Chapter 26

162 40 20
                                    

Selamat siaaanggg...

kukembali lagi untuk melanjutkannya hehehe

Baiklah..., mari ...

So, enjoy and hope you like it :)

Chapter 26

Berita duka langsung menyebar dan menghenyakkan semua orang. Mereka telah mengetahui keadaan Lady Mary sebelumnya, namun tidak ada yang akan menyangka, Lady Mary pergi di hari yang sama dengan pernikahan putrinya. Pergi dengan senyuman, setelah menyaksikan putri tercintanya menikah. Terlihat jelas, betapa Lady Mary sangat menunggu dan berusaha untuk dapat menyaksikan peristiwa penting bagi putri tercintanya.

Khalayak memberi simpati yang sangat dalam. Tidak hanya karena Lady Mary yang kini adalah Ibu Mertua dari Pangeran Wellington, tapi juga terlihat betapa Lady Mary sangat mencintai putrinya, Lady Addellaide.

Lady Mary disemayamkan di Gereja St. Patrick dekat di kediaman Keluarga Waldegrave keesokan harinya, dan akan dimakamkan di Makam Keluarga Besar Waldegrave dalam dua hari ke depan. Missa Requim akan diadakan selama tiga hari, juga masa berkabung selama lima diberlakukan untuk menghormati Ibunda Mertua dari Pangeran Wellington dan Ibunda Lady Addellaide.

Pangeran Wellington belum kembali ke Istana. Ia akan tetap berada di Greenbelle, bersama Keluarga Waldegrave, menemani Addellaide. Gadis tercintanya yang sebelumnya berbahagia, kini dirundung duka mendalam.

Alex mengikuti Missa Requim bersama kedua kakak dan ayahnya, serta Pangeran Wellington, dengan nanar dan sabar menerima ucapan duka dari pelayat yang terus berdatangan. Gaun putih suci indah yang ia kenakan kemarin, telah berganti gaun hitam. Kerudung putihnya telah berganti dengan kerudung hitam.

Air mata tak kunjung berhenti dengan mengalir perlahan di pipinya. Duduk diapit oleh ayah dan kakak angkatnya yang menjaganya bila ia mengalami syok tiba-tiba. Sesekali Byron menanyakan keadaannya. Masih mampukah dirinya berada di sini? yang selalu dijawab masih.

Alex berusaha sekuat tenaga melawan segala sesak yang dirasa saat ini, dengan memandang peti kaca Ibundanya di hadapan mereka.

Sesekali Alex merebahkan kepalanya di pundak Byron dan kakaknya itu akan memeluknya hangat, menguatkan perasaannya. Belum pernah ia merasakan kesedihan mendalam seperti ini sebelumnya. Perasaan sedih yang berbeda saat berpisah dengan Ben.

Beginikah perasaan sesungguhnya jika ditinggalkan seorang ibu, meski hanya ibu angkat? Ternyata memanglah sangat berarti sosok seorang ibu, dan ia sangat bersyukur ia dapat merasakannya dan mendapatkan Milady Mary menjadi ibu angkatnya. Meski dengan sosok ibu itulah yang membuat dunia dan hidup Alex berubah total, Alex ikhlas menerimanya.

Ben kembali tak dapat berucap banyak dan melakukan sesuatu untuk menghibur saudara kembarnya. Posisinya bukan siapa-siapa, terlebih bukan bagian keluarga Lady Addellaide. Iapun tak yakin akan dapat menghibur Alex.

Ben sudah merasakan posisi saat ini. Ditinggal ibunda yang ia kenal, meski bukan ibu kandung, untuk selama-lamanya. Ditinggalkan oleh sosok ibu yang mereka impikan sejak kecil, bukanlah hal yang menyenangkan. Ia tahu bagaimana perasaan Alex, meski mungkin posisi Alex lebih ringan, karena Alex tidak ditinggalkan seorang diri bersama seorang adik yang menjadi sepenuhnya tanggung jawab dirinya, tanpa ayah dan kerabat lainnya. Sementara Alex masih memiliki ayah dan dua kakak lelaki yang akan menjaganya dan mendukungnya.

Tapi itu tidak menjadi beda, ditinggalkan sosok tercinta tidak pernah nyaman, bagaimanapun keadaanya. Dan ia pun bersama Marie, tak dapat berdekatan dengan Alex dan keluarga Waldegrave lainnya, dengan status mereka berdua sebagai orang luar.

*^^*

Malam hari setelah para pelayat mulai berkurang kembali pulang, Alex memiliki kesempatan untuk hanya berdua dengan Lady Mary.

The Royal Home  - Sequel of The New Home (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang