Kembali lagi dengan suasana riuhnya sekolah di hari pertama sejak liburan semester satu berakhir. Pagi ini, di setiap lorong terlihat ramai oleh siswa-siswi SMA Diamond yang belum memasuki kelas. Lova hanya melewatinya, gadis itu hanya ingin bergegas menuju kelasnya dan memenemui teman-temannya.
"Hai... " Lova berseru begitu sampai diambang pintu kelas X IPA 2 itu.
"Lovaa..." pekik dua gadis yang langsung berlari menyambut dan memeluknya. Evelyn dan Kyla.
Sedangkan satu cowok berwajah bule hanya berjalan santai mendekati, wajahnya terlihat sedikit menekuk.
"Kirain bareng Dante," celetuk Justin tak semangat.
Lova membelalak, ia jadi menoleh ke penjuru kelas. "Dante belum dateng?"
Kyla langsung menganggukkan kepala. "Udah mau bel padahal,"ucapnya sedikit heran. Karena Dante itu tergolong siswa yang jarang banget telat, kalaupun iya pasti cowok itu akan ngasih kabar dulu sebelumnya. Tapi hari ini gak ada obrolan apapun. " Lo juga, tumbenan dateng jam segini?" lanjut Kyla menyenggol lengan Lova.
Lova hanya meringis. Meski sangat antusias karena bisa berkumpul lagi dengan teman-teman di sekolah, tapi nyatanya pagi ini Lova agak malas dan susah dibangunin. Alhasil Joshua harus tega menarik tangan gadis itu agar bangun dari tempat tidurnya.
"Eh duduk yuk, sekalian cerita-cerita nih yang kemarin abis dari puncak." Evelyn menginterupsi. Mereka semua langsung mengikuti dan duduk di bangku masing-masing yang saling berdekatan.
"Iya nih, papi lo kasus tuh bikin gelato gue terjun ke lantai," ujar Lova langsung mengingat kejadian di restoran dan pertemuannya dengan para bapak temannya itu.
Justin yang dasarnya punya humor rendah langsung terbahak. Kadang suka heran aja ngeliat Evelyn yang kalem unyu-unyu punya bapak sableng yang kelakuannya bikin geleng kepala.
Evelyn hanya meringis sambil mengusap kepala Lova. Ia sudah tahu kejadian itu karena bapaknya sendiri yang mendongengkan kisahnya. "Maafin papi ya, Va. Emang rada rusuh orangnya."
"Santai aja kali Eve," balas Lova yang tadinya tak bermaksud memancing rasa bersalah Evelyn sebagai anak Hosea.
Mereka berempat lanjut bercerita tentang kegiatan mereka di sisa-sisa liburan kemarin. Kyla dan Evelyn mengucap kompak kalau mereka hanya di rumah saja karena bapak mereka yang malah pergi berdua saja ke puncak. Katanya sih, Hosea minta Kevan buat nemenin karena ada urusan bisnis. Sedangkan Justin hanya menghabiskan waktunya ke alun-alun kota untuk bermain skateboard dan berujung memiliki kenalan baru karena hobi yang sama.
Dante?
Suara bel masuk terlebih dulu menyambut dan memenuhi koridor. Di hari pertama ini sudah bisa dipastikan tidak akan ada pembelajaran, karena bisa jadi di semester ini mereka akan mendapatkan daftar pelajaran baru. Maka dari itu Lova hanya membawa beberapa buku di tasnya.
Lima menit berlalu, semuanya tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing karena tidak boleh keluar di jam pelajaran meskipum sekarang tengah jamkos. Lova jadi menoleh ke bangku sebelahnya yang harusnya berpenghuni.
Lova mendengkus, jadi meraih ponsel hanya untuk melihat chatnya yang tak kunjung berubah centang dua biru. Jadi kesel sendiri, tumbenan banget Dante sampe gak bisa di hubungin begini padahal cowok itu biasanya berisik sendiri tanpa diminta.
°°°
"Kapan dia pulang?"
Cara bicaranya kelewat ketus, padahal orang yang tengah diajak bicara itu adalah wanita yang sudah melahirkannya. Dante sudah kehabisan kesabaran, ia tau kalau ini sangat tidak sopan tapi mau bagaimana lagi?

KAMU SEDANG MEMBACA
A Gift
FanfictionCinta merupakan hadiah pemberian dari tuhan. Rasa yang ada di dalamnya itu adalah sebuah anugerah yang tuhan berikan. Kita tidak pernah tau, bahkan rasanya seperti tidak bisa memilih kepada siapa esok kita akan menjatuhkan rasa. Semuanya sudah diat...