Rasa hangat menjalar kala seorang pria berseragam putih dengan pangkat bar empat kuning pada kedua bahunya mendaratkan kecupan singkat di kening seorang wanita yang tertidur pulas. Tak lama, wanita tersebut membuka mata, terbelalak, lantas mengubah posisi tubuhnya."Mas? Kapan sampainya?"
"Barusan," jawab pria itu dengan senyum khasnya.
"Kok, nggak ngabarin aku dulu?"
"Sengaja. Biar surprise."
Tangan pria itu melingkar di pinggang sang istri. Bibirnya tidak henti menyapu seluruh wajah perempuan berambut panjang dan berikal itu. Dalam kurungan suaminya, perempuan itu diam saja. Ia sangat merindukan sentuhan itu.
"Mas kalo bilang mau pulang malam ini, kan, minimal aku pakai baju cantik sebelum tidur," kata perempuan berkulit kuning langsat itu, bibirnya mengerucut. Membuat laki-laki itu tertawa kecil karena tahu maksud kata 'baju cantik'.
Pria yang memiliki brewok tipis mengecup singkat pipi sang istri. "Begini aja aku udah seneng, kok. Kamu selalu cantik."
"Kalau Ibu tahu, aku dikatain istri nggak becus."
"Ibu nggak akan tahu karena kita lagi di kamar, Sayang."
Bibir wanita bernama Melisa melengkung ke atas. Jika ditanya apa yang membuatnya bahagia hidup di dunia, maka ia akan menjawab menikah dengan laki-laki berprofesi sebagai pilot ini. Kisah cintanya bagai dongeng. Bagaimana tidak, perkenalan mereka bisa dikatakan singkat. Kala itu, Melisa sedang menghadiri sebuah bedah buku yang penulisnya bernama Candra Wicaksana. Sebuah fakta terungkap di sana. Ternyata Candra merupakan seorang pilot. Saat itu, Melisa merasa aneh, apa yang dikejar Candra dari menulis di saat profesinya sekarang cukup menjanjikan. Jawabannya ternyata sederhana, Candra mencari kepuasan. Laki-laki itu berharap orang-orang mau bangkit setelah membaca karyanya.
Dari situlah yang mendorong Melisa berkenalan lebih jauh dengan Candra dan di sinilah sekarang, genap tiga tahun Melisa hidup bersama Candra.
"Mas di sini sampai kapan?"
"Sampai besok sore. Jam enam aku udah harus ke bandara karena ada flight malam."
Melisa menghela napas. Ya, ini risikonya punya suami pilot. Long Distance Marriage sudah menjadi makanan sehari-hari Melisa. Candra harus terbang ke berbagai negara karena tuntutan pekerjaan, meninggalkan istri bersama ibunya. Belum lagi jika dalam kondisi stand by, Melisa gigit jari kalau suaminya mendapatkan telepon mendadak, karena rencana pergi berdua yang sudah tersusun rapi terancam gagal.
Di luaran sana, Melisa disebut wanita beruntung sebab mendapat suami seorang pilot tanpa tahu bahwa Melisa harus siap menghadapi risiko setiap kali Candra terbang.
Setelah puas bermain-main dengan istrinya, Candra bangkit dan masuk ke kamar mandi. Sementara itu, Melisa ikutan bangun sembari mengikat rambutnya, kemudian melangkah menuju dapur untuk membuatkan minuman. Sebenarnya, Candra sudah mengingatkan jika dirinya tidak butuh pelayanan dari istrinya kalau pulang malam, tapi Melisa harus melakukan ini agar tidak mendapat nyinyiran dari sang mertua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Negara - [END]
RomancePertengkaran antara Melisa dengan ibu mertuanya tidak dapat dihindari. Ya, maklum, masih tinggal satu rumah sama mertua. Apa saja bisa menjadi bahan keributan mereka. Sayang sekali, Melisa tidak mendapatkan pembelaan dari Candra---suaminya---karena...