Chapter 28

152 46 11
                                    

Hola Halooo...., selamat malaaaammm

Kukembali lagi !!! :)

Mari kulanjutkan :)

Enjoy and hope you like it

Chapter 28

Tak ada yang dapat menggambarkan kelegaan Ben, setelah hari ini dibuat syok jantung oleh Alex dengan kabar meninggalnya Addellaide. Addellaide memang telah meninggal, tapi bukan Alex. Adiknya itu kini tengah tertidur pulas di kamarnya. Tak ada yang lebih melebihi kelegaan seorang kakak selain melihat adiknya tertidur pulas di dekatnya. Memastikan dia baik-baik saja, dan tetap bersamanya. Dua adik! Ben tidak akan melepaskan mereka lagi.

Ben baru saja memeriksa Alex yang sudah benar-benar tertidur pulas bak seorang malaikat tanpa dosa, saat terdengar ketukan pintu apartemen. Sempat ada keheranan dengan siapa kiranya tamu yang datang malam-malam begini. Tapi sepertinya ia sudah menebaknya, tidak banyak yang tahu dirinya tinggal di sini.

Dan berdirilah dua sosok tinggi dengan wajah cemas yang berusaha tenang, di depan pintu.

"Apa dia di sini?" tanya langsung sosok yang paling tinggi di antara mereka.

Ben mengangguk, "Sudah tidur..." iapun mempersilakan mereka masuk.

Keduanya masuk dan memeriksa kamar yang pintunya setengah terbuka. Mereka menghela napas lega dengan sosok tertidur pulas di sana.

Sosok yang lebih pendek, segera mendekati Alex dan memeriksa kembali segala tanda vital di sana, memastikan Alex dalam keadaan baik-baik saja, tanpa membuatnya terbangun. Sekali lagi helaan napas lega terdengar dengan wajah mengendur tenang.

"Syukurlah, dia baik-baik saja..." Byron menyeka kecemasannya, dengan menengok Tristan yang berdiri memperhatikan Alex.

Tristan mengangguk lega.

Keduanya masih memperhatikan sosok tertidur itu. Mungkin ini kali pertama mereka melihat sosok tertidur Alex dengan balutan pakaian lelaki dan posisi tidur yang sembarangan, tidak anggun seperti Addellaide. Byron dan Tristan harus tersenyum gemas, adiknya ini benar-benar memiliki dua kepribadian.

Ben memperhatikan kedua Waldegrave bersaudara itu yang masih dengan sifat over protektif akut pada Alex. Bercampur antara rasa cemburu dan lega. Betapa beruntungnya Alex. Namun segera tersadarkan dengan mata Byron yang beralih padanya.

"Maafkan kami, Ben..., kami tidak menceritakannya padamu terlebih dahulu," Byron menyampaikannya penuh sesal, seraya berjalan keluar kamar, membiarkan adiknya tidur dengan tenang.

Ben tersenyum, "Tidak apa-apa, Tuan, saya mengerti."

"Aku tahu berita itu pasti hampir membuatmu mati berdiri, dan ya, memang seharusnya kami menceritakannya padamu terlebih dahulu...," Tristan menimpali.

Ben masih tersenyum tipis, "Tapi Tuan memberitahuku, itu yang langsung membuatku lega, dan aku bisa tegak berdiri," ia terkekeh ringan. "Namun tetap tak menutupi kekagetanku, melihat dia berdiri di pintu, hidup dan sehat."

Tristan tersenyum tipis, "Alex memang penuh kejutan, dan tidak ada yang bisa menghalanginya."

Ben tersenyum, "Ya...."

"Tapi jika itu akan membuatnya bahagia..., kami tidak menghalanginya," Byron memastikan.

Ben hanya mengangguk.

"Dia akan bahagia sekarang, kembali menjadi Alex," lanjut Byron seraya kembali melirik adiknya, lalu kembali pada Ben. "Kami kembalikan Alex padamu, Ben..."

Ben terkatup, "Alex masih milik Keluarga Waldegrave."

"Ya, tapi tentu tidak seperti dulu lagi. Dan untuk satu minggu ini adalah masa berkabung Milady dan Addellaide, jadi akan lebih baik jika Alex tidak pulang ke rumah dulu, atau akan ada yang mencurigainya," Byron tersenyum pahit.

The Royal Home  - Sequel of The New Home (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang