ASO-PART 18

3.7K 110 2
                                    

Terlihat dua orang perempuan berbeda umur tengah duduk berhadapan di sebuah restoran mahal. 

Anzalia duduk dengan tenang menunggu wanita didepannya berbicara. 

Wanita setengah baya yang mengenakan gaun ketat dan mewah itu menatap remeh pada Anzalia yang hanya memakai pakaian sederhana.

Sangat tidak sebanding dengannya.

"Ada perlu apa sampai tante dengan sudinya bertemu saya?" 

Tertawa pelan bagai seorang wanita anggun, ia kemudian meletakkan gelas yang berisi alkohol dimeja dengan pelan seraya menatap Anzalia.

"Jangan terlalu percaya diri. Baiklah jika kau tak sabar, aku akan menjelaskan maksud kedatanganku ini."

Tangannya terulur mengambil sebuah cek kosong didalam tas mahalnya dan mendorongnya hingga didepan Anzalia. "Isilah berapapun yang kau mau dan sebagai gantinya, jauhi Sean dan buang perasaan tidak bergunamu itu jauh-jauh."

Anzalia mengangkat sebelah alisnya. "Berapapun?"

"Ya."

Dalam hati, wanita itu merendahkan Anzalia karena mau saja dibodohi oleh dirinya. Semua masalah akan selesai jika menggunakan uang. Uang adalah segalanya.

Anzalia mengambilnya lalu ia masukkan kedalam kantung celananya. "Kalau begitu saya permisi, dan terimakasih atas tawarannya." Gadis itu tersenyum tipis dan pergi begitu saja. 

Wanita tersebut dengan acuh meminum alkoholnya, tanpa tahu ada makna dibalik senyuman Anzalia itu.

"Dia pikir aku adalah perempuan yang haus akan uang, begitu? Hah! salah besar. Tapi, lumayan juga sih kalau dipikir-pikir." Ucap Anzalia sambil memperhatikan cek tersebut.

Ditengah perjalanan menuju parkiran, Anzalia dibuat kaget oleh Sean saat Pria gila itu menarik tangan Anzalia menuju mobil. 

"Jangan pernah bertemu wanita murahan itu lagi, baby." Ucap Sean sambil memegang tangan gadis-nya.

Dengan lugu, Anzalia menatap Sean seakan tidak tahu maksud dari perkataan Pria itu. "Memangnya kenapa?"

"Anzalia, berikan cek kosong sialan itu kepadaku, hm?" Bukannya menjawab pertanyaan gadis-nya, Sean menatap memohon pada Anzalia dan berharap gadis-nya memberikan cek kosong tersebut padanya.

Demi apapun, Sean akan gila jika Anzalia sampai benar-benar meninggalkannya hanya karena hal sepele.

Walaupun ia percaya bahwa gadis-nya tidak akan termakan rayuan wanita murahan itu.

Ya, Sean sudah tahu maksud dari pertemuan kedua perempuan itu. Dan, entah darimana Anzalia tahu wanita itu yang bahkan Sean sendiri sangat tidak sudi untuk memperkenalkannya.

"Sean, are you fine?" Anzalia bisa melihat kedua mata hazel Pria itu memancarkan kekhawatiran yang berlebih, tangan besar yang menggenggamnya pun sedikit bergetar.

Gadis itu baru pertama kali melihat Sean seperti ini. Entah apa yang sedang terjadi pada Pria gila itu, Anzalia hanya bisa memberikan tatapan ketenangan serta mengeratkan kedua genggaman tangannya. Berharap membuat Sean lebih membaik.

"Please, don't leave me..."

Anzalia menggeleng samar. "No, aku tidak akan meninggalkanmu." Untuk saat ini.

Perlahan Sean memajukan kepalanya, hingga wajah mereka hanya terpaut beberapa senti. Anzalia dengan mudahnya mendorong pelan kepala Sean seperti semula. Memang dasarnya Pria gila ini sangat pandai dalam memanfaatkan situasi.

"Jangan memanfaatkan keadaan hanya karena aku seperti ini, Sean. Aku sudah bilang, jangan menciumku lagi disaat kita masih seperti ini." Ucap Anzalia dengan tegas.

A Sean ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang