KABUT-1 | Sebahagia ini di Cintai

80 0 0
                                    

Kebahagiaan yang paling bahagia adalah bahagia di cintai orang yang tepat.

~KABUT

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Saya terima nikah dan kawinya Kayshila Kumara Lavanya binti bapak Wistara Yasser dengan mas kawinnya yang tersebut, dibayar tunai."

Aku Kayshila Kumara Lavanya anak bungsu dari keluarga Wistara Yasser - Pak Tara. Orang biasa memanggilku dengan panggilan Kay.  

Hari ini adalah hari pernikahanku dengan seorang pemuda tampan, pintar, dan juga anak dari keluarga terpandang di desaku, Pranadipa Tegar Mahawira. Aku memanggilnya dengan panggilan Mas Tegar. Dia anak tunggal dari keluarga Mahawira. Ayahnya adalah seorang juragan tanah, Vijendra Mahawira - Ayah Endra. Ayahnya juga keturunan dari sesepuh desa yang kaya raya dan di segani di desa ku. Ibunya seorang kepala sekolah di sekolah negeri terbaik di kota ini. 

"Ayo Kay, salim dulu ke Tegar, kalian sudah sah menjadi suami istri." titah papa setelah semua saksi berkata sah, sesaat setelah mas tegar dengan lantang melafalkan qabul itu. 

Aku mengikuti titah papa. Sekilas, Aku melihat senyum mas Tegar saat aku akan menyaliminya. Senyum itu lepas sekali. Mas Tegar terlihat sangat bahagia. Diantara senyum itu juga terlihat air matanya sedikit menetes. Aku yakin mas Tegar sedang haru bahagia.

Setelahnya, mas Tegar langsung mengecup keningku sembari berkata "Terimakasih Key, aku bahagia sekali, Kamu cantik sekali Key. Temani aku hingga titik akhir ya Key."

Aku hanya tersenyum tersipu malu tanpa membalas ucapannya. Arggghhh rasanya aku ingin teriak saat itu juga.

Aku tidak kalah bahagia. Itu adalah hari paling membahagiakan yang pernah aku rasakan. Pelaminan ini adalah impian ku yang sangat aku nantikan. Perjalanan panjang untuk mencari pemilik tulang rusuk tidak mudah. Pada akhirnya, di hari ini aku mendapatkan pemilik itu. 

Disisi lain terlihat Ningrum Mustika - mamaku sedang melihat kami dengan senyum paling lebar yang pernah aku lihat. Tanpa sedikit pun air mata yang keluar. Mama bahagia, karena bisa mengantar anak bungsunya menuju ke pelaminan, menemani anak bungsunya bertemu dengan sang imam. Haru sudah pasti, tapi mama tidak mau meneteskan air mata itu, karena baginya hari bahagia tidak boleh ada tetesan air mata.

Berbeda dengan mama, Diajeng Ayudhisa - ibu mas Tegar dan ayah Endra. Keduanya terlihat menangis sejak ayah mengucapkan ijab. Maklum, mungkin karena mas Tegar adalah anak tunggal jadi mereka masih tidak percaya jika anaknya akan menikah. Tapi aku percaya bahwa tangisnya adalah tangis bahagia, bukan tangis penyesalan karena anaknya menikah dengan gadis sepertiku (Heheehehheh PD sekali yaaa aku ini).

Acara selanjutnya adalah acara sungkeman kepada kedua orang tua kami. Meminta restu kepada mereka semoga dengan restu orangtua bahtera rumah tangga yang akan kami arungi akan dipermudah.

"Tegar, Kay itu anak papa yang sangat papa sayangi. Dalam hidupnya selama 25 tahun saya dan ibunya tidak pernah membuatnya menangis. Maka dari itu, saya tidak akan pernah ridho jika kamu buat anak saya menangis. Tegar, saya menyerahkan anak saya sepenuhnya kepadamu untuk kamu bahagiakan, bukan untuk kamu sakiti. Janjilah kepada kami akan hal itu Tegar, Tuhan akan dengar semua janji itu. Tegar, saya percaya kamu mampu imami anak saya, jaga anak saya, juga buat dia bahagia selamanya, bukan hanya hari ini. Kalau ada yang salah dari anak saya nanti, beri tahu dia yang benarnya, jangan sekalipun kamu memarahinya, apalagi memukulnya. Jika dia sudah tidak mau dengar katamu, kasih tau papa, papa yang akan mengajarinya. Jika dia sakit, rawat dia gar. Jika kamu sudah tidak mampu kembalikan dia kepada kami, jangan kamu buang dia. Bisa kan Tegar?".

Papa memberikan nasihat yang panjang kepada mas Tegar. Aku tau papa itu belum rela anaknya menikah. Tapi, papa tidak bisa memungkiri bahwa anak bungsunya ini sudah waktunya untuk menikah. Meskipun papa terlihat senang, tapi aku tau papa sempat menangis tadi saat akan melafalkan ijab tadi. Baginya masih berat untuk melepaskan anak bungsunya.

"Papa jangan khawatir, seekor semutpun tidak akan pernah Tegar biarkan untuk menggigit Key. Papa, Tegar sayang sekali dengan Key. Tegar hanya butuh do'a papa juga bimbingan papa untuk terus menjaga Key. Tegar tidak akan mampu tanpa do'a papa dan mama." Ucap mas Tegar meyakinkan papa.

Selanjutnya, kami menghampiri kedua orang tua mas Tegar. Mata ayah dan ibu terlihat sudah bengkak, bahkan air matanya belum juga berhenti padahal kami belum melakukan sungkeman itu. Hati ayah dan ibu mas Tegar sepertinya lembut sekali, terlihat dari raut wajahnya. Seperti yang aku bilang, keduanya terus menangis sedari papa mengucapkan ijab tadi. Aku paham betul perasaan mereka.

"Ayah, ibu Tegar minta do'a dan restunya yaaa. Mohon do'akan terus Tegar untuk menempuh hidup Tegar yang baru ini. Do'akan kami berdua agar mampu menjalani kehidupan rumah tangga ini dengan sempurna." 

Mas Tegar meminta restu kepada kedua orang tuanya namun tidak ada jawaban dari keduanya. Keduanya malah makin menangis saat Tegar mengucapkan itu. Aku juga melihat mas Tegar sedikit meneteskan air matanya. 

Akhirnya ayah Endra bersuara singkat, "Jadilah imam yang baik Mas untuk Kayshila" nasihat ayah untuk mas Tegar.

Dilanjutkan dengan suara ibu Ayu "Kayshila, terimakasih sudah mau menerima anak kami." 

Aku hanya tersenyum dengan sekali meneteskan air mata. Bahagia sekali rasanya. Bukan hanya mas Tegar yang mencintaiku tapi ku yakin keluarganya juga.

Ucapan selamat terus terdengar saat kami berdua menyalami semua tamu undangan. Aku sangat terharu. Hmmm akhirnya mimpi untuk berada di pelaminan dengan sang imam terwujud di hari ini. Aku tidak bisa menahan air mata ini untuk tidak keluar.

"Hapus air matamu Key, aku tidak suka air mata kamu. Nanti cantik Keynya mas hilang loh. Ayo hapus air matanya dan harus senyum yaaaa"- ucap mas Tegar membuyarkan lamunanku. Tangannya menghapus air mata yang jatuh ke pipi ini. Aku tersenyum, sebahagia ini dicintai. 

"Terimakasih mas." ucapku kepada mas Tegar. Tanpa balasan apapun, mas Tegar hanya Tersenyum kepadaku dan melanjutkan salam-salaman dengan tamu undangan.

Dari hati yang paling bahagia di hari ini......

Suara papa yang lantang saat menjadi wali nikahku
Mempercayai mu sebagai imam terbaikku
Menjadikanmu lelaki pilihan yang terbaik
Papa percaya, kamu mampu menjaga, dan membimbingku
Papa percaya, kamu akan menyayangi ku sebaik papa menyayangiku......

Suamiku...
Calon ayah dari anak-anakku
Terimakasih, untuk hari ini

Akhirnya kamu menepati janjimu untuk membawaku ke pelaminan ini. Bahagia ini tidak dapat aku gambarkan mas. Sudah lama aku menantikan suasana ini. 

Mas Tegar, mungkin aku bukanlah wanita yang sempurna. Tapi disini, di hari ini, di barengi do'a dari orang tua juga semua yang hadir. Aku berjanji akan menjadi yang terbaik untuk kamu, Menemanimu dan mendukungmu, selamanya hingga berujung di titik akhir itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

*********************************************************************

Garing dan gk jelas gk sihh? hahhahhahhahahah 

Boleh yaaa kritik sarannya dikolom komentar

Terimakasih banyak :)








Kabar Baik Untuk Tegar | KABUT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang