.29.

40.9K 4.1K 55
                                    

Sepulang sekolah, Liska menghabiskan waktunya bermain bersama marmud peliharaan Mamanya, di taman belakang rumah.

Tangannya sibuk mengelus bulu marmud, dengan mata menatap ke arah depan dengan pikiran bercabang.

Di tengah-tengah lamunan, tiba-tiba ada seseorang membuyarkan pikirannya.

"Non" panggil salah satu pelayan di rumahnya dengan raut wajah ramah.

Liska mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Dengan raut wajah heran Liska menatap ke arah orang tadi.

"Di luar ada orang yang mencari anda nona" ucap sang pelayan dengan kepala menunduk sedikit.

"Siapa?" tanya Liska dengan kerutan di dahinya.

"Dia tak memperbolehkan saya untuk memberitahukanya, nona" balas sang pelayan sedikit takut atas respons sang nona.

Mendengar perkataan sang pelayan barusan membuat kerutan di dahi Liska bertambah. Dalam benaknya bertanya-tanya, siapa dia?

Dengan penasaran Liska mulai bangkit dan berjalan ke arah ruang tamu. Di belakangnya ada sosok pelayan tadi.

Sesampainya di sana Liska menatap punggung tegap dengan pakaian cukup formal di depannya dengan heran. Karena merasa tak asing dengan sosok itu.

"Siapa?" tanya Liska dengan nada suara heran.

Mendengar suara yang dia tunggu-tunggu, membuat orang tadi mulai berbalik badan dan menatap ke arah Liska.

Mengetahui siapa tamu tak di udang itu membuat raut wajah Liska berubah datar dalam sekejap.

"Mau apa lu?" tanya Liska dengan datar.

"Jemput, Bunda maksa buat ngajak lu jalan, ganti kemaren" balas Aland dengan nada suara tenang.

"Gak, gue sibuk" tolak Liska dengan raut wajah tanpa minat.

"Ini bukan tawaran yang bisa lu tolak, tapi ini perintah dan harus di lakukan. Cepat berganti baju, 15 menit cukup bukan?" ucap Aland dengan datar dan menatap ke arah jam tangan miliknya di akhir kalimat.

"Ck! Lu tahu adap bertamu gak? Pergi gih, jangan nyusahin jadi orang" ucap Liska dengan sorot mata sinis.

"Yah, dan orang menyusahkan ini tunanganmu" balas Aland dengan santai.

Mendengar perkataan Aland barusan membuat Liska sedikit geram dan menatap Aland dengan sorot mata permusuhan.

"Gue sibuk, gak ada waktu ngadepin cowok gila kek elu. Tahu jalan keluar 'kan?" balas Liska dengan sorot mata tak bersahabat.

"Seperti yang gue katakan tadi, ini perintah bukan pilihan. Jadi cepat bersiap, jika tak mau mendapatkan masalah" balas Aland dengan raut wajah datar.

Liska menatap Aland dengan sengit, dan di balas Aland dengan raut wajah tenang. Dengan langkah kesal, Liska mulai berjalan ke arah kamarnya untuk bersiap.

Melihat respons Liska yang seperti itu, membuat Aland merasa senang dan puas dalam waktu bersamaan. Entah kenapa dia suka melihat raut wajah kesal di wajah Liska.

"Gadis pintar" gumam Aland sambil menatap ke arah pintu kamar Liska.

Setelahnya ia mulai duduk di sofa dengan nyaman. Serta senyuman yang amat tipis di bibirnya.

Tak membutuhkan waktu lama Liska turun, dengan dress sederhana yang melekat indah di tubuhnya.

Tak membutuhkan waktu lama Liska turun, dengan dress sederhana yang melekat indah di tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          ( Gambar di ambil dari google)

Melihat sosok Liska yang sudah bersiap membuat Aland kembali tersenyum tipis, apalagi melihat raut wajah di tekuk di wajah Liska.

Dengan langkah malas Liska berjalan ke arah Aland.

"Cepat" ucap Liska tanpa minat.

"Hm" balas Aland dengan sok cool. Padahal di bibirnya sedang menahan senyum karena melihat raut wajah kesal Liska.

Mereka mulai berjalan ke luar rumah dengan Liska yang ada di depan. Sesampainya di luar, Liska menatap mobil Aland dengan datar.

"Tunggu apa lagi?" tanya Aland dengan alis terangkat sedikit.

"Mobil yang sama?"  batin Liska sambil menatap mobil di depannya dengan malas.

Dengan langkah sedikit tak ikhlas, Liska mulai berjalan mendekat ke arah mobil dan membuka pintu itu sendiri. Tentu saja dia buka sendiri, memangnya menunggu siapa? Si batu Aland? Sampai dia jadi tua pun itu tak akan terjadi.

Aland mulai berjalan ke sisi lain tanpa memedulikan sosok Liska. Dengan tenang mereka duduk di tempat masing-masing dan mobil mulai berjalan dengan kecepatan sedang.

Dunia Novel (Sudah DiTerbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang