Malam harinya, Liska sudah bersiap dengan gaun pilihan Mamanya.
Saat ini, dia sedang di bantu make up oleh Mamanya.
"Malam ini kau harus tampil dengan memukau, sebagai tanda perpisahan" ucap Mama Liska dengan senyum penuh arti.
"Oke" balas Liska dengan tanpa emosi, yang terpenting olehnya, dia putus tunangan dengan Aland malam ini.
Beberapa menit kemudian, Liska sudah siap. Dia terlihat sangat-sangat berbeda. Terlihat lebih manis dan cantik dalam waktu bersamaan.
"Sudah, kamu tunggu di sini. Nanti Mama panggil jika mereka sudah sampai" ucap Mama Liska dengan senyum cerah. Setelahnya berjalan keluar kamar Liska dengan senyum mengembang indah.
Liska menatap pantulan dirinya dengan raut wajah datar.
"Pembukaan, untuk penyesalan kalian" gumam Liska dengan senyum manisnya.
"Tapi sayang, satu orang tak bisa merasakan penyesalan itu" ucap Liska dengan raut wajah datar.
"Tapi tak apa, kau mengorbankan nyawamu. Sedikit membayar dosamu Dika" ucap Liska lagi dengan senyum mengembang indah.
Di lantai bawah.
"Selamat malam mbak" ucap Mama Liska dengan senyum mengembang indah.
Di belakang Bunda Aland ada sosok suami dan anaknya. Mereka berdua sama-sama memasang raut wajah datar.
"Malam, bagaimana kondisi mu?" tanya Bunda Aland dengan senyum manisnya.
"Baik, ayo masuk mbak" ucap Mama Liska mempersilahkan tamunya untuk masuk.
"Iya" balas Bunda Aland dan berjalan ke arah meja makan dengan langkah ringan. Di sampingnya sudah ada sang suami, dan Aland mengikuti dari belakang.
Sesampainya di meja makan, ternyata makanan sudah tersaji dengan indahnya di atas meja.
"Silahkan duduk, aku panggil Liska dulu" ucap Mama Liska masih ramah.
Dengan langkah sedikit berlari dia menujun ke arah kamar Liska.
"Sayang ayo turun, mereka sudah sampai" ucap Mama Liska dengan nada suara lembut.
"Baik" balas Liska dan mulai beranjak dari duduknya. Dengan langkah tenang mereka berjalan ke arah lantai dasar.
Suara high heels yang di pakai Liska, bagaikan musik irama di setiap langkahnya.
Ketiga orang itu menatap ke sumber suara. Aland yang melihat sosok Liska malam ini, sedikit terpukau. Dia akui Liska malam ini terlihat begitu cantik dan manis. Tanpa sadar dia tersenyum saat mengingat gadis itu adalah tunangannya.
Sesampainya di meja makan, Liska memberi salam kepada mereka, setelahnya duduk di samping Aland. Tak lama acara makan malam pun terlaksana.
Di sepanjang jalannya makan, mata Aland sesekali menatap ke arah Liska. Sedangkan Liska hanya bodo amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Novel (Sudah DiTerbitkan)
FantasyKeajaiban? Banyak orang yang tak mempercayainya sebelum merasakannya sendiri. Mungkin itu yang di rasakan oleh Fia, gadis biasa yang tak mempercayai apa itu keajaiban dan dunia lain selain dunia yang dia tepati saat ini. Hingga sesuatu yang tak mas...