Jeriko menatap frustrasi layar monitor komputernya. Bapak satu anak itu terjebak di ruang kecil yang memang disediakan untuk bekerja di rumah, semacam kantor minimalis yang dibuat sederhana. Tadi pagi dia mendapatkan telepon dari kantor, terdapat beberapa kesalahan data yang disusun oleh anak buahnya menjadikan Jeriko terpaksa sudah di sini sejak membuka mata. Benar kata Sienna, pekerjaan Jeriko jadi double sejak mengurus kantor cabang Bekasi yang entah kapan selesainya itu.
Di ruang tamu, Lula tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya terhadap sang papa. Pasalnya ini hari Minggu, papanya tidak menepati janji untuk jalan-jalan sesuai kesepakatan mereka beberapa waktu lalu. Anak itu duduk di lantai sambil menopang dagunya di meja. Rencananya hari ini mereka akan ke kebun raya yang ada di Bogor, tetapi terpaksa gagal.
"Kamu kayak gak pernah jalan-jalan aja deh, La," ucap Sienna setelah selesai membersihkan kamar mandi, ia melihat anaknya yang masih lesu. Daritadi Sienna sudah berusaha memberi penjelasan biar Lula mengerti, tetapi tidak bisa.
"Papa bohong."
"Nggak ada yang duga kalau Papa ada pekerjaan mendadak. Papa juga maunya liburan, La, capek kerja terus." Sienna heran, biasanya Lula nggak pernah menuntut banyak. Anak itu mengerti kalau orang tuanya sibuk, ia akan betah di rumah dengan berbagai mainan yang diberikan Jeriko, Sienna, dan keluarga yang lain atau bermain dengan anak-anak seusianya di sekitar rumah. Namun, kali ini berbeda, tampaknya Lula benar-benar menginginkan untuk bertamasya.
"Aku jarang ketemu Papa dari Senin sampe Jumat. Hari Sabtu kadang Papa juga ke kantor," keluh Lula yang bikin Sienna menghampirinya. "Masa sekarang juga kerja?" Ia menatap Sienna dengan sorot sendu yang langsung mengobrak-abrik perasaan Sienna sekarang.
Benar, satu bulan berlalu Jeriko disibukkan dengan urusan kantor. Lula mungkin hanya melihat Jeriko saat mereka sarapan, selebihnya tidak. Malam harinya Lula selalu sudah tidur saat Jeriko pulang.
"Temen-temen aku berangkat dianterin ayahnya, Ma. Terus, Oki cerita abis ke kebun binatang sama ayahnya. Mama tau Oki, kan? Cowok cengeng yang ibunya pake baju macan tutul."
Sienna mengangguk sekali, membenarkan kalau dia ingat sama teman Lula yang bernama Oki itu. Hanya saja, jauh di dalam tubuhnya, Sienna memikirkan hal lain. Dia tidak pernah membayangkan akan mendengarkan kekecewaan Lula. Sienna hanya terfokus pada Lula yang banyak bicara, tanpa benar-benar paham perasaan anak itu sesungguhnya. Selama ini dirinya sibuk bekerja ketimbang mengurus Lula membuat hatinya tersentil.
Sudah sejauh mana dia mengabaikan Lula?
"Aku kan cuma minta hari Minggu," gumam Lula.
Sienna terdiam, kata-katanya seolah terbang ke angkasa sehingga ia bingung untuk menjawab Lula. Dia bingung cara untuk membujuk anaknya yang memang kekurangan waktu untuk berkumpul dengan keluarga jika dibandingkan teman di sekitarnya. Sedangkan Jeriko hanya karyawan yang harus menuruti perintah atasan. Sebagai mantan pekerja, Sienna tahu rasanya dikejar-kejar deadline oleh bosnya, jadi dia tidak bisa menyalahkan Jeriko.
"Kamu pasti kecewa banget, ya, La?" Sienna merangkul Lula, sedikit mendekapnya dan ia bisa merasakan kepala Lula mengangguk. "Gak apa-apa, Mama ngerti. Tapi bukan berarti Papa pembohong, Papa juga nggak tau kalo ditelpon mendadak pagi ini."
"Emangnya gak bisa ditolak? Kan masih ada besok."
"Mungkin bisa aja, tapi kalau ditolak dan ditunda terus yang ada kerjaan Papa makin banyak. Kalau semakin numpuk, nanti Papa semakin gak punya waktu buat Lula." Sienna melembutkan suara, tidak seperti biasanya yang sering ribut sama Lula. "Selama ini Papa udah nepatin janjinya, kan? Masa karena sekarang Papa nggak bisa, Lula bilang Papa pembohong?"
"Temen-temen aku jalan-jalan sama ayahnya." Bibir Lula mencebik, perkataan Sienna nggak membantu bikin suasana hatinya membaik.
"Minggu lalu kita udah pergi, La. Kita bisa pergi sama Papa minggu depan, gimana?" bujuk Sienna. "Atau sekarang mau ke rumah Bune? Ke rumah tante Renata? Ke mall? Ke mana aja deh terserah Lula, sekalian Mama isi bensin mobil Papamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Colourful
Ciencia Ficción[SLOW UPDATE] Sienna adalah perempuan satu-satunya dari keluarga ayah dan ibu. Siapa saja yang ingin menjalin hubungan dengannya, harus berjanji untuk tidak menyakitinya atau membuatnya menangis. Sampai suatu hari, seseorang yang merupakan teman bai...