Selamat Malaaaaammmm......
Kudatang lagi, hehehehe
Mari kita lanjutkan...
Enjoy, and hope you like it !!
Chapter 11
Keesokan paginya, selepas sarapan dan bermain sebentar bersama Marie, Alex langsung menuju Klinik Byron.
"Kaakk...!" Seperti biasa, Alex langsung berseru, begitu memasuki klinik.
"Sshh..., jangan berteriak...," Byron langsung memperingatkan, menyambutnya di pintu.
Alex langsung menutup mulutnya, "Maaf..."
Byron hanya tersenyum geli.
"Bagaimana Bennie, Kak?" tanya Alex langsung dengan wajah cemasnya. "Apa dia sudah...?"
Byron mengangguk tersenyum lega, "Ya, semalam dia bangun."
Alex terbelalak dengan senang dan leganya. "Syukurlah," ia langsung menuju kamar Ben.
Tapi ia harus terkatup kecewa dengan Bennie yang masih tertidur.
"Biarkan dia istirahat, Alex. Dia butuh banyak istirahat untuk pemulihannya," ucap Byron menenangkannya.
Alex mengangguk mengerti.
"Apa dia menanyakanku?"
"Tentu saja dia menanyakanmu."
Alex tersenyum dengan senangnya, dan memandang saudara kembarnya, berharap ia akan membuka kedua matanya di saat ia ada di sana.
"Kau ingin secangkir coklat?" Byron menawarkan.
Alex tersenyum mengangguk, "Boleh, Kak, terima kasih."
Byron mengangguk dan segera keluar dari kamar.
*^*
Ben mendengar suara suara lirih berbicara. Suara yang amat ia kenal. Suara Alex dan suara tuan tapi Tuan yang manakah itu? Ben ingin membuka mata.
Ia memaksa untuk membuka matanya, dan sosok pertama yang ia lihat adalah Alex, yang sedang menyesap cangkirnya. Senyum penuh kelegaan tersungging di sana. Akhirnya ia melihat Alex di sana. Ia mencoba bangun tapi kembali hujaman rasa sakit di punggungnya membuatnya memekik tertahan.
"Bennie...?" Alex tersadar dengan pekikan mengagetkannya.
"Hehe, A..lex..." Ben memaksa untuk tersenyum dengan lemahnya.
"Bennie? Kamu sudah bangun??"
Bennie mengangguk tersenyum lemah.
"BENNIEE!!!" Serta merta Alex memeluk saudaranya penuh kebahagiaan.
"UHUK! Al...ex!"
"Oh, maaf." Alex segera dilepaskan pelukannya. "KAAAAKKK!!!" pekiknya girang.
Byron segera muncul dengan panggilan adiknya, dan menemukan pasiennya sudah terbangun dengan rona wajah yang jauh lebih baik daripada sebelumnya, meski masih terlihat pucat dan lemah.
"Hey, selamat pagi." Byron segera memeriksa pasiennya.
Ia mendesah lega setelah memastikan pasien tetap dalam keadaan baik-baik saja.
Alex masih tersenyum penuh kebahagiaan dan kelegaan. "Aku kira aku akan kehilanganmu..." Air matanya mengalir penuh kelegaan.
Ben menggeleng dengan tersenyum.
"Maafkan aku, aku tidak ada di sini, saat kamu bangun semalam..." Alex penuh sesal. "Tapi aku sudah menemanimu sepanjang hari, Bennie, menunggumu bangun."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Home - Sequel of The New Home (On Going)
Fiksi SejarahKehidupan Ben dan Alex sebagai saudara kembar berubah 80 derajat setelah keduanya terpisahkan saat kecil di sebuah Panti Asuhan Putra. Ben diadopsi oleh keluarga sederhana yang memberikannya banyak pelajaran akan arti kehidupan. Sementara Alex diad...