21. Tidak Percaya

330 34 24
                                    

gaisss maaf bgt kayanya aku keliru, harusnya pernikahan Sienna-Jeriko itu 7 tahun menuju 8. kalo umur Lula 6 tahun menuju 7 hikz hikz enjoy!

***

Aroma tumisan bawang putih yang cukup menyengat membangunkan Sienna dari tidurnya. Ia menggeliat pelan, mengerjapkan mata untuk melihat jam dinding yang menunjukkan pukul setengah lima. Di sampingnya kosong. Suaminya sudah bangun, pasti menjadi pelaku yang menumis sepagi ini di dapur. Sienna diam beberapa saat, memikirkan pertengkaran kecil mereka tadi malam, dia belum menegur Jeriko sejak berbincang di ruang TV.

Mungkin saja Jeriko merasa bersalah sehingga rela menggantikan tugas memasaknya.

Di dapur, tangan Jeriko dengan lihai memasukkan tumisan bawang putih ke dalam air yang sudah mendidih. Disusul dengan wortel dan potongan bakso. Pria itu memasak sup dan ayam goreng. Sebagai mantan anak kos, dia bisa masak sedikit-sedikit, rasanya juga lumayan. Hanya saja, sejak bekerja dan menikah dia lebih memilih untuk beli di luar atau membawa masakan istrinya.

Bunyi kursi yang berdecit membuatnya menoleh, didapatinya Sienna dengan wajah kantuknya.

"Aku bangunin kamu, ya?" Jeriko bertanya, Sienna mersponya dengan gelengan.

"Aku emang bangun jam segini." Dia menuang air putih ke gelas, meneguknya sampai kandas. "Ke pasar subuh, Mas?"

"Aku kebangun dan bingung mau ngapain," jawab Jeriko, jarinya menunjuk sesuatu di dekat Sienna membuat sang istri mengikuti arahnya. "Itu yang di kardus isinya kue basah. Kamu makan itu aja buat ganjel."

Sekilas tampak tidak ada yang berbeda dari gerak-gerik Jeriko, tidak seperti tadi malam saat mereka bersitegang. Namun, suaranya yang terdengar gugup membuat Sienna merasa kalau Jeriko sedang menghindari masalah semalam agar mereka berbaikan.

"Gak usah sampe segitunya karena masalah semalem, Mas," lirih perempuan yang merasa perlakuan suaminya terlalu ketara untuk menebus kesalahan.

Jeriko terdiam. Semalaman tidurnya tidak nyenyak, ada sesuatu yang menggelayuti pikirannya usai Sienna meninggalkannya tanpa kata. Jeriko mengaku salah lantaran marah dengan alasan yang tidak dimengerti istrinya. Dirinya tidak dapat mengontrol emosi saat mengetahui Sienna bertemu orang itu.

Susah payah Jeriko mengabaikan berbagai email-nya, orang itu justru mendekati Sienna dan meninggalkan jejak lewat lukisan itu. Mata Jeriko terpejam sejenak, menenangkan pikirannya.

"Aku minta maaf soal semalem, Sienna."

"Hmmm. Lukisannya aku pajang di kamar Lula aja. Dia gak protes," sahut Sienna final.

Jeriko membasahi bibir. "Oke." Pria itu tidak punya pilihan.

Dapur yang jadi satu dengan ruang makan itu kembali dikukung kesunyian. Sienna menopang dagu untuk memperhatikan Jeriko yang sedang sibuk dengan masakan. Wanita itu menerawang, menebak masalah apa yang disembunyikan Jeriko dan akan ada kejutan apa antara hubungan mereka. Membayangkan hal itu sepagi ini, membuat kepalanya berdenyut.

"Mau coba?" Jeriko membalikkan badan sembari menyodorkan sendok berisi kuah sup. Sienna menerima suapannya.

"Udah pas," komentarnya. "Kamu kan mantan anak kos." Dia tertawa, Jeriko mengikutinya ... meski tawa mereka terdengar kaku.

Piring dengan hidangan lauk buatan Jeriko sudah tersusun rapi di atas meja. Jeriko menghampiri Sienna yang masih betah duduk di sana, dia membuka kardus kue yang belum disentuh Sienna.

"Gak dimakan?"

"Belum pengen." Sienna memutar tubuh, menghadap suami yang ada di sampingnya. Dia hanya diam memerhatikan Jeriko membuat suaminya kikuk.

ColourfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang