.40.

38.1K 3.9K 19
                                    

Jam istirahat, Liska masih di dalam kelas dengan sosok Yara yang menunggunya dengan tak sabar.

"Lis cepet dong, gue udah laper" ucap Yara bagaikan cacing kepanasan.

"Sabar Yara" kata Liska yang masih sibuk menyimpan alat tulisnya.

"Ck! Lama!" balas Yara dengan raut wajah sedikit kesal.

"Ini udah" kata Liska dan berjalan ke arah Yara dengan langkah pelan.

"Ayo!" kata Yara dengan semangat dan tanpa menunggu lama dia menarik tangan Liska menuju ke arah kantin.

Yara menyusuri koridor dengan tangan yang masih menyeret Liska. Sedangkan Liska hanya bisa pasrah dan mengehela nafas lelah.

Saat di pertigaan koridor, karena tak hati-hati Yara tak sengaja menabrak seseorang di depannya hingga membuatnya terjatuh, Liska yang belum siap pun ikut terjatuh karena tarikan di tangannya.

"Akhh!" jerit Yara karena merasa terkejut bercampur sakit.

Orang yang menjadi dalang mereka jatuh pun masih staycool di tempat. Tak ada rasa bersalah sama sekali, karena memang bukan salahnya.

"Woy Ar!" teriak seseorang dari belakang lelaki tadi.

Dengan raut wajah datar lelaki tadi menatap ke arah kedua sahabatnya. Dengan alis sedikit terangkat dia menatap ke salah satu temannya.

"Main ninggalin aja lu!" ucap orang tadi sambil mengeplak bahu sohibnya dengan sorot mata kesal. Hingga matanya menatap ke arah kedua gadis di bawahnya.

"Lu apain anak orang?" tuduhnya kepada Arka.

"Bukan gue, jatuh sendiri" balas Arka dengan datar.

"Aelah, gak lu bantuin lagi" ucap Dino, dengan inisiatifnya sendiri dia membantu Yara bangun dan saat tangannya akan membantu Liska, tangan lain sudah membantunya terlebih dahulu. Saat melihat siapa pelakunya dia sedikit heran.

"Gak apa-apa?" tanya Anton dengan raut wajah cemas.

"Gue baik" balas Liska sambil membersihkan seragamnya dari debu. Sedangkan Yara sedang meredakan rasa sakit di dengan cara mengusapnya dengan pelan.

Kedua orang tadi menatap ke arah temannya dengan raut wajah heran. Apa dia mempuntai hubungan dengan gadis itu? Jika iya, kenapa tak ada gosip? Bukankah ini berita yang mengguncang?.

Anton masih fokus ke arah Liska dan matanya terfokus ke arah rambut Liska yang cukup berantakan. Tanpa sadar tangannya bergerak untuk membenarkan rambut Liska.

Liska yang di perlakukan seperti itu pun menatap heran ke arah Anton, sedangkan yang lainnya menatap sedikit terkejut atas tindakan Anton.

"Gak usah pegang-pegang" ucap Liska sambil menyingkirkan tangan Anton dari kepalanya.

Saat Anton akan membuka suara, perkataannya sudah dia telan kembali saat melihat sosok Liska di tarik paksa oleh seseorang. Anton menatap punggung Liska dengan raut wajah tak terima, dan menatap punggung lelaki tadi dengan sengit. Sedangkan kedua temannya bertambah heran dengan kejadian barusan.

Yara yang melihat itu menatap kesal ke arah sang pelaku. Dia yang menunggu Liska dari tadi, malah di tengah jalan Liska di gondol orang.

"Cabut" ucap Anton dan tanpa menunggu lama dia mulai berjalan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Tanpa mengatakan apa pun kedua temannya mengikuti dari belakang.

Yara yang di tinggalkan sendirian pun beetambah kesal dan mencak-mencak tak jelas di tempat.

Di lain tempat.

Liska menatap ke orang di depannya dengan raut wajah bingung. Tak ada petir dan hujan badai, kenapa orang ini tiba-tiba menatik tangannya?.

Dengan kasar Liska menghentakkan tanganya dari cengkeraman Aland.

Aland mulai membalikkan badan dan menatap nyalang ke arah Liska.

"Apa?" tanya Liska dengan raut wajah sedikit tak terima atas perlakuan Aland kepadanya.

"..." bukannya menjawab, Aland malah diam membisu dengan mata menatap lekat ke wajah Liska.

Liska yang melihat tingkah Aland pun sedikit tak paham dan bergidik ngeri.

"Gila" ucap Liska dan berniat meninggalkan Aland di sana. Tapi saat tubuhnya akan melewati sosok itu, tiba-tiba tangannya kembali di cengkeram.

"Jangan deket-deket cowok lain, kecuali gue" ucap Aland dengan aura penuh tekanan dan nada suara yang begitu rendah, seperti menahan marah.

"Hah? Siapa elu?" ucap Liska sedikit tak terima dengan peekataan Aland barusan.

"Tunangan, kita tunangan Liska!" geram Aland dan menatap tajam ke arah Liska. Sudah habis benar kesabarannya kali ini.

"Tunangan karena perjodohan, dan bukannya lu nolak pertunangan ini?" ucap Liska kembali menari tangannya dari cengkeraman Aland.

"Dan lagi, jangan sok ngatur, kita gak sedekat itu" lanjut Liska dan meninggalakan sosok Aland begitu saja.

Aland masih di tempatnya dengan tangan terkepal erat. Matanya menatap penuh ambisi ke arah Liska.

"Kita lihat saja nanti" ucap Aland dan berjalan berbalik arah dari Liska.

Dunia Novel (Sudah DiTerbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang