Anzalia terbangun saat suara alarm di handphone milik Sean berbunyi. Seluruh tubuhnya terasa kaku ketika Anzalia menggerakkannya. Ia menyingkirkan tangan Sean yang memeluknya secara perlahan.
Semalaman tidur dengan posisi duduk adalah sesuatu yang buruk. Badan Anzalia terasa sakit apalagi Sean yang menopang tubuhnya, pasti Pria itu lebih sakit daripada dirinya.
"Sean, wake up."
Pria itu hanya mengerang dan tidak mau membuka mata. "Kamu harus kerja."
Mata hazel itu terbuka perlahan, tetapi tangannya justru menarik kembali tubuh Anzalia dalam dekapannya. "Morning kiss, hm?"
"Tidak." Anzalia berusaha melepas kaitan tangan Sean di pinggangnya. Karena demi apapun, tubuhnya terasa sakit sekali terlebih saat ini tubuhnya berada di atas tubuh Sean.
Err Anzalia sangat merinding.
"Badanku akan semakin remuk jika kamu masih saja menahanku, Sean."
Sean terkekeh ringan, lalu dengan suara seraknya ia berkata. "Baiklah, tapi siapkan aku pakaian. Hari ini aku ingin memakai pakaian pilihan gadisku." ucapnya sambil melepas dekapannya.
Punggung tegap Pria itu hilang dibalik pintu kamar mandi. Anzalia meregangkan tubuhnya sebelum mengambil setelan kerja Sean.
Rasa kantuknya masih membuat Anzalia menguap beberapa kali. Padahal ia sudah kembali segar dengan pakaiannya yang terlihat berbeda dari biasanya.
"Mau kemana dengan pakaian rapi itu, baby?" Sean memperhatikan penampilan rapi gadis-nya sambil menyesap kopi.
"Aku ingin ikut ke kantormu, apa boleh?"
Sebelah alis Sean terangkat, "Tumben."
Pikiran Sean menerka-nerka maksud dari keinginan sang gadis. Tidak biasanya gadis-nya ikut untuk ke kantor dengannya. Atau ada sesuatu yang disembunyikan Anzalia padanya?
"Sean apa kamu tidak tau kalau aku bosan sekali hanya sendirian dirumah?!" geraman kesal Anzalia membuat Sean diam-diam tersenyum tipis. Gadis-nya terlalu menggemaskan.
"Disana kamu juga akan merasa bosan. Tidak ada bedanya dengan dirumah seharian."
"Tapi aku akan ikut bersamamu, ya? Aku juga bisa membantu pekerjaanmu supaya kamu bisa pulang lebih awal."
Sejujurnya, Anzalia tidak yakin akan penawaran yang ia berikan. Karena pekerjaan CEO tentu sangat berbeda dari pekerjaannya dulu. Namun, Anzalia tetap akan membantu sebisa nya.
Sean mengangguk, "Oke kalau itu maumu." Ia tidak bisa mendebat lagi, karena dirinya juga sangat menginginkan Anzalia selalu berada disisinya.
Tepat saat mereka berdua menyelesaikan sarapan, keduanya mulai pergi ke kantor menggunakan mobil milik Sean yang dikendarai oleh Pria itu sendiri.
Sesekali Anzalia melirik ke samping, dimana Sean sedang menyetir. Pria itu sangat dewasa dan berkarisma saat menggunakan jas, apalagi jam tangan mahal di pergelangan tangan Sean menambah kesan elegan pada diri Pria itu.
Anzalia juga melihat bagaimana lincahnya tangan Sean mengemudikan mobil.
"Kamu seperti belum pernah melihatku seperti ini, baby." Suara berat Sean sedikit menyentak lamunan Anzalia.
Gadis itu membasahi kerongkongannya yang terasa kering, "Jangan terlalu percaya diri!"
Sial! Pasti Sean memergoki Anzalia sedang memperhatikan Pria itu tanpa berkedip. Lagipula mengapa dirinya bodoh sekali, kedua matanya sampai terasa perih karena memandangi ciptaan Tuhan yang hampir sempurna ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Sean Obsession
ChickLit[Sebuah cerita klasik] Obsesi seorang Sean terhadap gadis kecil 18 tahun yang lalu membuatnya menjadi pria yang mengerikan. Jamin Uinseann Herwit, pria dewasa yang tergila-gila dengan Anzalia. Gadis kecil yang sudah mengacaukan pikiran Sean. "And i'...