16. Alasan dan Cemburu

331 31 15
                                    

Kunci yang hendak digunakan untuk menyalakan mesin mobil itu terjatuh di dekat pedal gas. Sebuah tangan kekar ingin meraihnya, tetapi terlepas dari genggaman dan mengakibatkan kunci mobil terjatuh untuk kedua kalinya. Dipercobaan ketiga, barulah ia dapat mengatur deru napas yang memburu sehingga mesin mobil menyala. Akhirnya mobil putih itu melaju, meninggalkan kawasan pantai di Jakarta Utara. Entah apa yang membuat tangannya sedikit bergetar.

"Are you okay?"

Tingkah anehnya tidak lepas dari pandangan wanita berambut panjang di kursi penumpang.

"I'm okay, tanganku sempet keram sedikit."

Perempuan yang memakai kaos kuning itu menatap jalan tol yang mulai ramai dari jendela di sampingnya, sedikit tidak percaya dengan ucapan si pria barusan. Di belakang mereka terdapat bocah lelaki yang sudah larut ke alam mimpi.

"Aku gak sengaja denger anak kecil manggil papa setelah aku dari toilet," celetuknya tanpa menolah, membuat pengemudi kehilangan fokusnya sejenak. "Kamu pasti juga denger."

Pria tersebut berdeham sebentar, lalu menyahut, "Enggak, tuh."

"Aku pernah denger suara itu, dari voice note yang kamu tunjukkin." Seolah mengabaikan pengemudi yang tampak tidak nyaman, wanita itu malah meneruskan ucapannya. "Suara ... Lula."

"Lula di Sea World, gak mungkin," sanggahnya dengan cepat. "Perasaan kamu aja kali, banyak anak-anak yang suaranya mirip."

"Tapi, kenapa kita langsung buru-buru pergi setelah aku dari toilet? Sampe kamu gemeter gitu." Dia mulai menoleh ke lawan bicaranya lagi dan mendapati cengkraman pada setir menguat.

"Ya karena sore ini aku mau jenguk keluarga Sienna yang melahirkan, harus buru-buru," jelasnya. "Dan, kamu gak bisa berlama-lama di bawah matahari."

Perempuan itu memilih mengangguk lagi, walaupun jauh di lubuk hati masih ada yang mengganjal. Lagipula, lebih baik memutuskan pulang sekarang dibandingkan keberadaan mereka ketahuan orang lain. Dia langsung mengganti topik obrolan tentang antusiasnya Ansel yang tadi bermain kuda putar dan wahana lainnya. Si wanita menemani si pria agar tidak mengantuk selama perjalanan pulang.

Padahal ... pria yang memakai jam tangan di kanan itu juga mendengar apa yang didengar orang ini saat di Dunia Kartun.

***

Dua mobil berhenti berbarengan di depan sebuah rumah mewah. Salah seorang penumpang yang mengenal mobil satunya, membuang muka. Dia tidak mau berkontak mata dengan pemilik mobil itu. Dalam hati berdoa agar yang mengemudikan mobil itu adalah wanita pendek berambut merah jambu. Agaknya tidak mungkin mengingat seharian ini yang menggunakan mobil adalah sang papa.

Pagar rumah terbuka, mobil keluarga Sera memasuki garasi rumah, sementara mobil putih tetap terparkir di depan.

"Itu di depan mobil siapa, ya, Pa?" Setelah mesin mobil mati, wanita yang duduk di depan bertanya pada pria yang mengemudikan mobil, si pengemudi hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu.

"Itu mobil papa aku," jawab Lula. "Om, Tante, Sera, nanti jangan kasih tau kalau aku lihat papa di Dufan, ya?" lanjutnya dengan nada sedikit memohon.

"Kenapa emangnya?" Sera yang bertanya.

Jeda beberapa detik sebelum anak itu menjawab, "Aku takut salah lihat, nanti aku tanya sendiri aja."

"Okedeh, ayo Lula temuin papa kamu."

"Makasih, ya, Om, Tante, dan Sera. Lula happy banget hari ini." Senyum manis terukir di wajah anak enam tahun itu, meskipun suaranya lemah. Ada sesuatu yang sulit diungkapkan, takut kalau yang tadi ia lihat benar-benar papanya.

ColourfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang