"Morning, baby."
Suara itu terdengar mengerikan menyapa telinga Anzalia dipagi hari ini. Ditengah mengumpulkan kesadarannya, ia berbalik memunggungi Sean.
Sebuah tangan menyusup pelan dibalik selimut, merengkuh tubuh Anzalia hingga menyentuh dada Sean.
"Sean." Anzalia menggeram marah dibalik suara seraknya.
Ini masih pagi dan Pria gila itu sudah mengacaukan mood Anzalia dalam sekejap.
"Yes, baby."
Sial. Suara penuh godaan itu menyadarkan Anzalia dari khayalan bodohnya.
"Kalau kamu seperti ini terus, lebih baik kita menikah saja, Sean!"
Sean terkekeh geli lalu menduselkan kepalanya dibelakang leher gadis-nya. Anzalia terlalu frontal untuk mengucapkan keinginannya itu.
"Cepat bangun, kamu harus bekerja, Sean."
"Persetan dengan bekerja. Aku ingin seperti ini sepanjang waktu bahkan sepanjang hidupku denganmu." Bisik Sean rendah.
"Omong kosong, pasti setelah ini kamu akan pergi bekerja dan lupa akan waktu."
"Apakah kamu sedang cemburu dengan pekerjaanku, sayang?"
Berdecih sinis, Anzalia segera melepaskan rengkuhan Sean dari tubuhnya. "Percaya diri sekali."
"Tentu saja." Sean menghampiri gadis-nya yang sedang menatap marah pada dirinya. Dibalik kemarahan Anzalia, Sean sama sekali tidak terusik. Justru ia ingin sekali mencium brutal gadis-nya.
Tersenyum misterius, Sean melangkah cepat menuju dimana Anzalia berdiri. Lalu kedua tangannya merengkuh wajah Anzalia dan menggigit gemas pipi gadis-nya.
"Sean!!" Pria itu melepaskan rengkuhannya dan tertawa keras.
"Kamu gila ya!? Sakit tau!!"
Setelah kejadian dimana Sean menggigit pipi Anzalia, gadis itu cepat-cepat pergi keluar rumah setelah berganti pakaian dan mandi.
Cuaca pagi ini terasa sangat sejuk sekali. Anzalia ingin bersepeda santai di sekitaran tempat tinggal Sean.
Rasanya sangat melegakan sekali. Pikiran menjadi tenang.
Anzalia sangat suka suasana di pagi hari seperti ini.
Gadis itu singgah di sebuah warung untuk membeli air mineral setelah merasa lelah berkeliling.
"Keliatannya alim tapi tidur sama pria yang bukan suaminya. Serumah lagi."
Gerakan tangan Anzalia yang sedang membuka tutup botol terhenti mendengar salah satu dari ibu-ibu yang juga sedang berbelanja.
"Udah kaya suami istri ibu-ibu, padahal kan majikan saya dari dulu gak pernah bawa perempuan kerumah. Mungkin ini diiming-imingi sama tubuhnya makanya mau tuh si Tuan." Timpalnya lagi.
Wanita setengah baya yang masih memakai daster rumahan ikut berbicara. "Udah waktunya punya istri itu. Tapi jaman sekarang mah gak punya istri ya cari perempuan yang bisa dimanfaatkan kaya si ono tuh."
"Cuma sekedar icip-icip kali, nanti kalau udah bosen bakalan dibuang juga akhirnya."
Wanita yang pertama kali berbicara tadi mengangguk setuju pada perkataan temannya. "Saya duluan ya ibu-ibu, takutnya nanti Tuan Sean marah-marah karena jam segini belum masak."
Setelah wanita itu pergi, yang lainnya pun ikut membubarkan diri karena hari juga sudah mulai beranjak siang.
Anzalia meremas kuat pegangan pada botolnya. Dadanya bergemuruh dengan kilatan api yang berkobar di mata cokelatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Sean Obsession
ChickLit[Sebuah cerita klasik] Obsesi seorang Sean terhadap gadis kecil 18 tahun yang lalu membuatnya menjadi pria yang mengerikan. Jamin Uinseann Herwit, pria dewasa yang tergila-gila dengan Anzalia. Gadis kecil yang sudah mengacaukan pikiran Sean. "And i'...