02 - Melisa vs Sarina

24.8K 1.9K 102
                                    

"Berkali-kali Ibu sudah bilang jangan masak minyak-minyakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Berkali-kali Ibu sudah bilang jangan masak minyak-minyakan. Kamu ini mau bikin kolesterol Ibu naik?"

Melisa tidak bersuara. Tangannya bergerak memindahkan udang goreng ke piring saji. Mengabaikan suara wanita setengah abad di belakang.

"Melisa! Ibu lagi ngomong sama kamu. Kenapa diem aja? Mbok, ya, kalo ada orang tua ngomong itu jangan pura-pura tuli!"

Perempuan yang kini mengenakan outer warna pink dilapisi dengan apron memutar tubuhnya, lantas menghela napas. "Ibu nggak lihat, aku lagi masak. Lagian, Ibu jangan ge-er dulu. Makanan ini bukan buat Ibu, tapi buat Mas Candra."

"Lho, anakku sudah pulang?"

Melisa memutar bola matanya. "Anak Ibu sekarang suami aku, Bu. Bisa nggak kata 'anakku' diganti dengan 'suamimu'?"

"Lho, kamu ini cuma satu kata aja, kok, protes! Terserah Ibu, to. Bener, to, Candra itu anakku. Candra itu masih berbakti sama Ibu."

Kali ini, Melisa mengembuskan napas kasar. Percuma, tidak akan selesai kalau adu mulut dengan Sarina, ibu mertuanya. Jadi, sebagai wanita waras, Melisa memilih mengalah.

Dulu, Melisa selalu berharap memiliki mertua yang sayang padanya, seperti orang tua kandungnya. Namun, setelah menikah dengan Candra, harapan tersebut harus ditelan bulat-bulat. Bayangkan saja, di hari pertama menginjakkan kaki di rumah ini, Melisa hampir saja tidak bisa tidur berdua dengan Candra. Kenapa bisa begitu? Ya, karena Sarina bolak-balik masuk ke kamar anaknya! Untung ada Mama dan Papa Melisa yang menolong.

Tidak hanya itu, Melisa harus mematuhi semua aturan yang dibuat Sarina. Seperti tidak boleh keluar dari rumah lebih dari pukul tujuh malam atau makan harus satu meja dengan wanita itu. Melisa juga wajib ikut serta dalam kegiatan Sarina. Kalau tidak, wanita itu akan memarahi Melisa. Makanan pun tak luput dari perhatian Sarina, Melisa dilarang menyantap snack kesukaannya dan harus makan nasi serta sayur, padahal Melisa tidak suka keduanya. Melisa tidak boleh bangun kesiangan, tidak boleh keluar jika belum masak, dan sederet aturan yang bikin Melisa pusing.

Apa Melisa mematuhi semua aturan tersebut? Tentu saja tidak. Dulu waktu masih kuliah, Melisa kerap pulang di atas jam tujuh malam. Terus, untuk makanan misalnya, Melisa lebih baik beli daripada menyantap makanan sesuai aturan Sarina, hingga akhirnya Melisa berani belajar masak.

Terkadang Melisa tidak betah dan pernah meminta Candra supaya beli rumah sendiri. Namun, sayangnya, tidak mendapatkan izin dari Sarina. Ya, hidup suaminya itu dikendalikan oleh ibunya. Bahkan, saat pergi bulan madu pun, Sarina ikut serta.

Candra muncul mengenakan kaus oblong putih serta celana panjang berwarna hitam. Ia mendekati ibunya dulu, baru Melisa.

"Kamu pulang jam berapa semalam?" tanya Sarina.

"Jam setengah sebelas, Bu."

"Mas, minta tolong ambilin gelas di lemari atas, dong," sela Melisa seraya menunjuk pintu lemari kabinet yang sudah ia buka, tapi saat ingin mengambil gelas itu, tangannya tidak sampai karena letaknya cukup jauh.

Ibu Negara - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang