Chapter 20

157 45 19
                                    

Selamat malaaaaammm....!!!! :)

Kukembali lagi hehehe ... Mari kita lanjutkan .... :)

Oh, siapkan jantung kalian .....

Enjoy, and hope you like it :)

Chapter 20

"Ben... kenalkan ini Marquess Edinburry, sahabat Paman," George memperkenalkan sahabatnya, kepada Ben. "William, ini putra dari kawanku, Benjamin Wright."

Ben mengangguk dengan anggunnya, layaknya seorang pria bangsawan terhormat, seraya mengulurkan tangannnya, meski jantungnya berpacu dengan kencang.

"Milord..." Ben hampir tercekik suaranya sendiri.

William masih terpaku dengan sosok di hadapannya yang telah mengulurkan tangan padanya, dan bersuara, menyapanya, 'Ya, Tuhan, suaranya pun sama persis. Siapakah anak muda ini?'

William segera tersadar dan menyambut uluran tangan pemuda ini "Ah, ya... anak muda..., senang berkenalan denganmu, Nak." William menyambutnya hangat, menafikkan kenyataan pemuda di hadapannya ini sangatlah mirip dengan Earnest, putra tercintanya.

"Ben baru saja kembali dari Italia, baru saja menyelesaikan sekolah musiknya," George menimpali, mencoba mencairkan suasana.

Ben dan Addellaide tersedak kaget dan saling menengok dengan kebohongan Lord Waldegrave yang terlontar dengan mulusnya.

"Ah, benarkah?" Lord Edinburry langsung menanggapinya dengan semangat. "Mendalami apa, Anak Muda?"

Ben langsung pucat tergagap, bagaimana menjawabnya. Ia sama sekali tak tahu-menahu tentang sekolah musik di Italia. Bagaimana kalau tidak menyambung? Keringat gugup mulai membasahi keningnya.

"Opera!" Byron langsung menimpali, menyelamatkan Ben. "Dia seorang Soprano Opera..." Byron senormal mungkin. Yah paling tidak, suara Ben memang seperti seorang penyanyi opera yang belum terasah.

Alex memejamkan mata dengan bantuan kebohongan lainnya dari sang kakak tercinta.

"Sungguh? Penyanyi opera, rupanya" Marquess tersenyum dengan kagumnya. "Sudah bermain di mana saja?"

"Di La Scala, La Fenice dan Bologna Municipal, juga pernah di Royal Opera House...," Addellaide melengkapinya. Satu kebohongan merajut kebohongan lainnya.

Ben menelan ludah. Ia sama sekali tidak mengenal tempat-tempat itu!

"Ahh, bagus sekali," Marquess semakin kagum, "Luar biasa, anak semuda kau adalah seorang penyanyi opera. Mungkin suatu waktu kita dapat menikmati suara indah-mu anak muda."

"Tidak perlu menunggu, Tuanku, Tuan Muda Wright akan berduet bersama Addellaide. Kita segera akan menikmati keindahan suara dan permainan mereka," sela Byron tanpa beban.

Spontan Ben dan Addellaide menengok kaget pada Byron. Ini tidak ada dalam skenario mereka!

"Ah, baguslah..., saya sudah tidak sabar ingin mendengarnya. Saya ingin sekali mendengar permainan piano putrimu yang indah itu," sahut William seraya beralih pada Lady Addellaide.

Addellaide mengangguk dengan anggunnya menahan kegugupan di dada dengan semua drama ini.

"Pangeran datang...." Tiba-tiba Tristan berbisik pada kakaknya.

Mata Byron langsung mengarah ke pintu, dan melihat sosok itu di mulut pintu.

"Pangeran Wellington sudah tiba." Ia memberitahukan ayahnya, yang langsung menegangkan Addellaide dan Ben. Belum juga mereka berdua sembuh dari kegugupan dengan segala kebohongan ini, adegan utamanya baru saja akan dimulai.

The Royal Home  - Sequel of The New Home (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang