Emergency

1.3K 180 12
                                    

Affair
Don't vote don't read
Happy reading
(Semua karya yang Rhie buat pure dari otak Rhie sendiri. Dilarang menjiplak atau plagiat tanpa seizin Rhie)
Jika ada kesamaan cerita, atau gambar yang Rhie selipkan dengan karya orang lain. Maaf itu tidak ada unsur kesengajaan.

 Maaf itu tidak ada unsur kesengajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy!!

..............................

Satu potong jari yang sudah membusuk. Juga beberapa lembar foto ada di dalam box tersebut.
Tehyung terpaku melihat apa yang ada di box tersebut.

"Kkak..."

Jungkook melihat istrinya seperti kehabisan kata, tak bisa menanggapi apa yang di lihatnya saat ini.

Di atas meja, penampakan bangkai jari manusia yang membusuk, bekas darah yang mulai berubah warna dengan bau busuk yang menyeruak menyebar ke seluruh ruangan.

Lalu satu hal lagi, foto dari beberapa orang yang amat familiar. Apalagi untuk Taehyung.

"Tae, tenang....

Taehyung langsung mengambil foto itu tak perduli dengan busuknya bau juga menjijikkannya bangkai tersebut.

Ia meraihnya dengan tatapan penuh harap jika itu bukan orang yang di kenalnya.

Sraaakkk....!

Deg!!!!

Matanya membulat sempurna dengan satu tetes air mata yang luruh perlahan.

"Jjinie.... Hhobi...Kkak Joon..."

..............................

Jimin masuk ke sebuah bekas gudang tak terpakai di pinggiran kota Seoul.

Bangunan yang cukup menyeramkan, dengan bercak hangus di mana mana bekas kebakaran mungkin sudah bertahun-tahun di tinggalkan.

Di depan pintu masuk besar itu banyak bawahannya berjaga. Lalu satu orang yang menyambutnya. Pria yang amat di kenalnya.

"Kupikir kau akan lama dengan suami mu." ujarnya.

Matanya menatap pria itu tajam. "Apa yang ku minta pada mu sudah kau lakukan?" tanya nya langsung

Park Bogum tersenyum remeh pada adiknya sepupu itu. Maju satu langkah lebih dekat lalu sedikit membungkuk untuk menyejajarkan mata mereka.

"lihat saja, sebentar lagi akan banyak berita tentang apa yang aku kerjakan hari ini."Ujarnya sombong.

Jimin semakin menatapnya tajam. "Bunuh dia cepat, kau terlalu bertele-tele."

Bogum terkekeh lalu berbalik ke arah pintu. Jalan masuk dengan santai dan diikuti Jimin dari belakang.

"Tidak pernah ada yang berhasil mengusik pekerjaan ku." jawabnya.

Jimin tidak menanggapi apapun, cukup yakin pada apa yang sepupunya kerjakan saat ini. Lantas tak lama kemudian keduanya menemukan tiga orang yang di ikat di atas kursi usang.

Dengan tubuh yang penuh luka. Namjoon, Seokjin dan juga Hoseok. Terduduk lemas tak sanggup melawan karena terikat.

Bogum menarik salah satu dagu dari tiga orang tersebut. Dia menatapnya nyalang, meski dalam keadaan seperti ini. Ia masih bisa mengintimidasi.

"Bukan kah dia doktermu?" tanya Bogum.

Jimin menatap Namjoon yang kini melihatnya dengan mata tajam.

Rasanya Jimin malas sekali menghadapinya. "Maafkan aku, karena adik angkat mu itu. Kalian harus merasakan seperti ini." ucapnya datar.

Hoseok melihat tak kalah sengit. Ia bersumpah akan membunuh dua pria ini.

Namun kenyataannya, untuk bergerak pun tidak bisa. Ia kembali menatap mantan tunangannya.

"Jangan menatapku menjijikkan seperti itu." bentak Bogum pada Hoseok.

Cuih!

Hoseok meludahi wajah Bogum dengan tidak elitnya. Bogum hanya tersenyum remeh.

"Manusia rendahan seperti mu akan mendapat balasan yang setimpal!!" sarkas Hoseok. Bogum bangkit sambil terkekeh pelan.

"Tunggu sampai tiba saatnya kau mati." Bogum bangkit, merogoh sapu tangan dalam kantong celananya.

Jimin bersedekap menatap ketiga orang yang paling dekat dengan Taehyung ini.

"Kau sudah gila?" sarkas Namjoon.

"Aku gila juga karna adik kalian." jawab Jimin datar.

"Kau hanya tidak mengenal Jungkook Jim, dia tidak akan tinggal diam setelah kau berani seperti ini." sergah Namjoon.

Namjoon, dia adalah teman semasa SMA sampai kuliah Jungkook. Meskipun selalu berakhir satu kelas. Dia tidak pernah sedekat itu dan menjalin pertemanan dengan Jungkook.

Namun, Namjoon tau persis bagaimana tabiat Jungkook.Mungkin dia terlihat tenang. Namun Jungkook seperti orang pada kebanyakan. Emosinya memang tertutupi dengan baik. Namun sifat iblis juga di milikinya.

"Apa aku perduli?" Tanya Jimin.

"Maka kau akan merasakan nerakamu sebentar lagi. Karena Taehyung juga tak akan tinggal diam." Sergah Seokjin.

"Justru aku sangat menantikan kehadirannya." Jimin mendekati Seokjin.

Menarik dagunya kencang lalu menatapnya nyalang."Kau akan melihat bagaimana aku akan membunuh adik tersayang mu itu."

"Dalam mimpimu!! Dalam mimpimu Park Jimin!!!"

.............................................................

Jungkook membawa Taehyung pulang ke rumah ibunya. Kondisinya cukup buruk jika meninggalkan istrinya itu sendiri.

Tubuhnya bergetar hebat, apalagi matanya terlihat kosong dengan sorot pudar di sana.

Ibunya sangat khawatir saat ini, namun Taehyung berhasil di tenangkan. Dan saat ini tengah tidur pulas di kamar mereka di temani Irene yang sibuk membersihkan tubuh Taehyung dari sisa kotoran bangkai tadi.

Suzy duduk di depan putranya, wajahnya kentara sekali menampakkan raut khawatir juga tanda tanya besar yang tanpa Jungkook perlu jabarkan sudah kentara.

"Jadi?" Tanya Suzy.

Jungkook menghela nafas lantas menceritakan kejadian sebenarnya. Rumah tangga mereka yang semakin kacau. Dan Jimin yang melakukan tindakan nekat seperti ini.

"Ibu, bisa jaga Tae untukku?" Tanya Jungkook setelah selesai bercerita.

Gurat amarah yang di tunjukkan Suzy sudah bisa menjelaskan bagaimana jawaban atas pertanyaan putranya tersebut.

"Aku mau Jimin mendapat balasannya ." Ujar Suzy.

"Tentu bu, aku akan melakukannya."

.............................
To be continue...

To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Affair"

Affair  (KOOKTAE- DISCONTINUE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang