.21.

44.9K 5.4K 11
                                    

Setelah itu tubuhnya kembali melebur dan berpindah. Di depannya menampakkan sebuah kejadian yang membuat 'Liska' bertambah marah dan benci.

Bruk!

"Berapa kali gue bilang, lu keterlaluan Liska! Jangan ganggu dia, dia gak salah apa-apa. Lu yang terlalu egois ingin memiliki semuanya sendiri, tanpa ada niatan untuk berbagi!" ucap Rehan setelah mendorong sosok Liska dengan kasar, hingga membuatnya terjatuh di atas lantai dengan cukup keras.

Banyak pasang mata yang menatap perdebatan mereka, tapi tak ada yang berniat membantu Liska.

"T-tapi bukan aku" ucap Liska dengan lirih dan mata menatap ke lantai dengan tangan terkepal erat. Dia benci dengan dirinya sendiri, kenapa dia menjadi sangat pengecut untuk membela diri sendiri?.

"Cih! Basi gue dengernya! Dasar egois!" ucap Rehan sebelum berlalu dari sana di ikuti oleh sosok Tama dan Adit di belakangnya. Tama dan Adit juga tak berbeda jauh dari Rehan, mereka berdua menatap malas dan tak berminat ke arah Liska.

Liska mengepalkan tangannya dan memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya, hingga mata itu bertemu dengan mata tajam milik Dika.

"Dika... Dika percaya 'kan sama Liska?" tanya Liska dengan raut wajah penuh harap.

"Lu berubah Lis, gue gak kenal lu sekarang" ucap Dika sebelum berjalan menjauh dari sosok Liska.

Dengan raut wajah terkejut Liska menatap tak percaya ke arah depan. Otaknya masih memproses perkataan Dika tadi, hingga suara seseorang mengambil alih kesadarannya.

"Lu.. Gue merasa di rugikan bertunangan sama elu" ucap Aland di dekat telinganya dengan dingin, setelahnya berjalan menyusul langkah Dika.

"Aland.." ucap Liska dengan lirih dengan kepala menunduk dalam, tanpa di minta Liska mulai meneteskan air matanya. Tak pernah terpikir olehnya, bahwa mereka berlima akan membencinya dan tak percaya dengan ucapanya sama sekali. Hanya karena satu gadis yang baru saja hadir di hidup mereka.

Liska juga tak percaya dengan sosok Dika. Bukankah kemarin Dika baru saja berjanji tak akan meninggalkannya? Lalu, kenapa sekarang janji Dika tak di tepati?.

Masih Liska ingat bagaimana awal pertama wanita itu memasuki dunianya, merubah sikap para sahabatnya. Sahabat yang dulu selalu mendukungnya dari belakang menjadi sosok yang melawan arah darinya, bahkan tak mempercayainya lagi.

"Kenapa Dinda jahat sama Liska?" gumam Liska dengan kepala tertunduk dalam.

"Sial" desis 'Liska' saat melihat kejadian tadi, tangannya terkepal dengan cukup erat. Matanya menatap marah ke arah sekelilingnya, menatap satu persatu wajah yang ada di sana. Wajah-wajah yang hanya menonton tanpa ada niatan untuk membantu Liska untuk berdiri.

Tubuh 'Liska' kembali melebur dan berpindah tempat. Saat ini dia berada di lantai dua, berdekatan dengan anak tangga menuju lantai tiga. Di sana terlihat sepi dan tak ada satu orang pun.

Dahi 'Liska' mengerut, menunggu kejadian apa yang akan terjadi di sini, dengan sorot mata tak sabar.

Tak lama langkah kaki mulai terdengar, langkah kaki yang begitu pelan dan lembut. Bahkan nyaris tak terdengar jika keadaan di sana sedikit ramai.

Dari lantai tiga terlihat seorang gadis yang menuruni anak tangga dengan kepala menunduk dalam. Raut wajahnya terlihat sedih dan kecewa dalam satu waktu.

Baru saja tiga anak tangga dia turuni, tangannya sudah di tarik kasar oleh seseorang, membuatnya berbalik dengan kasar ke arah sang pelaku.

Gadis itu menatap kecewa dan sedih ke arah lelaki di depannya.

"Rehan," ucapnya dengan lirik dan nada suara menahan tangis.

"Stop ganggu dia Liska! Dia pacar gue sakarang!" bentak Rehan dengan raut wajah marah dan murka.

"Bukan aku yang ngelakuin itu" ucap Liska dengan raut wajah sedih.

"Stop membela diri lu, gue muak lama-lama sama elu!" ucap Rehan marah dan dalam kemarahannya dia hilang kendali. Dengan kasar dia mendorong bahu Liska. Sudah menjadi kebiasannya mungkin, suka sekali mendorong kasar sosok Liska hingga terjatuh.

Liska limbung, dirinya menatap tak percaya ke arah Rehan. Karena posisinya masih di anak tangga membuatnya terjatuh menggelinding ke bawah.

Rehan yang sadar akan tindakannya pun menatap terkejut ke arah Liska. Saat Rehan akan melangkah untuk membantu sosok Liska, dirinya sudah di dahulu oleh seseorang. Orang itu menangkap tubuh Liska yang sudah terlihat lemah dan beberapa memar serta luka di tangan dan kakinya. Bahkan wajah Liska juga mengeluarkan darah.

"Lis bangun woy!" ucap orang tadi sambil menepuk pipi Liska pelan. Mencoba membuat kesadaran Liska masih ada, tapi tindakannya sia-sia karena Liska sudah pingsan dalam dekapannya.

Dengan raut wajah panik Rangga membawa tubuh Liska dalam gendongannya dan berniat berjalan ke arah UKS, tapi langkahnya terhenti dan menatap tajam Rehan.

"Keterlaluan lu, banci!" desis Rangga dan melanjutkan langkahnya yang sepat tertunda.

Dunia Novel (Sudah DiTerbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang