Selamat Malaaaaam.....:)
Kudatang lebih awal hehehee...
Bagaimana masih bertahan untuk mengikuti cerita ini ??? Kuharap masih :) Dan bisa kupastikan, chapter sebelumnya tidak akan ada lagi... aaamiiinnn....
Baiklah, mari kita lanjutkan :)
Enjoy and hope you like it :)
Chapter 8
Alex memandangi sosok kecil manis yang masih tertidur di sampingnya. Tangan kecil itu menggenggam erat tangannya seakan tidak ingin dilepaskan. Marie tidak akan melepaskan tangan Malaikat Putihnya. Alex tersenyum melihatnya. 'Bagaimana aku bisa pulang, jika dipegang terus seperti ini?'
Tiba-tiba terlintas di pikirannya, untuk memboyong Marie pulang, dan tinggal di rumah.
Alex melirik nakal pada Emma yang ikut menemani.
"Ah..., maafkan..., akan saya pindahkan Marie...." Tiba-tiba Suster Ann muncul di pintu kamar dan melihat posisi tidur gadis cilik itu yang tidak ingin melepaskan Malaikat Putihnya, sebelum sempat Alex mengutarakan niatnya pada Emma.
"Oh, tidak apa-apa, Suster..., jangan dipindah, nanti dia terbangun, kasihan Marie. Tidak apa-apa, kok...." Alex memberikan senyum menenangkan.
"Tapi..."
"Suster, bolehkah Marie tinggal bersamaku...?" pinta Alex langsung dengan pelan, mengagetkan Suster Ann, dan juga Emma tentunya.
"Eh, Nona ingin membawa Marie pulang dan tinggal bersamamu?" Ann memastikan kembali. Ia terpaksa memanggil Alex dengan sebutan nona, sebagai wujud Alex saat ini yang terbalut sosok Putri Addellaide.
Alex mengangguk pasti dengan menoleh pada Emma memastikan, niatnya jangan ditentang. "Sementara sampai Bennie kembali."
Ann menengok gugup pada pengasuh Addellaide yang telah berusia lebih dari setengah abad.
"Nona...." Anne masih ragu mengizinkannya.
"Suster, Marie adik angkat Bennie, itu berarti Marie adikku juga dan menjadi tanggung jawabku. Sampai Bennie kembali. Dan lagi, kasihan jika Marie tinggal di sini dikelilingi anak anak lelaki ... Paling tidak di rumah ada Mama dan Emma..."
Ann terkatup. "Sebaiknya kita tanyakan pada Marie, apakah ia bersedia tinggal bersama malaikatnya," seraya melirik sosok yang ini telah terbangun.
Alex terkaget dan menengok pada Marie, yang telah membuka kedua mata kecilnya mengerjap-ngerjap dan tersenyum. Tersirat jelas, kelegaan di wajah kecil itu, mengetahui Malaikat Putihnya masih di sampingnya saat ia bangun dari tidur.
"Hai, Cantik..., lelapkah tidurmu, Sayang?" Alex menyapanya hangat.
Marie mengangguk. "Aku mimpi Kakak Ben datang..."
Alex terkatup terenyuh, serta merta langsung dipeluknya Marie.
"Kapan Kakak Ben datang menjemputku...? Kakak Ben tidak ninggalin aku, kan?" tanyanya lagi.
Suster Ann dan Emma terdiam pedih.
"Segera, Sayang, dan tidak, Kakak Ben tidak meninggalkanmu, Cantik...," Alex mempererat pelukannya.
Matanya mulai berkaca-kaca. Hatinya pun gundah, belum ada kabar apa-apa dari kedua kakaknya dan Bapa Simon tentang keadaan Ben. Bagaimana dia sekarang?
Alex langsung menyeka air matanya yang mulai jatuh di pipinya, dan menghadap wajah kecil itu. Marie tidak boleh melihatnya menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Home - Sequel of The New Home (On Going)
Ficción históricaKehidupan Ben dan Alex sebagai saudara kembar berubah 80 derajat setelah keduanya terpisahkan saat kecil di sebuah Panti Asuhan Putra. Ben diadopsi oleh keluarga sederhana yang memberikannya banyak pelajaran akan arti kehidupan. Sementara Alex diad...