Selamat Malam, menjelang tengah malam...,
Kudatang lagi sebelum jika terjadi down system kembali hehehe
Ku sangat ingin mempost chapter ini segera untuk kaliaaan, agar kalian tidak menunggu nunggu terlalu lama .... :)
Baiklah, tunggu apa lagi ...
Please dig in, enjoy and hope you like it ! :)
Chapter 3
"BEEENNNIEEEE!!! KEMBALI, BEEENNIIEE!!!! Aku ikut... Aku ikut!!!!! Bennie, aku mohon kembali, jangan tinggalin aku. Kamu sudah janji, Beenniiiee, kamu sudah janji, kita akan selalu bersama, Bennieee!!!!!"
"Sssstttt, tenang, Nona, tenang..."
Suara perempuan setengah baya yang sudah amat dikenalnya, masuk di antara pekikannya. Alex langsung membuka mata dengan syok, jantungnya berpacu kencang.
"Sssstttt, tenang..." Kembali suara pengasuhnya mencoba menenangkannya.
Alex mengedarkan matanya. Sinar matahari pagi masuk dari jendela kamar, menyadari kamar ini bukan miliknya. Ini...?
"Alex...?" Suara lain yang amat dikenalnya terdengar tenang dan berisi kecemasan.
Saat itu Alex menyadari sepenuhnya mimpi tentang Bennie, dan tentunya teringat akan kejadian kemarin.
"Alex...?" Panggilannya semakin cemas, karena Alex hanya diam dengan tatapan setengah nanar.
Perlahan Alex menoleh pada sumber suara. "Kak? Bennie...?" tanyanya lirih.
Byron terdiam.
"Tristan sudah mencari tahu?" tanya Alex memastikan lagi.
Sesaat Byron terdiam, kemudian mengangguk.
"La...lu?"
Byron sesaat memandang adiknya. Bertepatan dengan Tristan masuk ke dalam kamar. Alex langsung sumringah dengan kedatangan kakak keduanya.
"Kak..., Kakak sudah bertemu dengannya?"
Tristan mengangguk.
"Lalu...?" Alex dengan penasaran, tak satupun kakaknya menjawab apakah Ben ini adalah Bennie saudara kembarnya. "Kak,...? Kakak sudah janji...," seakan mengingatkan.
Byron menghela napas. "Tapi kau janji untuk tenang jika tahu jawabannya?"
Alex mengangguk dengan tak sabar dan jantung berpacu cepat.
Byron diam sesaat seraya melirik Tristan.
Tristan langsung menggantikan. "Ya, Alex, dia Bennie, saudara kembarmu."
Alex terpaku. Jantungnya berhenti. Dunia seakan berhenti yang kemudian merekah bersinar dengan indahnya. Benarkah yang ia dengar ini? Bennie..., dia Bennie... Napasnya mulai tersengal-sengal.
"Alex, tarik napas pelan-pelan," Byron langsung mengingatkan.
Alex mencoba untuk menarik napas perlahan-lahan, mengatur jalan pernapasannya.
"Kakak yakin?" tanyanya lirih menoleh pada Tristan.
Tristan mengangguk.
"Bagaimana Kakak yakin?"
"Dia menyanyikan lagu yang sering kunyanyikan untukmu, pada adiknya sekarang."
Alex terkatup. Senyumnya semakin merekah dengan leganya.
"Aku ingin bertemu dengannya, Kak..." Alex beranjak dari tempat tidur, tapi langsung ditahan oleh Byron.
"Aku ingin bertemu Ben, Kak..., izinkan aku bertemu Ben,...." Ia hampir memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Home - Sequel of The New Home (On Going)
Ficción históricaKehidupan Ben dan Alex sebagai saudara kembar berubah 80 derajat setelah keduanya terpisahkan saat kecil di sebuah Panti Asuhan Putra. Ben diadopsi oleh keluarga sederhana yang memberikannya banyak pelajaran akan arti kehidupan. Sementara Alex diad...