Anzalia berjalan sendirian saat malam hari tiba. Gadis yang memakai piyama satin itu ingin menuju minimarket terdekat. Membeli beberapa mie instan kesukaannya. Aditya sedang tidak pulang hari ini, oleh sebab itu ia malas memasak dan memilih untuk membeli yang instan saja.
Dinginnya angin malam membuat seluruh tubuh Anzalia merinding. Kedua tangannya ia masukkan kedalam masing-masing kantung celana. "Dingin banget dah malam ini."
Gadis itu mulai memilih makanan yang akan ia beli. Namun, seorang gadis remaja tiba-tiba menabrak punggung Anzalia, hampir saja hidungnya yang mancung itu tergencet.
"Aduh, maaf kak saya gak sengaja." Ucapnya dengan raut wajah bersalah.
"Gak papa kok."
"Maaf ya kak, soalnya tadi saya kaget. Barusan ada yang ngaku kalau suka sama saya hehe. Saya permisi dulu, sekali lagi saya minta maaf." Wajah malu-malu gadis remaja itu membuat Anzalia mengerjabkan matanya.
"Apa hubungannya sama aku?"
Anzalia menghela napasnya. "Kalo ditinjau sampe sekarang, gak ada tuh yang confess ke aku. Sejelek itukah diriku ini?" Tidak mau memikirkan lebih lanjut nasibnya, Anzalia kemudian pulang setelah membayar belanjaannya.
"Menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah surga..." Mulutnya bergumam, menyenandungkan salah satu lagu kesukaannya.
Anzalia terpaksa harus segera berlari saat hujan turun dengan sangat deras.
"Aish, basah lagi." Gerutunya.
Bajunya sedikit basah, padahal Anzalia malas sekali jika harus berganti baju apalagi mencuci baju yang baru dipakainya beberapa jam itu. Walaupun ia sering melaundry beberapa pakaian-nya, Anzalia memilih untuk tidak mengganti dan menunggu kering saja.
Hujan-hujan seperti ini memang paling enak jika membuat mie instan kuah. Apalagi Anzalia sangat suka makan mie instan. Usai membuatnya dalam waktu 5 menit saja, gadis itu duduk sambil menonton televisi.
Anzalia sangat jarang menonton televisi, hanya dalam keadaan tertentu saja baru ia akan menonton. Jika merasa bosan dengan pekerjaannya maka ia memilih untuk tidur. Hari libur pun banyak dihabiskan untuk tidur.
"Kalo diliat-liat, ujan-ujan gini kalo malem agak creppy ya. Mana sendirian lagi."
Beberapa menit setelah mengatakan hal tersebut, pintu kontrakan Anzalia tiba-tiba ada yang mengetuk. Anzalia bimbang apakah akan membukanya atau tidak. Di kontrakan hanya ada dirinya saja, sedangkan Kakaknya sedang berada di luar kota untuk beberapa hari.
Dengan tekad yang kuat Anzalia memberanikan diri membuka pintu. Berbeda dengan jantungnya didalam sana yang berdebar tidak karuan.
"Pak Sean, ada apa Bapak kemari malam-malam?" Anzalia mengernyit heran. Semakin lama sikap Sean benar-benar membuat ia bingung.
"Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan."
Seperti biasanya, perkataan Sean selalu saja tidak dapat di bantah. Pria dewasa itu langsung masuk kedalam tanpa dipersilahkan oleh Anzalia.
"Loh pak, Bapak yang sopan dong dirumah orang. Lagian saya sedang sendiri dirumah. Tidak boleh laki-laki dewasa dengan perempuan didalam rumah berduaan malam-malam. Jadi mending Pak Sean pulang saja. Kalau ini masalah pekerjaan, anda bisa mengirim lewat surel saja." Ucap Anzalia panjang lebar. Tentu saja ucapan Anzalia hanya dianggap omelan kecil bagi Sean.
Ia suka ketika Anzalia banyak bicara dengannya.
Sean tersenyum tipis sebelum berbalik menghadap Anzalia dan senyumnya digantikan oleh seringai menyebalkan bagi Anzalia.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Sean Obsession
ChickLit[Sebuah cerita klasik] Obsesi seorang Sean terhadap gadis kecil 18 tahun yang lalu membuatnya menjadi pria yang mengerikan. Jamin Uinseann Herwit, pria dewasa yang tergila-gila dengan Anzalia. Gadis kecil yang sudah mengacaukan pikiran Sean. "And i'...