ASO-PART 5

8.7K 253 0
                                    

Anzalia dan Sean tiba di sebuah villa yang berada diantara perkebunan. Sekeliling Villa ini dipenuhi oleh kebun dan sepanjang jalan menuju tempat ini dipenuhi pepohonan yang berjejer rapi.

Mereka berdua mulai memasuki villa. Pelayan sekaligus supir tadi, mengiring Anzalia dan Sean hingga tepat didepan pintu kamar.

"Have a good rest Mr. Herwit and Mrs. Herwit." Pelayan tersebut membungkuk kemudian undur diri dari hadapan mereka berdua.

Sean menoleh kebelakang saat Anzalia hanya berdiam diri di depan pintu. "Anzalia, ayo masuklah."

"Kita tidak akan sekamar kan Pak?"

"Apa maksudmu, tentu saja kamu dan aku akan tidur bersama dikamar ini." 

"Tapi Pak, tidak baik perempuan tidur dengan pria dewasa, apalagi kita tidak punya hubungan apa-apa." Anzalia mencoba berbicara hati-hati karena takut menyinggung Sean. 

Namun apalah daya, Anzalia bisa melihat perubahan Sean. Pria itu terlihat sedang menahan amarahnya karena penolakan dari Anzalia.

"Anzalia, kemarin kamu juga tidur denganku bukan? Lalu mengapa sekarang kamu menolaknya."

Itu semua karena paksaan Pak Sean. Dasar manusia pemaksa!! Batin Anzalia berteriak.

"Pak Sean yang memaksa saya untuk tidur dengan anda."

"Anzalia, ayo tidur denganku. Aku tidak mau berjauhan denganmu."

Oh God! Mengapa Sean berubah menjadi pria menggelikan seperti ini.

Anzalia teringat jika sepanjang jalan menuju kamar ini, tidak ada satupun kamar lagi yang berada disini. Haruskan ia tidur di sofa saja? Ya harus, daripada tidur seranjang dengan Pria itu lebih baik Anzalia tidur di sofa.

Ia takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak.

"Kalau begitu saya tidur di sofa saja." Ucap Anzalia selagi kakinya melangkah menuju sofa.

Sebelum Anzalia sampai di sofa, Sean sudah menarik tangan Anzalia hingga gadis-nya menubruk tubuhnya.

Lalu ia menggendong paksa Anzalia, kakinya yang panjang melangkah cepat sampai kamar. Dengan cepat Sean mengunci pintu kamar setelah menurunkan Anzalia diatas kasur.

"Ah sial!" 

Gadis itu menatap tajam Sean. Anzalia benci dengan Sean.

Setelah ini Anzalia tidak bisa keluar dari kamar tanpa Sean, karena pintu itu terkunci dan hanya bisa dibuka menggunakan sidik jari Sean.

Sudah lelah dengan perjalanan panjang tadi ditambah lelah dengan perlakuan Sean membuat Anzalia hanya bisa terdiam. Melakukan perlawanan pun rasanya percuma.

"Dan lagi, jangan berbicara formal ketika kita sedang berdua, Anzalia. Mengerti?"

Anzalia menoleh kesamping dan mengangguk malas.

"Aku akan menyiapkan air hangat untukmu mandi."

Gadis itu berdecak kesal. "Kenapa pria itu sifatnya berubah-ubah setiap saat? Terkadang pemaksa, kasar, lalu sekarang menjadi pria yang lembut."

"Ada apa dengan pria gila itu!"

"Mandilah, aku akan menunggu diluar." 

Anzalia beranjak dengan langkah malas. Padahal yang ia butuhkan hanyalah tidur bukan mandi.

"Udah kaya pasangan aja kita. Tunggu– kita? Hah ngomong apa barusan kamu Anzaliaa...jangan ketularan sifat gila dari pria itu!!"

Sean terkekeh kecil. "Jangan mengomel terus, Anzalia." Setelahnya ia pergi keluar kamar.

A Sean ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang