"Ishh!" ringisnya saat merasakan sakit di tubuhnya.
Mendengar suara ringisan tadi membuat Liska menghentikan guncangannya dan menatap heran ke arah orang tadi.
Wajahnya tak terlihat karena tertutupi oleh helm. Hingga tangan pria itu terulur dan membuka helmnya dengan susah payah, setelah helm itu terlepas dengan kesal dia melemparnya ke sembarang arah.
"Brengsek!" desisnya sambil menutup matanya dengan telapak tangan.
Liska memperhatikannya dalam diam, hingga mata itu menatap ke arah motor yang tergeletak tak jauh darinya.
"Itu?" gumam Liska sambil menatap motor tadi dengan raut wajah terkejut.
"Tenyata elu?!" ucap Liska sambil menunjuk ke arah orang tadi dengan raut wajah menahan kesal.
"Sial! Buang-buang waktu gue, lu" ucap Liska dengan sorot mata tak bersahabat. Setelahnya berjalan menjauh dari sana, tapi belum cukup jauh langkahnya kembali terhenti saat orang tadi membuka suara.
"Jadi cewek sadis banget lu! Lihat ada orang terkapar kek gini gak ada niatan buat bantuin?" ucap lelaki tadi sambil menatap Liska dengan malas.
"Lu salah ngomong sama gue, karena dari dulu gue gak punya hati buat berbaik hati sama orang lain," balas Liska dengan santai.
"Apalagi ke elu" lanjut Liska sambil menatap sinis ke arah orang tadi.
"Punya dendam sama gue?" ucap cowok tadi dengan raut wajah menahan sakit.
"Lu hampir celakain gue tadi di jalan" ucap Liska dengan raut wajah menahan kesal.
"Hah? Kapan?" tanya lawan bicara Liska dengan raut wajah bingung.
"Cih! Buang-buang waktu gue lu" kata Liska dan ingin beranjak pergi dari sana. Tapi terhenti kembali saat mendengar perkataan orang tadi.
"Oke, kalau gue ada salah, gue minta maaf! Tapi bantuin gue dulu, entar gue sekarat elu yang gue salahin" ucap lelaki tadi dengan mata menatap ke arah Liska.
"Berisik lu" ucap Liska sambil menatap ke arah lawan bicaranya dengan raut wajah tak suka.
Dengan berat hati dia berjalan mendekat ke arah orang tadi dan membantunya untuk bangun dari tidurnya. Liska membawa lelaki itu ke pinggir jalan.
"Tunggu sini, gue ambil kotak P3k dulu" ucap Liska dan mulai berjalan ke arah mobilnya berada.
"Maaf pak, ada kotak P3k?" tanya Liska saat sudah sampai di mobil.
"Ada nona, biar saya ambilkan dulu," ucap sang sopir dan mulai keluar dari mobil, berjalan ke arah bagasi mobil. Dengan Liska yang mengikuti dari belakang.
"Ini nona" kata sang sopir sambil menyerahkan kotak P3k tadi ke arah Liska.
"Terima kasih, dan tolong tunggu sebentar ya pak" ucap Liska dengan senyum tulus setelahnya kembali berjalan ke arah pemuda tadi berada.
Liska duduk di sampingnya dengan sorot mata malas.
Tanpa mengatakan apa pun, Liska langsung mengobati beberapa memar di wajar orang tadi.
"Issh! Pelan dikit" ucap orang tadi merasakan sakit di lukanya, saat luka itu di obati.
"Diem, bersyukur gue mau ngobatin" ucap Liska tanpa menatap lawan bicaranya, terlalu malas dan kesal. Mendengar perkataan Liska tadi membuatnya mau tak mau harus diam.
"Ishh!" ringisnya saat Liska menolehkan secara kasar wajahnya ke kiri, untuk menjangkau luka yang lain.
"Kasar amat nih cewek" batin lelaki tadi sambil menatap wajah Liska lamat.
Liska yang tadinya sibuk dengan kegiatannya mulai terganggu, saat merasa ada seseorang menatapnya dengan intens.
"Apa lu lihat-lihat?!" ujar Liska sambil menatap tak suka ke arahnya.
"Di wajah lu ada sisa coklat" ucap orang tadi sambil mengalihkan pandangannya. Malu karena tertangkap basah sedang memperhatikan seseorang.
Mendengar perkataan orang di depannya membuat Liska dengan buru mengeluarkan ponsel dan benar saja di atas bibirnya ada sisa coklat yang menempel. Dengan kasar dia mengusapnya dan Liska menatap sinis ke lelaki tadi. Dia bertambah kesal saat melihat raut geli di wajah orang di depannya.
"Jangan senyum-senyum" ucap Liska sambil meraup kasar wajah lelaki tadi.
"Akhh! Sakit!" ucapnya sambil menatap ke arah Liska dengan garang.
"Bodo amat, luka lu udah gue obatin. Semoga gak bertemu lagi" ucap Liska dan beranjak pergi dari sana meninggalkan sosok tadi.
"Woy! Nama lu siapa?! Nama gue Anton!" teriak lelaki tadi sambil bangkit dari duduknya. Liska yang mendengar teriakan Anton hanya menganggap angin lalu dan masih terus berjalan.
"Makasih atas bantuanya, walau gak ikhlas!" lanjut Anton yang masih menatap ke arah Liska.
"Cih! Sombong" gumam Anton saat tak mendapatkan respons apa pun dari Liska, dengan sorot mata minat dia menatap ke arah punggung Liska, sebelum sosok itu masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkanya.
"Cewek aneh" gumam Anton setelahnya menghubungi seseorang untuk menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Novel (Sudah DiTerbitkan)
FantasyKeajaiban? Banyak orang yang tak mempercayainya sebelum merasakannya sendiri. Mungkin itu yang di rasakan oleh Fia, gadis biasa yang tak mempercayai apa itu keajaiban dan dunia lain selain dunia yang dia tepati saat ini. Hingga sesuatu yang tak mas...