Sebelum mengikuti mobil Jeriko, Sienna lebih dulu melakukan sewa motor di tetangga Renata. Hal ini digunakan agar Jeriko tidak mudah mengenali motornya sehingga ia menjamin misinya berhasil. Tak tanggung-tanggung, wanita itu juga meminjam jaket kulit berwarna hitam milik Renata serta menggunakan helm full face milik tempat sewa motor. Renata khawatir bukan main mengetahui niat temannya yang cukup ekstrem ini.
"Gue udah bisa bawa motor dari SMP, Re! Tenang aja." Sienna menyalakan mesin motor, siap memutar gas di tangan sebelah kanan.
"Na, sumpah kalo laki lo beneran ke Bekasi buat nyamperin Ita-Ita itu pasti dia langsung masuk tol. Lo mau ngikutin sampe mana?" cemas Renata, tidak yakin Sienna bisa menjalankan sesuai rencana. "Lagian kan tujuan lo awalnya cuma mantau lewat GPS, bukan mergokin."
"Sampe semampu gue deh," balas Sienna. "Pokoknya lo jangan keluar rumah, takutnya bokap gue ngajak Lula jalan-jalan ke daerah sini. Bisa kacau."
Renata berdecak, kalau sudah seperti ini rasanya sia-sia bicara panjang lebar dengan sahabatnya itu. "Ya udah, hati-hati."
Seumur hidupnya, Sienna memang suka dengan hal-hal yang menantang adrenalin. Hanya saja, mengingat dia anak perempuan satu-satunya, tidak ada yang mengizinkan Sienna untuk melakukan hal berbahaya. Misalnya, naik motor di jalan raya yang besar. Meski sudah bisa mengendarai sejak SMP, tetapi orang tuanya tidak serta-merta memberikan kebebasan untuk menggunakan kendaraan tersebut.
Namun, hari ini dia bisa melakukan itu lu. Sienna memacu gas motor ini di tengah jalan raya protokol. Matanya fokus menatap mobil putih yang berjarak tak jauh dari posisinya. Sienna langsung mengarahkan motor ke jalan raya saat mobil Jeriko sudah bergerak keluar perumahan. Dan benar saja, tak lama kemudian mobil Jeriko melintas di sampingnya dengan kecepatan cukup tinggi. Penampilan Sienna yang berbeda berhasil tak dikenali suaminya.
Sienna merapalkan segenap doa untuk keselamatannya. Dia menyelip dari satu kendaraan ke kendaraan lain, tidak menyangka suaminya mengendarai mobil secepat itu layaknya pembalap. Entah hendak pergi ke mana sampai membuatnya terburu-buru.
"Dia nggak pergi ke kantor," gumam wanita yang memang sudah curiga sejak awal itu.
Seharusnya dari perempatan ini Jeriko lurus terus jika ingin ke kantor, tetapi mobilnya belok ke kanan. Sienna masih mengikutinya, tetapi terpaksa harus menekan rem kuat-kuat ketika dia menyadari mobil Jeriko masuk ke jalan tol, seperti yang Renata bilang. Perbuatannya tersebut sontak mengundang protes beberapa mobil yang hendak masuk ke tol.
"Gimana sih bawa motor?"
"Nggak bisa baca plang motor dilarang masuk?"
"Orang kampung, baru sampe kota, ya?"
"Maaf-maaf." Hanya itu yang dapat ke luar dari mulut Sienna membalas protes orang-orang, sebelum berhati-hati putar balik dan mengendarai motor ke arah berlawanan dengan rasa kecewa. Aksinya harus berhenti sampai di sini.
Mati-matian Sienna menahan tangis sepanjang perjalanan kembali ke rumah Renata. Dalam bayangannya mengenai rumah tangga, wanita itu selalu berharap keharmonisan kehidupannya. Namun, bayangan itu harus pudar lantaran ditampar kenyataan bahwa dirinya dibohongi oleh suaminya sendiri. Orang yang ia percaya dapat mewarnai hari-harinya menjadi lebih bahagia. Meski Sienna belum tahu pasti apa yang dilakukan Jeriko, tetapi tetap saja ia yakin ada sesuatu yang disembunyikan Jeriko.
Di tengah perjalanan, Sienna teringat sesuatu. Perumahan yang didatangi Jeriko sejak kemarin. Wanita itu melajukan motornya ke sana untuk mendapat sebuah petunjuk.
Tidak seperti yang Sienna bayangkan, ternyata ini benar-benar perumahaan baru sehingga penghuninya belum banyak. Jarak dari rumahnya antara tiga sampai empat kilometer. Sienna kebingungan ketika titik di GPS berhenti tak jauh dari gerbang masuk. Entah ini kurang akurat atau suaminya memang berhenti sampai sini, Sienna tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colourful
Science Fiction[SLOW UPDATE] Sienna adalah perempuan satu-satunya dari keluarga ayah dan ibu. Siapa saja yang ingin menjalin hubungan dengannya, harus berjanji untuk tidak menyakitinya atau membuatnya menangis. Sampai suatu hari, seseorang yang merupakan teman bai...