Wanita itu melangkah memasuki lobi sebuah bangunan besar dengan corak kuno yang mungkin lebih pantas disebut sebagai institut. Sehabis berburu dan membunuh malam hari itu, dia masih saja belum mendapatkan informasi akurat tentang seorang putra iblis yang kabarnya datang ke bumi. Ditambah lagi, informasi yang dia dapatkan dari Lucius sama sekali belum dapat disebut akurat, karena wanita itu tak tahu dimana keberadaan putra iblis yang katanya saat ini sedang bersama seorang manusia pilihan.
Wanita itu menurunkan tudung mantelnya, kemudian membuka mantel secara keseluruhan. Sudah pukul dua malam dan seisi institut terasa sangat sunyi. Tidak ada suara langkah kaki ataupun orang-orang berbincang. Bangunan sebesar ini terasa kosong tanpa adanya manusia yang berlalu-lalang di malam hari. Dia bahkan hanya dapat mendengar deru napas dan detak jantungnya yang teratur.
Ketika wanita itu hendak melangkah ke arah tangga, sebuah suara membuat langkahnya terhenti.
"Natasha!"
Nama wanita itu adalah Natasha Clea. Seorang wanita berdarah campuran yang menjadi ketakutan terbesar bagi tiga putra iblis. Allegian, Cronisiant, dan Barrack. Tetapi, yang paling membenci keberadaan Natasha adalah Allegian dan Cronisiant. Mereka berdua awalnya tidak menyadari kekuatan dari dalam diri Natasha sampai akhirnya banyak para iblis yang mati saat menyamar di bumi. Mereka mati dengan kondisi sangat mengenaskan seolah seseorang telah mengirim mereka kembali ke neraka untuk selama-lamanya. Dan orang itu adalah seorang wanita. Sialan sekali. Wanita? Demi apa pun yang hidup di dunia ini, hanya karena satu wanita--mampu menghancurkan rencana Allegian untuk menguasai dunia makhluk fana.
Hanya melalui nama, maka Allegian akan merasa dirinya sangat alergi terhadap Natasha dan sebangsanya (para pemburu iblis). Allegian dan Cronisiant maupun Barrack sama sekali belum pernah berhadapan langsung dengan sosok terkuat yang melindungi kehidupan manusia di dunia selama ini. Mendengar namanya saja, Allegian muak, apalagi berhadapan langsung.
"Ada apa, Hauser?" Natasha melihat sosok Hauser yang melangkah mendekat ke arahnya. Sosok Hauser sudah seperti ayah nya sendiri, meskipun peran Hauser sebenarnya hanyalah seorang paman dalam kehidpuan Natasha.
Hauser tersenyum hangat. Beliau sudah tidak dapat berdiri lama-lama, jika tidak menggunakan tongkat kayu nya. "Kau dari mana saja?"
Natasha tersenyum kecil. "Menurutmu?"
Hauser tergelak pelan. "Maksudku, apa yang kau cari, Nath? Kau masih berburu atau..." Hauser menggantungkan ucapannya dengan sengaja. Kedua alisnya terangkat--menunggu Natasha untuk menjawabnya langsung.
"Aku berburu. Sekaligus mencari informasi tentang keberadaan putra iblis."
Ucapan datar Natasha membuat Hauser kehilangan raut wajah konyolnya. Kini, kedua mata Hauser terbelalak kaget. Dia bahkan tidak tahu kalau putra iblis datang ke bumi.
"Apa kau bilang?"
"Ya." Natasha mengangguk ringan, "dia datang. Lebih tepatnya, salah satu dari mereka."
"Siapa? Allegian? Cronisiant? Atau Barrack? Kalau jawabanmu adalah Allegian, maka kita semua dalam bahaya."
"Aku rasa hanya Barrack."
Hauser mengangguk-anggukan kepalanya. Tangan kanannya mengusap-usap dagu seraya berpikir. "Itu berarti, adik kecil mereka yang datang mengunjungi dunia kita. Tetapi, untuk apa dia berkunjung kalau bukan atas perintah dari kakak tertua nya, yaitu Allegian."
Natasha mengangguk setuju. "Ya, kau benar. Itu yang aku khawatirkan, Hauser. Aku harus menemukannya terlebih dahulu."
Hauser langsung menatap Natasha dengan tatapan menyelidik. "Kau tahu tentang ini, tapi tidak memberitahukannya kepadaku. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pure Devil
FantasyHanya seorang iblis yang murni berhak mengetahui masa depan dan masa lalunya. Iblis yang tidak tahu jati dirinya dan selalu di kucilkan dari kaumnya. Tidak di cintai oleh siapa pun. Sampai akhirnya, ia di buang dari negerinya ke tempat yang tidak se...