Melisa tenang menyantap sarapannya begitu tahu Syakira berhasil lenyap. Untung saja Sarina benar-benar fokus di taman belakang. Andai wanita itu sadar, pasti Syakira sudah duduk satu meja dengannya. Bisa-bisa gagal rencananya membawa Candra ke rumah sakit.Usai sarapan, Melisa minta berangkat saat itu juga. Lebih pagi lebih baik, bukan? Akan tetapi, setelah tiba di rumah sakit, Melisa harus menunggu Candra selesai melakukan check up rutin. Biasanya, Melisa tidak pernah sensitif terhadap bau. Namun, sejak di mobil tadi wangi pengharum sangat menggelitik hidung dan hampir mengocok perut Melisa. Di ruang tunggu pun, Melisa terpaksa mengenakan masker karena tidak tahan dengan bau disinfektan.
Hampir dua jam menunggu, akhirnya Melisa dan Candra beralih menuju ruangan dokter spesialis Andrologi. Yang mana di sana Candra akan melakukan tes analisa sperma. Keduanya sudah duduk di depan meja seorang dokter laki-laki usai memperkenalkan diri.
"Ibu sama Bapak mau program hamil, ya?"
Melisa melirik suaminya sebentar, kemudian balik arah ke depan untuk menatap sang dokter seraya tersenyum. "Nggak, Dok. Saya cuma mau tahu suami saya sehat apa nggak."
"Oh, baiklah. Sebelumnya saya mau tanya apa Pak Candra tidak sedang mengonsumsi obat-obatan?"
"Tidak ada, Dok," jawab Candra. Sebagai supir pesawat, penggunaan obat-obatan juga ada prosedurnya. Bagi pilot yang sakit dan baru saja minum obat harus istirahat dulu selama dua jam sebelum terbang. Makanya tidak heran jika pesawat bisa delay beberapa jam, salah satu penyebabnya adalah itu.
"Kalau merokok atau minum?"
"Tidak juga, Dok."
"Baiklah. Saya akan jelaskan dulu bagaimana prosedur tes analisa sperma ini, ya. Pertama, pastikan dua atau tiga hari sebelum tes, Pak Candra tidak berhubungan dengan istri. Kedua, sebelum mengambil sampel, pastikan semuanya steril. Kemudian, untuk pengambilan sampel dilakukan di ruang sampel yang telah disediakan. Sperma yang mau dites dimasukkan ke tabung sampel. Cara ambilnya Pak Candra harus melakukan masturbasi. Nanti di dalam ruang sampel sudah disediakan bantuan berupa video."
Melisa yang sedari tadi menyimak lantas bertanya, "Dok, saya boleh bantuin nggak?"
"Boleh, Bu. Bahkan, Ibu boleh mendampingi di dalam jika berkenan. Namun, jangan melakukan hubungan badan atau seks oral karena sperma sangat sensitif dengan cairan dan bau. Itu bisa memengaruhi hasil."
"Hasilnya bisa keluar hari ini juga, kan, Dok?"
"Tentu saja. Hasilnya akan keluar dua jam setelah pengambilan sampel."
Baiklah, Melisa sudah tidak sabar dengan hasilnya. Seorang suster lantas mengantarkan mereka ke sebuah ruangan. Di dalamnya terdapat satu buah sofa panjang, TV, dan DVD. Di sebelah TV disediakan kotak yang tertera nomor telepon, Melisa tidak tahu fungsinya. Pun disediakan kamar mandi lengkap dengan shower, kloset, sabun, sampo, dan handuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Negara - [END]
Lãng mạnPertengkaran antara Melisa dengan ibu mertuanya tidak dapat dihindari. Ya, maklum, masih tinggal satu rumah sama mertua. Apa saja bisa menjadi bahan keributan mereka. Sayang sekali, Melisa tidak mendapatkan pembelaan dari Candra---suaminya---karena...