"Mas kalo mau mandi duluan aja. Aku masih mau berenang," kata Melisa setelah piring-piringnya kosong."Nggak mau lanjutin yang tadi?"
Melisa spontan menggeleng cepat. "Habis ini aku mau jalan-jalan, Mas. Sayang masa udah di sini nggak jalan-jalan. Kalau cuma buat begituan mending nginep di hotel saja!"
Candra tertawa kecil, lalu mengusap kepala Melisa yang basah. "Ya udah, jangan lama-lama. Entar kamu malah sakit di sini."
"Iya. Udah sana masuk!"
Akhirnya Candra bangkit dan melangkah masuk. Melisa bermain-main sebentar di kolam karena ia hanya mengulur waktu. Begitu Candra tidak terlihat lagi, Melisa perlahan naik, meraih jubah mandi untuk menutup tubuh basahnya, kemudian melangkah masuk. Dengan langkah pelan, Melisa mendekati pintu dan memastikan dalam keadaan terkunci. Dirasa aman, ia beringsut menggapai tas miliknya, mengeluarkan botol berisi asam folat. Selama di sini, dirinya harus diam-diam meminum obat itu.
Melisa segera menyembunyikan benda itu ke tempat semula sebelum Candra keluar. Beberapa menit kemudian, laki-laki itu muncul dengan mengenakan kemeja putih dan celana pendek.
"Hari ini kita mau ke mana, Bu Melisa?"
"Kita mau ke Kelingking Beach. Mas pernah lihat nggak?"
"Kayaknya pernah. Yang bukitnya mirip punggung dinosaurus itu, kan?"
"Iya! Katanya kalau mau ke bibir pantainya, harus melewati jalan terjal. Jadi, nanti kita ke sananya pakai sepatu, terus jangan lupa bawa minum."
"Kalau gitu kamu mandi dulu sana."
"Oke."
Sebelum masuk ke kamar mandi, Melisa masih sempat-sempatnya mencuri ciuman di pipi Candra. Saat Candra akan membalas, perempuan itu sudah mengunci pintu kamar mandi. Tenang, Melisa punya kejutan di akhir untuk suaminya. Melisa pastikan Candra tidak akan pernah melupakan kejutan itu.
Usai mandi dan berganti pakaian, mereka berdua memutuskan keluar dari villa. Tour guide yang akan memandu perjalanan hari ini rupanya telah menanti kedatangan sepasang suami istri itu. Segera saja Melisa dan Candra masuk ke mobil tour guide tersebut. Kira-kira mereka akan menempuh perjalanan selama tiga puluh menit menuju Kelingking Beach.
Guncangan mulai terasa sekali saat mobil hampir mendekati parkiran. Pasir putih terlihat, berpadu dengan langit biru dan teriknya matahari. Laut jernih serta bukit berbentuk punggung T-Rex warna hijau tampak dari kejauhan. Senyum lebar terpatri di bibir Melisa kala turun dari kendaraan itu. Liburan yang sesungguhnya sebentar lagi akan dimulai.
"Ayo, Mas, kita turun ke sana!" ajak Melisa dengan telunjuk mengarah ke bibir pantai.
"Kamu yakin? Kayaknya jauh, deh."
"Nggak ada salahnya dicoba dulu."
Melisa berlari lebih dulu hingga rambut melambai-lambai akibat tertiup angin. Selang tiga menit, Candra menyusulnya. Laki-laki itu menatap tangga setapak dengan pegangan kayu pada kedua sisi. Cukup curam dan berkelok, bahkan bagian ujungnya terlihat dari atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Negara - [END]
RomancePertengkaran antara Melisa dengan ibu mertuanya tidak dapat dihindari. Ya, maklum, masih tinggal satu rumah sama mertua. Apa saja bisa menjadi bahan keributan mereka. Sayang sekali, Melisa tidak mendapatkan pembelaan dari Candra---suaminya---karena...