23. Perpisahan bukan akhir

365 40 13
                                    

"Mas, lihat deh, aku nemu gantungan kunci mobil yang lucu waktu belanja sama Renata. Jadinya aku beli deh buat mobil kita."

Sienna menggoyang-goyangkan penampilan kunci mobil yang berbeda dengan semangat dan ceria. Awalnya, kunci mobil itu hanya dihias oleh gantungan dompet kecil seperti pada umumnya. Kini, ada miniatur dua pasang kelinci yang mengenakan baju pengantin, memang terlihat menggemaskan sebelum orang-orang mengetahui ada sebuah benda pengintai di dalamnya. Entah belajar darimana, Sienna merasa seperti kriminal yang sedang menjalankan strategi khusus dengan mengelabui musuh melalui penampilan menggemaskannya.

Sejak pagi, ia berpetualang dengan Renata mencari tempat pemasangan GPS. Rencananya tempo hari baru sempat dilaksanakan sekarang lantaran menunggu waktu yang tepat. Jeriko kedatangan Bhanu di akhir pekan ini, sedangkan Lula main di rumah Sera. Sienna jadi bebas berpergian tanpa harus mengajak suami dan anaknya.

Selain itu, ketika Sienna meminta Jeriko untuk mengirimkan foto kegiatannya di Bekasi yang tengah rapat dengan tamu asing, suaminya benar-benar mengirimkan sesuai permintaannya. Sienna sempat merasa dirinya terlalu berlebihan, hampir mengurungkan niat untuk melaksanakan rencana tersebut dan ingin kembali mempercayai Jeriko. Namun, di sisi lain ada perasaan mengganjal yang ingin segera ia selesaikan.

Ah, Sienna tampak seperti remaja labil yang mengalami cinta pertama.

"Norak banget, udah tua beli gituan." Komentar pedas itu bukan dari Jeriko, melainkan dari orang di sebelahnya yaitu Bhanu.

"Gue gak ngomong sama lo, ya." Sienna merasa jengkel, padahal Bhanu hanya melihatnya sekilas kemudian lanjut bermain play station lagi bersama Jeriko. "Pasti iri, kan? Karena gak punya barang-barang lucu sama pasangan, barang lo suram semua."

"Tertekan banget gue kalo punya pasangan kayak lo yang semuanya serba mencolok."

"Cuma beberapa, gak semua." Sienna tidak terima. "Tanya aja tuh sama Jeriko."

"Udah-udah." Jeriko meletakkan stick PS-nya setelah menekan tanda pause. Bhanu langsung protes karena permainan diberhentikan secara mendadak.

"Dih gak seru banget pasutri," keluh cowok yang baru dapat jatah libur itu.

Jeriko tidak peduli, dia mengambil alih benda yang digenggam istrinya dengan tersenyum, terlihat senang. "Lucu, beli di mana?"

"Di toko pernak-pernik deket SMA-ku dulu." Sienna menjawab dengan tenang. "Agak lama karena ke bengkel, lampu tengah mati. Jadi aku ganti yang baru." Sukses. Sienna rasanya ingin mengikuti casting film-film untuk menjadi aktris.

"Kayaknya waktu itu masih bisa," heran Jeriko.

Sienna mengangkat bahu, "Aku gak tau, tadi mau nyalain buat cari jepitannya Renata eh gak nyala-nyala. Ya udah, aku bawa ke bengkel."

"Terus kata abangnya apa?"

"Ada yang putus."

"Ya elah, kayak gitu mah gak usah diganti. Gue bisa benerin," celetuk Bhanu.

"Hei, saya tidak ingin merepotkan anda-anda yang sedang refreshing. Lagian kan sekalian bagi-bagi rejeki, abangnya seneng banget ada yang mau ke bengkelnya dan beli lampu." Eunha mengelak.

"Iya deh, Edrea (Dermawan) Sienna."

Sienna membalas Bhanu yang mempermainkan namanya dengan tatapan sinis sambil sesekali melirik suaminya yang langsung menyimpan kunci mobil di kantong celana. Jeriko tidak mencurigai apa pun, justru dengan senang hati menerimanya. Sienna menghela napas lega, selanjutnya ada petualangan baru yang akan mewarnai harinya. Walau jauh di lubuk hati ... ketakutan itu justru bertambah besar.

ColourfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang