hanya untuk mencari adiknya yang 'tak sengaja' ia lemparkan ke tempat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pure Devil
FantasyHanya seorang iblis yang murni berhak mengetahui masa depan dan masa lalunya. Iblis yang tidak tahu jati dirinya dan selalu di kucilkan dari kaumnya. Tidak di cintai oleh siapa pun. Sampai akhirnya, ia di buang dari negerinya ke tempat yang tidak se...