Pagi ini Melisa mengemasi pakaian setelah mandi. Sebentar lagi mereka berdua akan pergi menuju pelabuhan untuk menyeberang ke pelabuhan Sanur. Liburan telah usai. Saatnya kembali ke rutinitas dan mendengar suara merdu Sarina.
Usai check out kamar, sepasang suami istri itu memasuki sebuah mobil. Perjalanan menuju pelabuhan tidak memakan banyak waktu karena jalanan lengang. Sengaja Melisa datang pagi-pagi supaya bisa berburu oleh-oleh di pantai Sanur. Perempuan itu sudah membuat daftar belanjaan yang akan dibeli. Tentu dibatasi agar tidak kelebihan bagasi.
Tiba di pelabuhan, Candra membeli tiket kapal kecil menuju Sanur. Oh, ya, laki-laki itu sudah mengaktifkan ponselnya di mobil tadi. Namun, sayang sekali belum bisa digunakan lantaran kesulitan sinyal. Beberapa pesan pun belum masuk semua.
Ternyata saran Candra beli oleh-oleh di Sanur sangat berguna, sebab keberangkatan kapal hanya ada pagi dan sore. Beruntung mereka masih kebagian kapal. Pun tidak harus menunggu lama karena beberapa menit kemudian, mereka berdua disuruh naik ke kapal.
Laut serta cuaca cukup damai sehingga kapal bisa lebih cepat sampai di pelabuhan Sanur. Begitu turun dari kapal, mata Melisa berbinar. Tangan serta kakinya gatal ingin segera pergi ke tempat oleh-oleh.
"Ayo, Mas, ke sana!"
Melisa menyeret suaminya menuju sebuah kios kecil di dekat loket. Di sana terjual berbagai macam pakaian dan aksesoris. Melisa memilih kaus bercorak dan terdapat tulisan Bali, tapi untuk anak-anak.
"Itu buat Tiara?" tanya Candra.
Melisa justru baru sadar dirinya mendatangi pakaian khusus anak-anak. "Oh, iya, buat Tiara."
Tidak hanya pakaian, Melisa juga memilih topi dan gelang. Padangan perempuan itu terpaku pada sebuah topi pantai berdiameter kecil, tidak cukup kalau Tiara yang mengenakan. Akan tetapi, Melisa kepengin beli. Tanpa bertanya dulu pada Candra, Melisa mengambil topi tersebut. Siapa tahu di masa depan topi ini terpakai.
"Sayang, emang Tiara masih cukup pakai baju ini?" Candra kembali bersuara saat Melisa mengambil baju ukuran kecil. Tentu tidak sesuai dengan usia Tiara saat ini.
"Kan, bisa buat anak lain. Atau disimpan buat anak kita."
Candra sempat tertegun, tetapi berhasil menguasai diri. Dari kemarin Melisa terus membahas anak. Namun, ia tidak mungkin mematahkan perasaan sang istri di sini.
"Mas, ibu suka nggak kalau dibeliin ini?" Melisa menunjukkan kain pantai khas Bali pada Candra. Sebenarnya ada rasa ragu saat ingin membelikan oleh-oleh untuk Sarina, tapi kalau tidak dibelikan, lebih parah lagi.
"Beli aja."
"Oke."
Melisa mengantongi kain tersebut. Jumlahnya ada tiga. Untuk dirinya, Sarina, dan Ratna. Kalau Ratna sudah pasti senang dibelikan oleh-oleh. Kalau Sarina, entahlah. Intinya, Melisa sudah baik hati membelikan. Tidak diterima pun bukan urusannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Negara - [END]
RomancePertengkaran antara Melisa dengan ibu mertuanya tidak dapat dihindari. Ya, maklum, masih tinggal satu rumah sama mertua. Apa saja bisa menjadi bahan keributan mereka. Sayang sekali, Melisa tidak mendapatkan pembelaan dari Candra---suaminya---karena...