Pulang sekolah, Liska duduk dengan tenang di balkon kamarnya. Mencoba melupakan kejadian yang menimpanya hari ini. Dengan sorot mata datar dia menatap ke arah depan.
"Kenapa kau tak memberikan ingatanmu untukku Liska!" gumamnya sambil menatap langit dengan sorot mata tak suka.
"Jika kau ingin aku membantumu dan menyelesaikan ini semua, beri aku ingatanmu agar aku tahu jalan mana yang harus ku ambil. Aku di sini seperti orang bodoh yang tak tahu apa-apa, bahkan ragu untuk mengambil tindakan." ucapnya dengan raut wajah frustrasi.
Setelah mengatakan itu matanya kembali tertutup menikmati angin sore menerpa tubuhnya. Hingga suara sang Mama menyapa gendang telinganya.
"Sayang" panggil Mamanya dan berjalan mendekat ke arah Liska.
"Iya Mah?" balas Liska sambil menatap heran ke arah sang Mama.
"Teman Mama akan berkunjung malam ini, bersiaplah" ucap Mamanya dengan senyum manis.
"Teman? Apakah harus?" tanya Liska dengan heran.
"Yah, bersiaplah. Gaunmu sudah Mama siapkan" ucap Mama Liska dan mengecup pelan dahi sang anak dengan penuh kasih sayang.
"Baiklah" balas Liska dengan pasrah.
"Anak pintar" balas sang Mama dan mengelus rambut Liska pelan.
"Mama kembali ke kamar dulu, dan sebentar lagi gaunmu akan di antar oleh bibi" ucap Mama Liska dengan senyum menenangkan.
"Iya Mah" balas Liska dengan helaan nafas lelah.
"Dandan yang cantik sayang" ucap
Mamanya sebelum berjalan menjauh dari sana.Liska menatap kepergian Mamanya dengan raut wajah tanpa emosi. Setelahnya dia kembali fokus ke depan.
Beberapa menit Liska sibuk dengan pemikirannya, hingga dia mengakhirinya dan berjalan memasuki kamar. Di atas kasurnya, sudah ada gaun yang Mamanya bilang tadi.
Liska menatap gaun itu dengan pandangan rumit dan bergumam,"Apa aku harus memakainya? Yang benar saja" gumam Liska dengan raut wajah geli, karena membayangkan dirinya memakai gaun itu.
Lama dia menatap gaun tadi dan dalam satu tarikan nafas dia menghembuskan nafas pelan.
"Untuk kali ini saja aku akan memakai pakaian ini" ucap Liska sambil menatap gaun tadi dengan datar.
Dia ingin merebahkan diri tapi di urungkan saat melihat jam mulai menunjuk ke pukul 18.45 sore.
"Selama itu aku melamun?" gumam Liska dengan raut wajah tak percaya. Dia menghela nafas tak ikhlas, dengan malas Liska berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap.
Tak lupa ia juga membawa gaun tadi bersamanya. Liska menenteng gaun tadi tanpa minat.
Beberapa menit kemudian sosok Liska mulai terlihat di balik pintu kamar mandi dengan gaun yang melekat indah di badannya.
"Ck" decak Liska yang merasa tak nyaman dengan gaunnya yang memeluk pas tubuhnya.
Dengan langkah sedikit kesal dia berjalan ke meja rias. Dengan malas dia menyisir rambutnya dan mengikat ujung kanan serta ujung kiri menjadi satu. Setelahnya memoleskas sedikit make up di wajah, agar tak terlihat pucat.
"Sepertinya lebih dari cukup" ucap Liska sambil menatap pantulan dirinya di cermin.
Setelah merasa puas dengan dirinya sendiri, dia mulai berjalan keluar dari kamar dan berjalan ke lantai dasar.
Di meja makan ada sosok Mamanya yang sibuk mengatur letak makanan di bantu oleh beberapa pelayan. Karena tak tahu ingin berbuat apa, Liska memutuskan untuk menunggu di ruang tamu sambil menonton TV.
Lama Liska menunggu di ruang tamu, hingga membuatnya kesal sendiri dan menatap ke sekelilingnya dengan malas. Di meja makan sudah tertata berbagai jenis makanan. Sedangkan Mamanya sudah tak ada di sana, mungkin sedang memperbaiki penampilannya.
Dengan gerakan malas dia mematikan saluran TV dan berdiri dari duduknya.
Saat ingin berjalan ke arah kamar, suara bel rumah berbunyi, membuat Liska mengurungkan niatnya.
"Lama" gumam Liska sambil menatap ke arah pintu utama, berpikir itu teman Ibunya. Dengan langkah sedikit kesal Liska berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Elu?!" kejut Liska sambil menatap ke arah orang tadi dengan raut wajah terkejut. Dalam benaknya dia bertanya-tanya, kenapa dia ada di sini? Ada urusan apa?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Novel (Sudah DiTerbitkan)
FantasyKeajaiban? Banyak orang yang tak mempercayainya sebelum merasakannya sendiri. Mungkin itu yang di rasakan oleh Fia, gadis biasa yang tak mempercayai apa itu keajaiban dan dunia lain selain dunia yang dia tepati saat ini. Hingga sesuatu yang tak mas...