CHAPTER 12 : Takdir

48 7 2
                                    

Sam merasa kepalanya berdenyut. Ia meringis kesakitan dan refleks memegangi kepalanya ketika sebuah potongan ingatan paling dalam milik Sam (Barrack) kembali ia dapatkan. Dia terpejam dan berusaha sekuat mungkin membiarkan ingatan itu masuk ke dalam pikirannya meskipun rasanya begitu sakit.

Dan terjadilah. Ingatan itu menampilkan sebuah peristiwa layaknya kertas film yang diputar begitu jelas dan detail. Sosok gadis yang wajahnya mirip sekali dengan Jenna yang mati di tangan Barrack dengan posisi sebuah pedang menembus dadanya. Gadis itu berpakaian gaun serba putih dan terlihat banyak hiasan berupa permata pada gaunnya. Wajahnya cantik dan berseri, persis seperti Jenna. Mulut gadis itu mengeluarkan darah berwarna biru tua, bibirnya bergetar ingin mengucapkan sesuatu selagi Barrack ada di hadapannya memeluk tubuh yang sebentar lagi kehilangan nyawa. Gadis itu menyentuh wajah Barrack dan berusaha untuk tersenyum meski air mata mengalir lewat sudut matanya. Untuk yang terakhir kalinya ia ingin memuaskan diri melihat wajah tampan itu hingga kalimat keluar dengan nada pelan nyaris berbisik lewat bibir gadis tersebut.

"Aku akan selalu ada bersamamu, Barrack."

Kehangatan yang muncul nyaris membakar lengan Barrack ketika tubuh gadis itu lenyap berubah menjadi butiran-butiran cahaya dan terbang ke langit tertinggi. Kabarnya langit tertinggi adalah letak kerajaan yang mereka namakan Surga dan itu adalah tempat gadis tersebut berasal. Cinta di antara mereka memanglah terlarang, tetapi Barrack merasa dirinya ditakdirkan untuk bersama gadis itu meski darah yang mengalir dalam tubuh mereka berbeda.

Tetapi, tentu saja takdir masih mempermainkan hati Barrack sang iblis. Dengan terjadinya perang besar antara iblis dan malaikat 2.000 tahun yang lalu--gadis yang Barrack cintai ikut menjadi korban dan itu semua adalah ulah Raja Iblis. Barrack menangis di dalam ingatannya. Merasakan putus asa yang begitu mendalam sampai raga aslinya yang saat ini bersama Jenna pun ikut mengeluarkan air mata dan isak tangis.

Mengapa ingatan pedih itu muncul pertama dari ingatan yang lainnya? Mengapa? Itu sangat menyakitkan bahwa dirinya sudah mengetahui siapa sebenarnya identitas aslinya. Suara-suara di dalam kepalanya menyerukan kata 'iblis' berulang-ulang kali dan kaumnya berhasil dikalahkan oleh pasukan orang-orang bersayap putih (malaikat), tapi entah mengapa gadis berwajah mirip seperti Jenna itu harus menjadi korban. Barrack tahu dia mencintai gadis itu hanya melewati potongan ingatannya yang hilang dan telah kembali detik itu juga. Hanya potongan kecil, namun sangat menyakitkan. Jika Sam adalah seorang manusia itu tidaklah mungkin baginya berada di tengah perang beribu-ribu tahun yang lalu. Tidak masuk akal. Dan artinya ia adalah seorang iblis.

"Sam!" Jenna berusaha menyadarkan Sam yang tak kunjung selesai membiarkan ingatan itu mengalir kembali perlahan dan begitu menyayat hati. "Sam, aku mohon, ada apa denganmu?!" Jenna nyaris berteriak dan akhirnya memeluk Sam. "Aku mohon berhenti, Sam. Berhenti. Aku takut."

Aroma tubuh Jenna yang selama ini Sam ketahui membuat lelaki itu diam dan ingatan kecil yang menyakitkan itu perlahan berhenti. Dia mengingat kembali dan sudah tahu sedikit tentang identitas aslinya.

Sam menarik tubuh Jenna agar berhenti memeluknya. Sam, dengan kedua mata berair dan memerah ia memandangi wajah Jenna yang terlihat ketakutan. Kedua tangan besarnya menangkup kedua pipi Jenna sembari berpikir. Wajah gadis di hadapannya ini adalah wajah yang sama dengan gadis tak ia ketahui dari potongan ingatannya yang hilang. Rasa cinta yang besar dan luar biasa menguar pada dirinya terhadap gadis tersebut.

"Namaku Barrack. Nama asliku adalah Barrack, Jenna." Ucap Sam yang akhirnya memberitahukan nama aslinya meskipun dengan suara yang serak dan bergetar.

Jenna mengerjap. "Kau, kau sudah mendapat ingatanmu?"

Sedikit lagi. Batin Barrack berbicara.

Pure DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang