50 - Kejadian di Pesawat

17.4K 1.1K 16
                                    

Pagi ini, Melisa sangat ceria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, Melisa sangat ceria. Sejak dua puluh menit yang lalu, ia duduk manis menghadap cermin, memoles wajahnya dengan foundation, concealer, bedak, pewarna kelopak mata, dan lip cream. Sebentar lagi ia dan Candra akan berangkat ke bandara. Bukan mengantarkan Candra bertugas, melainkan menjadi penumpang pesawat menuju Bali. Semalam saat suaminya tertidur pulas setelah 'mandi' di bathtub, Melisa kembali mengecek barang bawaannya, seperti baju ganti, baju renang, perlengkapan mandi, perlengkapan salat, alat makan, dan tentu saja baju dinas malam. Walau Candra mendapat jatah libur seminggu, mereka akan di Bali selama lima hari saja. Dua hari setelah itu dimanfaatkan untuk istirahat sebelum terbang lagi.

Pintu kamar mandi terbuka, menampakkan Candra yang sudah rapi mengenakan kaus putih dan celana hitam. Kalau sedang di rumah, jangan harap melihat laki-laki itu memakai warna selain hitam putih. Melisa saja sampai heran.

"Sayang, beberapa hari yang lalu masa berlaku IUD kamu habis, kan?"

Bawah hidung Melisa tercoret lip cream merah setelah itu. Waduh, ini bagian yang Melisa lewatkan. Belum bikin skenario untuk mengelabui suaminya.

"Iya, Mas. Tapi, aku udah pasang lagi pas aku minta izin ke rumah sakit itu. Kenapa emangnya?"

Bodoh. Harusnya Melisa tidak perlu bertanya kenapa karena jawaban Candra membuat jantungnya merosot.

"Aku ngerasa beda dari sebelumnya."

Bohong kalau Melisa tidak terkejut. Lha, dia sendiri juga merasa beda, kok. "Ya mungkin karena baru aja pasang yang baru, Mas. Selagi aku nggak kenapa-napa, Mas tenang aja."

"Ya udah, kalau kamu ngerasa aman."

Tanpa sadar Melisa mengembuskan napas lega. Bersyukur suaminya tidak memperpanjang kasus ini. Semoga saja Candra sadarnya kalau satu spermanya berhasil tembus ke sel telur Melisa.

Selesai dandan, Melisa kembali mengabsen satu per satu barang bawaannya. Dirasa sudah cukup, ia pun meraih tas selempang.

"Kita sarapan terus pamit sama ibu, ya," kata Candra.

"Oke."

Sepasang suami istri itu lantas jalan menuju ruang makan. Kebetulan Sarina sudah ada di sana. Melihat penampilan anak dan menantunya begitu rapi, membuat wanita itu penasaran.

"Mau ke mana kalian?"

Melisa mengambil mangkuk dan sebungkus oatmeal, menyeduhnya dengan air hangat. "Mau liburan, dong. Bosan di rumah terus, panas."

Sarina kemudian menatap anaknya. "Benar?"

"Iya, Bu," jawab Candra.

"Kenapa nggak bilang ibu dulu?"

"Kalau bilang dulu, nanti Ibu pengen ikut. Nggak asik kalo Ibu ikut." Melisa menjawab jujur. "Udah, Ibu mending di rumah aja. Jagain tanaman Ibu. Biarkan kami liburan dengan tenang. Ibu masih ingat kesepakatan kita, kan?"

Ibu Negara - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang