sebelum membaca part ini alangkah baiknya untuk menebak siapa itu Ita?🙏🏻
****
Jalanan yang ia lewati untuk kembali ke Jakarta tak semulus saat ia berangkat. Mobilnya bergerak amat lambat, kecepatan tertingginya hanya 20km/jam di jalan tol yang luas itu. Suara musik yang mengalun dari radio berhasil menghapus rasa kantuknya. Ditatapnya dengan jenuh mobil-mobil yang terjebak macet ini.
Senandung kecil mulai ia nyanyikan. Suaranya cukup enak terdengar di telinga walaupun hanya bernyanyi asal. Kemudian, terdengar suara sahutan dari perempuan di sebelahnya mengikuti irama lagu. Jeriko tersenyum kecil tanpa perlu menoleh ke sampingnya, ia sudah tahu siapa yang bernyanyi. Setiap lagu yang terdengar diketahui mereka berdua, mereka pasti akan bernyanyi. Meski kemacetan ini terasa menjenuhkan, setidaknya kehadiran wanita berambut pink dengan pipi chubby ini berhasil meringankan bebannya. Kepribadian Sienna yang selalu cerah dan berhasil menjadi pendamping hidipnya adalah hal yang ia syukuri.
"Di depan ada rest area, kamu mau makan apa, Na?"
"Abis ambil Ansel bisa anterin aku ke toko lukis dulu nggak, Ko?"
Jeriko langsung menoleh ke samping dengan kaget, begitu juga sang perempuan usai kedua dialog itu diucapkan secara bersamaan. Suasana mobil langsung terdiam canggung akibat Jeriko salah orang.
Nyanyian dan wajah Sienna yang barusan terlintas di benaknya hanya ilusi. Orang yang ada di sampingnya bukan Sienna. Melainkan Gita yang baru saja ia jemput setelah dua minggu di rumah sakit. Jeriko meneguk ludah, kenapa dia bisa berbuat kesalahan sefatal ini? Padahal jelas-jelas Sienna ada di rumah, mengizinkannya pergi dengan raut yang masam. Teringat akan hal itu, tanpa sadar genggaman pada setir mobil menguat.
Gita yang mendengar dan melihat atasannya—temannya—atau mantan kekasihnya tampak gelisah itu tak tahu harus berbuat apa. Dia mengalihkan pandangan ke luar mobil setelah ditamparkan kenyataan bahwa ada orang lain yang seharusnya menjadi prioritas Jeriko.
"Ekhemm, ke toko yang ada di daerah mana?" Jeriko berusaha terlihat biasa saja agar Gita tidak merasa bersalah.
Gita kembali memandang ke arah depan, sebelum membalas pelan. "Nggak jadi, aku beli online aja."
"Nggak takut kalo warnanya gak sesuai?"
Gita menggeleng, "Takut Ansel ngantuk, tidur di daycare pasti nggak nyaman."
Jawaban itu ... Jeriko yakin itu adalah kebohongan semata akibat dirinya yang salah bicara. Namun, Jeriko juga tidak mau membahas lebih lanjut perbincangan yang akan membuat suasana mobil tidak enak, terlebih dalam satu atau dua jam ke depan ia mungkin masih berada di sini dengan Gita.
"Oke. Tadi aku gak sempet ketemu Dokter Bayu buat nanya-nanya tentang kamu, katanya apa?" Jeriko mengalihkan pembicaraan pada hal lain. Obrolan ringan pun dapat berlanjut seperti tak terjadi apa-apa.
Di titik ini, pria yang mengenakan kemeja lengan pendek itu memiliki sebuah tekad bahwa hubungan ini tidak dapat disembunyikan lebih lama lagi agar Sienna tidak salah paham. Jeriko sudah melukainya terlalu lama.
***
Tekad Jeriko yang sudah bulat itu terpaksa harus ditelan mentah-mentah. Ketika di daycare, Sienna mengabari kesehatan ibunya menurun sehingga Sienna bersama Lula harus menginap di rumah orang tuanya. Jeriko sempat menawarkan untuk ikut menginap, tetapi Sienna menolak dengan alasan pekerjaan dan memintanya untuk membersihkan rumah saja. Meski setiap malam Jeriko selalu mampir, tetap saja ia tidak mungkin membicarakan hal itu. Waktunya tidak pas.
Sudah hari ketiga mereka tidak tidur satu atap. Di samping menjaga sang ibu, ini merupakan kesempatan Sienna untuk menghindari Jeriko. Usai mengetahui Ita tak ada sangkutannya dengan Jeriko, otak Sienna buntu dan enggan melihat suaminya. Oleh karena itu, ia memilih untuk menginap di rumah tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colourful
Fiksi Ilmiah[SLOW UPDATE] Sienna adalah perempuan satu-satunya dari keluarga ayah dan ibu. Siapa saja yang ingin menjalin hubungan dengannya, harus berjanji untuk tidak menyakitinya atau membuatnya menangis. Sampai suatu hari, seseorang yang merupakan teman bai...