.49.

29.7K 3K 44
                                    

Niat hati setelah makan ingin terbebas dari sosok Aland dia malah terjebak dengan Aland di ruang santai.

Dengan santai Aland tiduran di sofa panjang dengan paha Liska sebagai bantalan. Tak lupa jari-jemari Liska yang di mainkan oleh Aland. Entah itu mengelusnya atau mengigitnya pelan.

Liska yang melihat tingkah Aland hanya bisa berdecih sinis. Ingin kabur pun tak bisa.

"Bangun Al, kaki gue sakit" ucap Liska dan mencoba membuat Aland bangun dari tidurnya.

Aland yang mendengar perkataan Liska barusan, secara tiba-tiba bangun dari tidurnya dan menatap Liska lekat.

"Kaki lu sakit?" tanya Aland dengan raut wajah cemas.

Liska yang melihat respons Aland sedikit merasa terkejut dan tak percaya.

"Yah?" balas Liska dengan raut wajah tak percaya dan sedikit kikuk.

Mendengar balasan Liska seperti tadi, tanpa di duga Aland berjongkok di depan Liska dan meluruskan kaki Liska. Tak lama Liska merasakan pijatan lembut di kakinya.

"Sakit?" tanya Aland penuh perhatian dan menatap cemas Liska dari bawah.

"G-gak" balas Liska sedikit kikuk dan menatap ke arah Aland dengan raut wajah tak percaya.

"Setan baik mana yang merasukinya?" batin Liska sambil menatap tak percaya ke arah Aland.

Mendengar balasan Liska barusan membuat Aland menghela nafas lega. Tak lama kegiatan Aland tadi berhenti dan sang mulai bangkit dari jongkoknya. Liska menatap ke arah Aland dengan raut wajah heran, hingga pergerakan Aland membuat raut wajahnya berganti antara kesal dan malas.

Aland berpindah ke sisi Liska dan menyenderkan kepalanya di bahu kecil Liska tanpa beban.

"Al" panggil Liska sedikit geram, tangannya juga sudah terkepal kuat. Ingin rasanya memukul kepala Aland dengan keras.

"Hm?" balas Aland sambil mencari tempat nyaman di bahu Liska.

"Lu sadar gak? Lu itu berat Aland!" ucap Liska sedikit kesal dan mencoba menjauhkan Aland dari pundaknya.

"Gue cuma sebentar kek gini" ucap Aland sambil mendekap erat sosok Liska dari samping.

"Jangan peluk-peluk Al, gue gak suka lu peluk" ucap Liska dan memberontak di dalam dekapan Aland.

"Diam sayang" bisik Aland dengan suara sedikit serak di dekat telinga Liska, hal itu berhasil menghentikan pergerakan Liska. Tubuh Liska mematung di dalam dekapan Aland.

Aland yang melihat respons Liska yang seperti itu pun tersenyum senang dan semakin mengeratkan peluknya.

"Gadis pintar" ucap Aland dengan nada suara puas.

Mereka saling diam dengan kegiatan masing-masing. Aland yang menikmati rasa nyamannya dari sosok Liska, sedangkan Liska sedang berpikir bagaimana cara mengusir cowok gila di sampingnya.

"Elus" ucap Aland dan membimbing tangan Liska ke kepalannya.

Mendengar permintaan Aland barusan dengan pasrah Liska menurutinya. Dengan ogah-ogahan dia mengelus rambut Aland.

"Gak pulang? Udah malem, gue juga capek mau istirahat, besok juga sekolah" ucap Liska di tengah-tengah kegiatannya.

"Nanti" balas Aland dengan mata yang mulai tertutup.

"Ck! Pulang Aland, Bunda pasti nyariin" ucap Liska mengusir Aland dengan halus.

"Bunda yang nyuruh ke sini" balas Aland tanpa mengubah posisinya.

"Keras kepala" gumam Liska tanpa suara.

"Bunda nyuruh buat nginep satu malam, katanya buat jaga elu" kata Aland sambil melepaskan pelukannya, tapi kepalanya masih di bahu kiri Liska.

"Pulang gih. Bilang sama Bunda, makasih buat kecemasannya tapi gak perlu kirim elu ke sini" ucap Liska malas.

"Gak bisa, udah malem kalau kejadian waktu itu terulang lagi, lu mau ngerawat gue?" tanya Aland sambil menatap Liska dari samping.

"Ogah!" balas Liska tanpa minat.

"Makanya gue nginep di sini" balas Aland dengan santai.

"Ck! Iya, sekarang bangun. Kamar lu ada di sana!" ucap Liska dengan geram dan menunjuk ke salah satu kamar yang ada di lantai satu.

"Bentar kayak gini dulu Lis" balas Aland dan mulai memejamkan matanya.

Liska yang melihat tindakan Aland hanya bisa mengeram kesal, dengan cukup keras dia menyenderkan tubuhnya di senderen sofa. Berniat mengganggu tidur Aland, tapi bukannya terganggu Aland malah semakin nyaman dengan posisinya kali ini.

"Ck! Cowok gila!" gumam Liska sebal dan menatap ke arah depan dengan kesal.

Suasana di sana hening dan terasa sejuk karena pendingin ruangan. Lama-kelamaan kantuk mulai menyerang Liska. Sekuat tenaga dia mengendalikan kesandarannya tapi naas, tak lama dirinya terjatuh tertidur dengan nyenyaknya.

Merasakan deru nafas teratur dari Liska membuat Aland mulai bangun dari aktingnya.

Aland menatap wajah Liska lekat dan memberikan usapan lembut di pipi Liska.

"Manis" gumam Aland dengan senyum lebar.

Matanya menatap ke arah jam dinding dan ternyata waktu sudah menunjuk ke pukul 23.13 malam.

Dengan perlahan Aland membawa sosok Liska ke dalam gendongannya dan berjalan ke arah kamar Liska berada.

Dunia Novel (Sudah DiTerbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang