19. Pak Valen dan Istrinya

224 34 12
                                    

Pandangan Sienna tertuju pada beberapa anak yang baru menyelesaikan pelajaran olahraga di SD Lula. Wanita anak satu itu turun dari motor setelah memarkirkannya di area parkir yang tidak jauh dari lapangan. Biasanya Sienna tidak pernah sampai masuk ke area sekolah saat menjemput Lula, hanya menunggu di depan gerbang lalu segera bergegas. Namun, sesuai kesepakatan semalam dengan suaminya, hari ini ia akan mendaftarkan Lula ke tempat kursus bahasa Inggris sehingga Sienna datang lebih awal.

Selain itu, Sienna juga tidak bisa hanya terdiam diri di rumah usai pekerjaannya beres. Jika tidak ada yang ia kerjakan, pikirannya akan otomatis memikirkan segala tingkah laku suaminya. Padahal sejak semalam tidak ada tanda-tanda aneh dari suaminya, bahkan ia menikmati kegiatannya bersama Jeriko semalam.

"Mbak, kayaknya kita pernah ketemu deh." Sienna yang tengah berjalan menuju samping sekolah, area ibu-ibu menunggu anak dibuat kaget oleh seorang wanita kulit putih yang tiba-tiba nongol di depan wajah.

"Iya, kah?" tanyanya tidak yakin karena semenjak kejadian menyebalkan dengan ibunya Oki, Sienna tidak pernah duduk berbincang dengan orang tua murid. Hanya sebatas bertegur sapa di atas motor.

Wanita yang menyapa Sienna menautkan alis, berusaha keras mengingat siapa Sienna.

"Oh, istrinya temen suami saya!" cetusnya saat rasa penasarannya terjawab. "Istrinya Pak Jeriko, kan? Terakhir kita ketemu tahun lalu, rambut Mbak masih hitam. Inget, nggak?"

Sienna mengingat-ingat, sayangnya ingatannya buruk untuk kali ini.

"Saya istrinya Pak Valen, Mbak. Saya baru ingat kalo anak Pak Jeriko sekolah di sini," jelasnya menjawab kebingungan Sienna.

Sienna bergumam oh sambil mengangguk-anggukkan kepala setelah mulai kenal. "Aduh maaf, saya agak lupa.  Waktu itu kayaknya rambut Mbak Erin masih panjang."

"Gerah makanya potong rambut.

Masih ada sekitar setengah jam lagi sampai jadwal pulang sekolah Lula. Sembari menunggu, akhirnya mereka menepi di warung kopi yang ada di dekat sana. Sienna belum pernah melihat istri Pak Valen selama setengah semester Lula sekolah ini.

"Anak saya langgangan ojek karena saya nggak bisa bawa kendaraan. Tadi terpaksa ke sini gara-gara dia lupa bawa baju olahraga."

"Oh gitu, pantesan saya gak pernah lihat Mbak Erin di sini. Anaknya udah kelas berapa, Mbak?"

"Kelas enam, sebentar lagi lulus."

"Pak Valen sama Mbak Erin pasti tenang-tenang aja, ya? Apalagi anaknya pinter banget," puji Sienna seraya menyedot jus mangga yang ia pesan.

"Kalo matematika, kami tenang. Kalo pelajaran yang lain, anak kami gak sejago itu." Erin tersenyum malu. "Anak Mbak sendiri gimana?"

"Dia gampang paham pelajaran makanya pas belajar di rumah selalu pengen cepet-cepet main. Jadi papanya mau daftarin les bahasa Inggris biar gak kebanyakan main."

"Bagus tuh, anak saya juga bimbel matematika mulai kelas dua."

"Oalah, jadi gak heran deh anaknya juara olimpiade."

Erin tertawa, "Duh, Valen emang gak bisa gak pamer ke temen-temennya tentang pencapaian anak."

"Gak apa-apa, jadi motivasi buat saya dan suami saya biar Lula juga berprestasi," ucap Sienna memerhatikan Erin yang selalu terlihat ceria itu. Terlintas di benaknya untuk menanyakan sesuatu.

Erin yang sadar diperhatikan Sienna, mengangkat satu alis. "Kenapa, Mbak?"

Sienna menggaruk tengkuknya. "Euhmm, Mbak Erin tau masalah korupsi di kantor nggak?"

ColourfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang