Holaaa, lohaaaa, selamat malaaaaam..... !!! :)
Kukembali untuk melanjutkan cerita ini hehehe....
Let's found out what will happend :)
Enjoy, and hope you like it :)
Chapter 14
Alex masih tergagap dengan sosok gagah dan tampan berdiri di hadapannya. Akhirnya dia datang. Akhirnya Wellington kembali ke Nelincia dan kini telah berada tepat di hadapannya, sedang bersantun dengan Ibundanya.
"Milady Mary, syukurlah Anda tampak sehat dan segar sekali," ucap Wellington dengan santun seraya mengecup tangan Marchonness Waldegrave.
Lady Mary tersenyum dengan anggun, "Terima kasih, Pangeran, Addellaide yang membuatku tetap sehat dan juga kehadiran gadis cilik ini," sahutnya dengan terkekeh renyah.
Wellington tersenyum santun. Ia menyadari kehadiran sosok gadis cilik yang saat ia dating. Gadis cilik itu duduk di pangkuan Addellaide, dan kini beranjak merapat berdiri di sisi Lady Mary dengan memandangnya penuh curiga.
'Siapakah gadis cilik ini? Tidak mungkin anak atau adik Addellaide.' Tapi perhatiannya kini tertuju pada Addellaide yang masih terpaku memandangnya dengan wajah pucat, dan belum berucap sepatah katapun
"Addelle...?" Wellington dengan hati-hati, serta mengulurkan tangannya.
Addellaide menyambut tangan itu yang kemudian dikecup santun oleh Wellington.
Serta merta Addellaide langsung memeluk Wellington erat mengagetkannya.
"Kau kembali, Pangeran...," desis Addellaide pelan, cukup terdengar oleh Wellington.
Entah yang terdengar nada kelegaan ataukah kecewa, Wellington tak tahu pasti.
"Ya, aku pulang, Addelle. Kenapa? Kaupikir aku takkan kembali?" Wellington tersenyum geli. Ada sebersit kelegaan di sana, Addellaide langsung memeluknya erat seperti ini. Addellaide masih menunggunya.
Pelukannya hanya sesaat sebelum dilepaskan dengan gugup. Alex tak tahu apa yang mendorongnya hingga tiba-tiba ia langsung memeluk sang Pangeran dengan erat.
"Tidak, aku tahu kau pasti kembali." Addellaide tersenyum santun.
Wellington tersenyum lega. Dialihkan perhatiannya pada gadis cilik itu yang masih merapat di sisi Milady Mary.
"Hai..., siapa gadis cantik ini?" Wellington mengeluarkan usahanya untuk tidak menakuti gadis cilik ini dan bersikap bersahabat.
"Oh, ini Marie, adik dari teman Tristan," Alex langsung menjawab, begitu melihat Marie semakin meringsut merapat di samping Milady Mary dengan wajah ketakutan.
"Marie..., ini Pangeran Wellington, teman Kakak." Alex mengenalkannya pada Marie. "Beri salam, Sayang."
Malu-malu, Marie memberi hormat santun.
Wellington mengangguk tersenyum hangat.
"Sementara ini, Marie tinggal di sini, tapi hari ini Kakaknya akan datang menjemput," Alex menjelaskan.
"Owh...." Wellington mengangguk mengerti. "Tentu senang sekali ditemani dua gadis cantik. Bukan begitu, Milady...?"
"Yea...." Milady Mary tersenyum dengan renyahnya.
"Dan Addelle pun tampak senang sekali," timpal Wellington.
"Tentu saja, Addelle selalu memiliki hubungan baik dengan anak-anak. Dia sudah siap untuk menjadi seorang ibu." Kalimat yang meluncur begitu saja, memucatkan Alex. Ibunya menyinggung soal dirinya menjadi seorang ibu. Itu artinya...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Home - Sequel of The New Home (On Going)
Ficção HistóricaKehidupan Ben dan Alex sebagai saudara kembar berubah 80 derajat setelah keduanya terpisahkan saat kecil di sebuah Panti Asuhan Putra. Ben diadopsi oleh keluarga sederhana yang memberikannya banyak pelajaran akan arti kehidupan. Sementara Alex diad...