Selamat Datang

2.2K 204 39
                                    

Affair
Don't vote don't read
Happy reading
(Semua karya yang Rhie buat pure dari otak Rhie sendiri. Dilarang menjiplak atau plagiat tanpa seizin Rhie)
Jika ada kesamaan cerita, atau gambar yang Rhie selipkan dengan karya orang lain. Maaf itu tidak ada unsur kesengajaan.

 Maaf itu tidak ada unsur kesengajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.............................

Lagi, Taehyung berdiri di depan perusahaan di bidang entertainer yang paling di gandrungi saat ini. Banyak model, aktor bahkan idol dan solois besar dan sukses di bawah naungan management JJ ent. Ia meremat map dalam pelukannya. Tersenyum cerah berharap ia akan diterima.

Ia mengenakan pakaian terbaiknya. Lalu dengan riang senyum secerah hari ini memasuki lobby. Bae Irene, gadis yang berdiri di bagian resepsionis terkejut dengan kedatangannya. Ia terpana, bagaimana bisa laki-laki secantik ini, menurutnya.

"Aada yang bisa saya bantu?" tanya nya.

"Anu, saya mau melamar pekerjaan di sini. Ini cv saya." sumpah, Taehyung gugup sekarang.

Baru di resepsionis saja sudah gemetar, belum masuk ke HRD dan bertemu manager. Apalagi sampai wawancara. Kuat tidak dirinya nanti.

Irene mengecek map tersebut. Matanya membelalak, bahkan pemuda ini lulusan terbaik di bidangnya. "Havard?"

Taehyung mengangguk. "Ya, apa masih ada lowongan?" tanya Taehyung.

"Kenapa tidak mencoba menjadi model saja?" tanya Irene.

Hanya gelengan pelan lalu senyum yang amat menawan Taehyung lontarkan. Tolong selamatkan Irene dari mahkluk super kawai ini ya Tuhan!

"Kamu bisa tunggu dan duduk di lobby dulu, aku akan menghubungi pihak HRD dulu ya." pinta Irene.

"Baiklah."

• • • • • • • • • • • • • • •

"Jim!" panggil Jungkook.

Jimin sudah susah payah menghindari Jungkook pagi ini. Tapi mereka berdua emang tipikal dengan karakter yang sama. Tidak susah saat bangun. Dan kenyataannya pria dengan zodiak virgo itu sudah menarik lengannya.

"Apa Kook? Aku buru-buru, ini sudah hampir terlambat kau tau itu." Jimin nggak bisa, Jimin nggak bisa melihat bahkan mendengar raut bersalah Jungkook.

Ia tidak bisa jika harus membahas kejadian semalam tentang mama mertuanya. Hatinya sakit, tapi kenyataannya dia tidak sendiri. Jungkook yang paling sakit saat ini.

"Maaf." ucap Jungkook.

Apa tadi maaf?

"Kenapa minta maaf?" atensinya kini fokus pada Jungkook. Pria yang sudah menjadi suaminya selama 5 tahun terakhir.

"Maafkan ibu, aaku...

"Nggak, semua kata-kata ibu memang benar adanya! Aku ini manusia macam apa Kook? Kau terjebak dengan pria bajingan seperti aku. Jadi berhenti berharap pada ku lagi! Hentikan perasaan mu itu. Dan maafkan atas sikap ibu ku. Lain kali aku akan memarahinya. Dia juga tidak berhak atas kehidupan mu yang hanya sia-sia untuk ku. Berhenti menyakiti diri mu."

Jimin berbalik, melepas cengkraman tangan suaminya itu pada bahunya. Lalu pergi tanpa menoleh. Ia sudah muak dengan pernikahan konyol ini sedangkan hatinya bukan untuk suaminya.

• • • • • • • • • • • • • • •

"Kamu di terima, tapi besok wawancara dulu sama CEO nya dulu." ucap sang HRD

Matanya membulat sempurna Taehyung tak percaya jika dirinya langsung di terima.

"Sungguh? Saya langsung di terima?" tanya nya penasaran.

Wanita dengan status HRD ini mengulum bibirnya menahan gemas. Sumpah Taehyung ini menggemaskan sekali.

"Benar, tapi jangan lupa wawancaranya jam 9. Setelah itu biarkan CEO yang menentukan posisi mu.

Taehyung mengangguk girang, senyumnya terkembang sempurna apalagi deretan gigi putih terlihat bersih dan terawat.

Seluruh staff di sana hanya menahan untuk tidak mencubiti pipinya. Mereka terpesona.

Setelah itu Taehyung pulang dengan hati senang. Tak lupa menghubungi sang mama dan mendapat antusiasme juga dari sang mama.

• • • • • • • • • • • • • • •

Jimin memilih tidak pulang dan berakhir di sebuah club malam terkenal di Seoul.
Ia meratapi nasibnya yang tak pernah bahagia, atau sekedar beruntung.

Duduk termenung dengan satu botol anggur putih kesukaannya yang sudah habis setengah. Jangan salah, ia kuat minum dan toleransinya sangat tinggi.

Amarah ibu Jungkook menyadarkannya. Bahwa ia hanya memperdulikan bagaimana sakit hatinya secara sepihak tanpa melihat dari sisi Jungkook.

Apalagi, ibu mertuanya bilang Jungkook mencintainya. Sungguh egois dirinya saat ini. Kenapa ia tidak barang sedikit saja bisa membuka hatinya untuk pria itu.

Di saat dirinya asik dengan pikirannya. Seseorang mendekat.

"Sayangi rahimmu, tidak bagus seorang Male Pregnant sepertimu minum seperti ini."
Jimin menoleh, lalu kembali fokus pada gelasnya yang menyisakan seteguk lalu menenggaknya. "Pergilah!" usirnya begitu selesai minum.

"Cantik, tapi gila."ledek pria tersebut.

"Asal uang ku disini masih laku, aku tak perduli ucapan siapapun." sahut Jimin ketus.

"Benarkah? Menggemaskan sekali."kekeh pria tersebut.

Lalu keduanya terlibat obrolan yang tidak jelas semalam penuh.

Begitu pulang Jimin merutuki lupa menanyakan namanya. Meski di awal merasa tak nyaman akhirnya mereka akrab.

Ia mengedikkan bahu saja. Lalu pulang.

Sampai di rumah ternyata Jungkook belum tidur. "Dari mana ?" tanya nya.

"Bukan urusanmu."

Padahal ini sudah jam 2 pagi, Jungkook tak bisa tidur karena takut dan khawatir. Mau seburuk apapun, Jimin adalah tanggung jawabnya.

Ia menghela nafas lagi, melihat punggung itu menghilang dari tangkapan matanya. Ingin sekali menyerah saat ini juga.




To be Continue...

Dan aku oleng lagi 😑😑😑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan aku oleng lagi 😑😑😑

Affair  (KOOKTAE- DISCONTINUE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang