Chapter 7

160 41 8
                                    

Selamat malaaammmm!!!

Kudatang lagi untuk melanjutkan .... hehehehe...

Okeh, kita akan memasuki bab yang berat. Jika kalian telah mengenalku, tentu tahu apa yang kumaksud... :)  dan tahu bagaimana cerita akan tertuang ...  yang tentunya pasti akan menguatkan jalan cerita :)

Tapi, aku tidak akan memaksa... Jika kalian tidak kuat membacanya, silakan dilewat saja, dan baca bagian Alex-nya saja

Soo, bersiap-siaplah... kuatkan mental kalian..., siapkan guling dan tisu ... (warning akan diberikan selanjutnya)

Daaaan.... selamat menikmati :) Hope you like it :)

Chapter 7

Keesokan paginya Alex terbangun dengan setengah hati. Perasaannya tak menentu mengingat hari ini adalah hari Ben akan menjalani hukuman. Semalam penuh Alex tak dapat tidur, hingga Tristan harus menemaninya dengan tidur di sofa kamarnya.

Tidak ada yang dapat tidur nyenyak semalam, membayangkan apa yang akan terjadi pagi ini. Alex tidak akan ke kantor polisi dan menyaksikan penghukuman itu. Kedua kakaknya sama sekali tidak akan mengizinkannya. Tugas Alex hari ini hanyalah berperan sebagai Putri Addellaide dan menemani Marielle, sementara Tristan dan Byron yang akan menemani Ben.

Byron akan menjadi orang pertama yang akan merawat luka-luka itu. Ada perasaan tenang di sana mengetahui kedua kakak tersayangnya akan menemani Ben. Ia tak mau Ben menjalani hukuman seorang diri. Ben harus tahu dia tidak sendiri sekarang, dia juga memiliki dua orang kakak baru yang juga akan menjaganya.

"Titip Bennie, Kak...," ucap Alex lirih saat Tristan dan Byron akan pergi ke kantor polisi, setelah nanti menjemput Bapa Simon terlebih dahulu di St. Peter. Alex memilih untuk pergi secara terpisah ke St. Peter, tidak bersama-sama pergi dengan kedua kakaknya.

Tristan hanya mengangguk pelan. Ia sangat tahu perasaan adiknya.

Serta merta Alex yang telah berbalut wujud Addellaide, memeluk kakaknya dengan kuat.

"Aku takut...."

"Jangan takut, ada kita di sana..." Tapi jujur, Tristan pun merasa takut.

Alex hanya mengangguk perih dan menarik napas dalam-dalam, sebelum dilepaskan pelukannya.

"Papa belum tahu, kan.., tentang Bennie?" tanyanya memastikan.

Tristan terdiam sesaat. Diliriknya kakaknya sebelum akhirnya ia menggeleng.

"Belum...." Tristan memberi jawaban.

Alex menghela napas lega. "Aku tak tahu bagaimana reaksi Papa jika mengetahui ini..."

Tristan terkatup tak berucap, hanya mengangguk.

Byron hanya memandangi mereka dan memberi pelukan singkat pada Alex sebelum dirinya dan Tristan keluar rumah menuju kantor polisi. Ada penyesalan di sana menyadari tak banyak yang mereka dapat lakukan untuk menghindarkan Ben menjalani hukuman itu.

Setelah semalam berbicara panjang dengan ayahnya, meski dengan kekuatan kolega ayahnya sebagai seorang bangsawan terpandang, Lord Waldegrave tak akan mengintervensi hukum yang sedang berjalan dan yang telah ditetapkan. Tapi Ayahnya berjanji akan membantu Ben selepasnya, untuk menjamin kehidupan Ben bersama adik perempuannya selanjutnya.

Kemungkinan bertemunya kembali Alex dengan saudara kembarnya memang akan terjadi, meski tidak diduga akan secepat ini, terlebih dalam situasi seperti ini. Tapi tidak bisa terelakkan, dan tidak akan diingkari. Terlebih Ben pun kini telah kembali menjadi sebatang kara, tanpa siapapun kecuali dengan adik angkatnya yang masih kecil. Beban hidup Ben cukup berat untuk ditanggung sendiri. Mereka tidak akan meninggalkannya.

The Royal Home  - Sequel of The New Home (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang